Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencermati Permintaan Rizieq untuk Rekonsiliasi dengan Jokowi

21 Juni 2017   09:35 Diperbarui: 21 Juni 2017   19:59 1413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Habib Rizieq Sihab ,Imam Besar Front Pembela Islam dikabarkan sekarang ini berada di Saudi Arabia untuk melaksanakan ibadah Ramadhan.
Sebelumnya ia juga pernah  singgah di Malaysia untuk menyelesaikan program doktornya dan kemudian ia kembali lagi ke Saudi untuk ibadah puasa.Menurut berbagai informasi Rizieq meninggalkan Indonesia sekitar 5 Mei 2017.
Menurut Sugito Atmoprawiro ,pengacara Imam Besar FPI itu ,tidak kembalinya Rizieq ke Indonesia sebagai bentuk perlawanan.
Sebagaimana dikutip dari surat kabar .id,15/5/2017,Sugito menyatakan " Simbol perlawanan terhadap ketidak adilan .Ini perkara kok tiba tiba ditindak lanjuti ,tiba tiba muncul kembali " papar Sugito pada Senin,15/5/2017.

Tentu perkara yang dimaksudkan Sugito adalah percakapan atau sex chat antara Firza Husein dengan seorang pria yang diduga Habib Rizieq.
Sugito selanjutnya mengatakan dia menduga ada upaya untuk memojokkan kliennya." Dugaan kuat saya seperti pelampiasan dendam Ahok kalah di Pilgub dan di vonnis di persidangan" paparnya.

Dari keterangan Sugito maka terlihat konstruksi berpikir yang terbangun ialah Rizieq tidak kembali ke Indonesia sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidak adilan dan kasus hukum yang menimpa kliennya itu merupakan bentuk balas dendam karena Ahok kalah di pilgub dki dan kemudian oleh pengadilan dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Polda Metro Jaya telah menetapkan Rizieq sebagai tersangka dalam kasus sex chatting dan polda juga telah menyatakan Rizieq masuk dalam DPO oleh karena dua kali dipanggil penyidik namun tidak datang . Dengan keterangan Sugito maka kuat dugaan Rizieq tidak akan pulang ke Indonesia untuk memenuhi panggilan polda karena seperti yang dikatakan keberadaan Rizieq di Saudi adalah sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidak adilan.

Dalam suasana seperti inilah menjadi menarik untuk mencermati keterangan Yusril Ihza Mahendra yang siap untuk melakukan rekonsiliasi antara Habib Rizieq,Imam Besar FPI dengan Presiden Joko Widodo. Sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia,Minggu,18 Juni 2017,Yusril mengatakan " Saya siap mengajukan formula rekonsiliasi yang Insya Allah dapat diterima kedua pihak demi kesatuan dan persatuan bangsa".
Pernyataan Yusril itu merupakan respons atas permintaan Rizieq Shihab yang ingin dirinya membentuk forum rekonsiliasi antara pemerintah dan pihak pihak seperti GNPF MUI,aktivis termasuk Rizieq.

Yusril belum mengemukakan formula rekonsiliasi yang dirancangnya tetapi ia mengatakan tidak ingin ada salah satu berada diatas angin dan pihak lain merasa terusik harkat dan martabatnya. Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu juga mengemukakan ,rekonsiliasi itu sekarang  sangat tergantung kepada pemerintah.

Berdasarkan keterangan Yusril maka terbaca bahwa keinginan untuk rekonsiliasi dengan Presiden Jokowi itu datangnya dari Habib Rizieq.
Terhadap tawaran ini sampai sekarang kita belum mendengar tanggapan atau reaksi dari Presiden Jokowi atau pemerintah.
Oleh karena Jokowi belum mengeluarkan tanggapan resmi maka tidak salah jugalah kalau dicoba memprediksi bagaimana sikap Jokowi tentang hal tersebut.

Habib Rizieq adalah sosok yang semakin dikenal karena keberhasilannya menggerakkan jutaan ummat islam pada Aksi Bela Islam terutama Aksi 4/11 dan 2/12. Salah satu faktor kuat sehingga ia berhasil menggerakkan ummat islam ialah dengan mengemukakan jargon " Penjarakan Ahok " oleh karena mantan Bupati Belitung Timur itu telah melakukan penistaan agama berkaitan dengan ucapan Ahok di Kepulauan Seribu tentang Al Maidah 51.

Aksi 4/11 digelar di depan istana presiden dan massa atau perwakilan massa ingin ketemu Jokowi yang berarti tuntutan " Penjarakan Ahok" itu ditujukan kepada presiden sementara kita tahu Presiden tidak punya kewenangan hukum untuk memerintahkan agar Ahok ditahan .
Disisi lain oleh karena Ahok belum dipenjarakan maka pada bulan Desember 2016 ,Rizieq mengumandangkan kata " Revolusi".
Timbul pertanyaan kepada siapakah kata " Revolusi" itu ditujukannya.Walaupun tidak dengan jelas Rizieq menyebut kepada siapa kata itu ditujukan tetapi kita sudah dapat menduga kemana arah yang dimaksudkannya.

Selanjutnya oleh banyak pihak dan tentunya juga pihak pemerintah menilai gerakan gerakan atau aksi yang dikordinir oleh Rizieq dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa kita serta juga dapat mendegradasi pemahaman kita tentang kebhinnekaan.
Rasanya hubungan antar ummat beragama menjadi gerah akibat suasana politik pada pilgub dki sehingga belum pernah terjadi hubungan antar ummat beragama di negeri ini segerah masa kemarin itu.

Untuk mencegah berbagai ekses akibat aksi yang dilancarkan  Rizieq terutama melalui Gerakan Nasional Pembela Fatwa MUI ,terlihat Jokowi harus bekerja keras mengkonsolidasi TNI dan Polri serta menjalin komunikasi yang intensif dengan parpol,organisasi keagamaan serta tokoh tokoh di republik ini.Artinya enerji Jokowi juga tersita untuk itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun