Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Etiskah Anies Kritisi Jokowi tentang "Saya Indonesia Saya Pancasila"?

4 Juni 2017   11:40 Diperbarui: 27 Juli 2017   12:43 2121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anies Rasyid Baswedan ,Gubernur Terpilih DKI dalam sambutannya pada acara KAHMI di kediaman Akbar Tanjung,Sabtu,3 Juni telah mengkritisi selogan yang dipopulerkan Presiden Jokowi," Saya Indonesia,Saya Pancasila".

Kita mengetahui pada 1 Juni yang lalu pada peringatan
Hari Lahir Pancasila ,Presiden Jokowi telah mengumandangkan selogan tersebut yang tentunya dengan maksud agar bangsa ini kembali mengingat jati dirinya sebagai bangsa sekaligus menyadari bahwa kita punya ideologi yang bernama Pancasila.
Saya memaknai selogan yang diusung Presiden Jokowi ini sangat positif mengingat beberapa bulan belakangan ini ada terasa  hubungan kita sesama anak bangsa agak gerah oleh karena munculnya sentimen primordial yang berbasiskan agama dan etnik.Tidak dapat dinafikan pemicu utama munculnya kegerahan tersebut adalah pilgub dki yang terasa begitu panas yang efeknya juga terasa sampai ke daerah daerah.

Dalam konteks yang demikian maka selogan yang dikemukakan presiden dimaksudkan untuk menperkuat kembali rasa ke indonesiaan sekaligus kecintaan kita terhadap pancasila.

Kritik Anies Baswedan ,Gubernur DKI terpilih terhadap selogan yang dikemukakan presiden itu berkaitan dengan pemilihan kata " saya" yang menurutnya tidak tepat untuk digunakan ,karena akan menimbulkan pengkotak kotakan ," saya" terhadap " anda" .Kata " kita " menurut Anies akan memunculkan rasa kebersamaan dan saling merangkul.

Memang seperti yang banyak kita baca sudah bermunculan juga kritik terhadap selogan yang dipopulerkan Jokowi itu .Ada yang mengemukakan yang lebih tepat adalah " Saya Indonesia,Saya Pejuang atau Pengamal Pancasila" atau " Saya Indonesia ,Saya Pancasilais".
Tetapi artikel ini bukan untuk membahas tepat tidaknya selogan tersebut dari sisi kebahasaan tetapi hanya ingin mendiskusikan apakah etis atau tidak Anies mengkritisi hal tersebut.

Anies Baswedan adalah gubernur terpilih sesuai dengan putusan kpu dki.Direncanakan pasangan Anies-Sandi akan dilantik sebagai nakhoda baru Jakarta pada oktober mendatang.
Walaupun saat ini Anies belumlah memangku jabatan gubernur tetapi sebagai gubernur terpilih yang hanya menunggu waktu pelantikan rasanya kurang layaklah ia memberi kritik terhadap presiden sehubungan dengan penggunaan selogan dimaksud.
Sebagaimana kita saksikan selogan "Saya Indonesia,Saya Pancasila" telah dikumandangkan di negeri ini termasuk di daerah daerah.Para pejabat pemerintah di tingkat pusat maupun di tingkat daerah sudah mengkampanyekan tentang selogan ini.

Bahkan di beberapa daerah ,kepala daerah beserta forum komunikasi pimpinan daerah telah menggelar semacam acara resmi membacakan deklarasi yang berisi tekad akan mewujudkan semangat " Saya Indonesia,Saya Pancasila "di daerahnya.
Menjadi pertanyaan andainya Anies Baswedan sudah menduduki jabatan gubernur dki pada 1 juni yang lalu apakah ia akan mengkritisi selogan tersebut.Mungkin jawabnya ya dan kalau jawabnya demikian apakah selogan tersebut akan dimasyarakatkannya pada lingkup pemerintahan yang dipimpinnya?.

Selanjutnya publik bisa menerawang lebih jauh apakah kritik yang disampaikan mantan mendikbud ini akan terus berlanjut ketika ia sudah memangku jabatan di dki apabila muncul berbagai kebijakan presiden/ pemerintah yang menurut pendapatnya tidak sesuai dengan kebijakannya.
Memang masih terlalu dini untuk membahas hal tersebut tetapi kritik terbuka nya kepada presiden berkaitan dengan selogan " Saya Indonesia,Saya Pancasila" juga sudah memberi gambaran awal kepada kita bagaimana nantinya relasi antara pemprov dki dengan pemerintah pusat .Tetapi saya berharap gambaran awal yang saya bayangkan itu tidak terjadi.

Salam Persatuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun