Mohon tunggu...
Mardi Yanto
Mardi Yanto Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pembelajar

Seorang pembelajar dan penjelajah. Bagi saya mimpi sangat dekat dengan kenyataan. Mimpi juga sebenarnya tidak selalu terjadi saat seseorang sedang tertidur, atau di bawah alam sadar. Dalam kondisi sadar pun kita bisa bermimpi. Mimpi sebenarnya juga tidak identik dengan sesuatu yang sulit atau mustahil tercapai.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fakta Mengagetkan Perceraian Deddy Corbuzier-Kalina

28 Maret 2013   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:06 47833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1364440411165751423

[caption id="attachment_251602" align="alignnone" width="620" caption="KOMPASIMAGE"][/caption]

Rabu, 27 Maret lalu, acara HITAM PUTIH TRANS7 menjadi acara yang paling dinanti-nanti khalayak. Apa pasal, sebab sang tuan rumah, Deddy Cahyadi atau lebih populer dengan nama Deddy Corbuzier (DC) bakal membeberkan kisah perceraiannya dengan sanga mantan istri, Kalina.

Uniknya, Sang Mentalist ini bersama Kalina, dan Azka, anak DC sebagai bintang tamu. Sementara host dipercayakan kepada Okky Lukman, yang tampil “luar biasa” malam itu. “Kenapa DC mau mempercayakan Okky sebagai host,” tanya seorang pemirsa melalui twitter. DC ringan menjawab karena dia merasa dekat dengan Okky, tetapi saya lebih menduga DC memilih Okky Lukman karena artis yang meroket berkat Lenong Rumpi, adalah sosok artis yang cerdas, atau setidaknya “nyambung” dengan pembicaraan DC, yang semua orang tahu acapkali berbicara lugas, cekatan, cepat, dan tanpa tendensi.

Saya termasuk pengagum DC dengan kata-katanya yang acapkali menohok akal sehat saya. Pantas jika saya penasaran alasan dan logika macam apa yang membuat ia memutuskan bercerai dengan Kalina, yang ia persunting 12 tahun lalu, dan telah memberikan buah hati, Azka.

Berikut saya kutipkan beberapa komentar DC, yang sangat menarik atau boleh jadi bakal menjadi perdebatan di ranah publik.

Sepanjang wawancara DC-Kalina, saling membeberkan alasan mereka berpisah. Satu yang mencuat adalah alasan yang menurut saya klise, yaitu karena sudah tidak adanya saling kecocokan antar keduanya. Atau dengan kata lain, sudah tidak ada “kenyamanan” di antara mereka.

Tetapi yang membuat saya kaget,  DC-Kalina berpisah karena Azka, anak mereka. Alasan DC_Kalina, mereka tidak ingin bersandiwara di depan Azka, yang beber -DC mengajarkan Azka sesuatu yang keliru selama ini. Singkat kata, rupanya DC-Kalina bermanis-manis di depan Azka, dan di belakang Azka rupanya kerap bertengkar. Dan, menurut DC-Kalina, Azka tahu keadaan ini.

DC-Kalina, sungguh beruntung di dunia ini memiliki anak seperti Azka. Bagaimana dengan sebagian besar anak-anak pada umumnya, apakah sudah mampu berpikir “sedewasa” Azka?

Kata-kata DC, yang menarik lainnya jika saya tidak salah catat adalah bahwa perceraian tidak selalu berdampak negatif kepada anak. Tentu saja DC berani berbicara demikain melihat sikap anaknya, yang lebih nyaman setelah mereka berpisah. Aneh juga kan? Lha iya karena setelah DC-Kalina berpisah tidak terjadi pertengkaran. Saya lantas berkesimpulan bahwa bukan masalah perceraiannya tetapi Azka nyaman karena kedua orangtuanya tidak bertengkar.

Bagi saya yang notabene sudah berkeluarga, kasus DC-Kalina ini unik. Apa benar tidak ada dampak negatif perceraian bagi anak? Boleh saja, DC-Kalina mengatakan seperti itu, tetapi roda kehidupan pasti berputar, DC-Kalina jelas tidak akan selamanya bisa selalu untuk Azka, karena boleh jadi keduanya akan membina rumah tangga lagi dengan pasangan berikutnya.

Pertanyaan lain yang dijawab sangat bagus oleh DC adalah, apakah ia salah memilih pasangan? Dengan cekatan DC menjawab, “Tidak!, ini karena kesalahan Kita berdua yang tidak bisa bersatu.” begitu kira-kira katanya.

Meski publik disodori alasan yang terbuka oleh DC_Kalina, tetapi saya menangkap suatu “kepahitan” yang harus mereka telan berdua, kepura-puraan, dan rasa ego yang tinggi keduanya.

Saya malah menangkap “ego” itulah sumber perpecahan mereka. Namanya berkeluarga adalah menyatukan dua insan yang berbeda, bahkan mungkin sifat, perilaku, ras, suku, atau bahkan agama. Keduanya meski bertoleransi, mau mengalah bukan lantas terindas, itulah prinsip toleransi dalam keluarga. Apalagi sebuah pernikahan cross culture marrige, seperti diketahui Deddy (nonmuslim), Kalina (muslim). Saya sendiri termasuk mengalami gegar budaya karena menikah, saya Jawa, Istri melayu-cina. Banyak perbedaan, yang memaksa kita untuk menahan napas, dan meletakkan segalanya pada sebuah pondasi keutuhan rumah tangga. Bukan saya sok pintar, tetapi sekadar berkomentar loh!

Lepas dari itu, saya salut dengan DC-Kalina, mereka sedikit artis yang secara cerdas dan terbuka berbicara, masalah yang sangat privasi di ruang publik .

Saya mencatat, setidaknya DC sangat berat mengambil keputusan ini, dan dengan amat sangat sadar apa yang dilakukannya tidak benar.  Sepertinya kata DC, di closing acara yang menyampaikan permohonan maaf kepada para penggemarnya dengan kata-kata, “ berpisah itu tidak benar, i’m sorry...i’am not perfect!”

Sangat jarang seorang artis, publik figur dengan “gentle”  berbicara seperti itu. Iya kan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun