Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Coba Dicek, Beredar Kabar di Pasar Senen Ada Pembagian Beras Gratis", Bertanya atau Memberitahu?

5 Januari 2019   07:55 Diperbarui: 5 Januari 2019   08:05 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Coba Dicek ,Beredar Kabar di Pasar  Senen Ada Pembagian Beras Gratis" ,Bertanya Atau Memberitahu?

Kalaulah ada isi twit seperti itu, reaksi apakah yang akan muncul? Pertama, tidak ada reaksi apa apa karena yang membacanya menganggap tidak ada nilai berita itu oleh karena yang men-twit nya saya, seseorang yang tidak mereka kenal.

Tetapi kalau berita itu diciutkan oleh seseorang yang mereka kenal, apakah itu politisi atau seorang ustaz kemungkinan besar akan banyak orang datang ke Pasar Senen untuk ikut mengambil  beras yang menurut mereka dibagikan secara gratis itu. Karenanya sangat penting untuk menilai ketokohan sosok yang menyampaikan twitt itu.

Sebutlah misalnya yang mengemukakan nya seorang politisi DKI yang sudah tersoho, fans atau pengagum politisi itu akan datang beramai ramai ke pasar itu karena mereka tidak melihat lagi isi twit itu.

Bagi mereka politisi yang mereka senangi itu bukan bertanya tetapi justru menginformasikan bahwa di Pasar Senen ada pembagian beras gratis. Begitu juga kalau yang mentwitnya seorang ustaz, para pengagum ustaz itu akan langsung meyakini berita itu.

Ketika mereka yang meyakini itu datang berbondong-bondong ke pasar Senen dan nyatanya tidak ada pembagian beras gratis itu, lalu kemudian terjadi kehebohan bisakah politisi atau ustaz itu mengatakan saya kan hanya bertanya.

Apakah saya salah kalau bertanya ujar politisi dan ustaz itu. Lalu keduanya menegaskan lagi, ini kan negara demokrasi masak untuk bertanya saja dilarang ? Atau juga mereka mengatakan, saya hanya bertanya dengan maksud untuk menjaga agar Kepala Pasar Senen tidak kena fitnah.

Sebenarnya sangat mudah mematahkan argumentasi yang demikian. Sebenarnya  itu bukan argumentasi tetapi sejenis "pokrol bambu", istilah pokrol bambu ini sangat populer dimasa lalu. Istilah ini sering disematkan kepada seseorang yang pandai bermain lidah yang artinya pandai mengolah kata-kata sehingga dirinya saja lah yang paling benar.

Permainan kata-kata untuk membenarkan ucapan seseorang sering juga dikatakan "debat kusir". Saya tidak tahu darimana asal istilah ini tetapi "debat kusir" juga sering dimaknai sebagai kemampuan seseorang mengolah kata dalam berdebat yang pada akhirnya bertujuan agar dia menang sendiri dalam debat itu.

O ya kembali kepada pokok bahasan, sungguh tidak tepat kalau politisi atau ustaz yang mentwit ada pembagian beras gratis itu dengan berdalih saya kan hanya bertanya bukan memberitahu.

Sebagai tokoh, sebagai politisi, sebagai ustaz, mengapa harus bertanya melalui Twitter. Twitter ini kan dibaca banyak orang dan belum tentu yang punya otoritas untuk menjawab pertanyaan itu membaca cuitan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun