Mohon tunggu...
Maria G Soemitro
Maria G Soemitro Mohon Tunggu... Administrasi - Relawan Zero Waste Cities

Kompasianer of The Year 2012; Founder #KaisaIndonesia; Member #DPKLTS ; #BJBS (Bandung Juara Bebas Sampah) http://www.maria-g-soemitro.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Gara-gara Mitos di Bulan Puasa

22 Mei 2018   23:12 Diperbarui: 23 Mei 2018   22:14 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: freepik.com

"Kagok edan!"

Yudha mendengus sambil membanting map. Kemudian dia bergegas ke dapur kantor untuk berbuka dengan mi instan dan segelas teh manis hangat. Yudha  merupakan teman kantor beda divisi. Divisinya, ekspor -- impor garmen hampir tiap hari mendapat tekanan. Terlebih Ibu Siti, kepala divisi, gemar sekali memarahi anak buahnya.  Jika marah, bola matanya berputar-putar seperti hendak copot. Sedangkan mulutnya yang berlapis lipstik tebal mengilap nyerocos sambil sesekali memuncratkan ludah. Saking menakutkannya, saya sering membayangkan Ibu Siti sanggup menelan bayi bulat-bulat ketika marah.

"Kagok edan" berarti kepalang gila. Merupakan bahasa Sunda yang digunakan untuk pelampiasan emosi. Yudha menerangkan pada saya, yang waktu itu masih mualaf seumur jagung, bahwa puasa bakal batal kalo marah dan meneruskan  puasa juga percuma karena malaikat menghitung sudah berbuka.

Oh, saya baru tahu. Sesudah itu setiap marah, saya berbuka. Berat rasanya. Karena dengan berbuka berarti hilang  nikmat  berpuasa di bulan Ramadan.

Beruntung divisi Akunting, tempat saya bekerja tidak mendapat tekanan sebesar divisi Yudha. Tekanan dari pihak bank dan pajak per tahunnya  bisa dihitung dengan jari tangan. Sehingga jumlah harus berbuka karena marah tidak sering terjadi.

Sekitar 12 tahun kemudian, sesudah saya mempelajari agama Islam dengan benar. Serta melakukan tanya jawab dengan ulama yang hanya berpegang pada ayat-ayat suci Al Quran dan hadis Nabi Muhamad SAW, barulah saya tahu bahwa yang membatalkan puasa hanyalah makan, minum serta melakukan hubungan intim. Yang lain hanya mitos.

Oalah!  Antara pingin tertawa dan sebel. Bertahun-tahun termakan mitos. Mungkin marah membatalkan puasa, hanyalah ulah orangtua terhadap anaknya yang sedang belajar puasa ya? Anak-anak kan sering marah-marah di awal belajar berpuasa. Sehingga untuk menakut-nakuti, dikatakan marah membatalkan puasa. Karena anak-anak belum memahami bahwa berpuasa harus ridho. Jika puasa diisi marah-marah,  apa bedanya dengan ular yang juga berpuasa ketika ganti kulit?

Ternyata tidak hanya mitos marah membatalkan puasa yang beredar di masyarakat  tapi juga:

  • Kumur-kumur membatalkan puasa. Mungkin ini juga ulah orang tua yang melihat anaknya bolak-balik kumur. Takutnya si anak pura-pura berkumur padahal minum air.
  • Kentut dalam air. Mitos aneh ini saya baca disini. Alasannya jika kentut di dalam air maka akan timbul gelembung dan airpun akan masuk dalam anus. Keanehan mitos kentut dalam air sama absurdnya dengan mengupil yang bakal membatalkan  puasa. Karena mengupil berarti memasukkan sesuatu dalam lubang hidung. Ada-ada saja!
  • Tidur terlalu lama. Ini juga nampaknya dilakukan orang tua untuk menakuti anaknya. Mungkin melihat anaknya hanya tidur melulu ketika berpuasa terucaplah bahwa tidur terlalu lama akan membatalkan puasa!
  • Disuntik membatalkan puasa. Iya sih, disuntik berarti memasukkan cairan ke dalam tubuh. Tapi kan ngga termasuk makan dan minum?
  • Muntah membatalkan puasa. Mungkin orang tua khawatir melihat anaknya yang muntah namun keukeuh meneruskan puasa. Karena itu mereka menakuti dengan bilang muntah membatalkan puasa.
  • Menangis membatalkan  puasa. Tentunya menangis dengan menderaikan air mata yang banyak, sehingga ada kemungkinan tertelan. Orang tua mengambil jalan mudah dengan mengatakan pada anaknya bahwa menangis membatalkan puasa.

Mitos  hal-hal yang menimbulkan batalnya puasa, sering menjadi perdebatan. Diluar anggapan membatalkan yang absurd seperti mengupil dan kentut di dalam air, saya berpendapat semua merupakan usaha orang tua agar anaknya berpuasa dengan ikhlas. Jangan marah-marah, jangan tidur terlalu lama. Dan ketika ananda keukeuh berpuasa walau sakit dan muntah, keluarlah mitos sakti agar membatalkan puasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun