Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Gerindra-PKS di Jabar Terancam Pecah, Bagaimana di Daerah Lainnya?

13 September 2017   13:02 Diperbarui: 14 September 2017   05:26 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Semenjak sukses mendudukkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI telah terbentuk persepsi di sebahagian masyarakat bahwa success story Gerindra -PKS ini akan menjalar kedaerah daerah lainnya.

Sebagaimana dimaklumi pilkada gelombang ketiga pada Juni 2018 akan digelar pada 171 daerah berupa provinsi,kabupaten dan kota. Para pengamat politik amatir memperkirakan di sejumlah daerah dimana koalisi Gerindra-PKS dapat mengusung sendiri calonnya maka satu pasangan calon akan mereka sepakati.

Karenanya sangat jarang terdengar wacana yang ingin menyatukan kekuatan PDIP dan Gerindra di suatu daerah. Malahan di berbagai daerah terdengar mengemukanya kembali kekuatan yang mendukung Aksi Aksi Bela Islam.

Sepertinya ada yang menghembuskan akan ada poros politik yang berbasis "pembela agama" yang akan berhadapan dengan partai pendukung "si penista agama".

Dalam pemahaman yang demikian serta berkaca pada pilgub DKI maka diperkirakan pola ini juga akan muncul pada pilkada nanti. Kalau koalisi Gerindra -PKS dan juga kemungkinan PAN berada pada sebuah koalisi yang padu maka pasangan pada pilkada akan didukung oleh massa Gerindra, massa PKS,massa PAN dan massa yang mendukung Aksi Aksi Bela Islam.

Secara pribadi, penulis melihat kalau polarisasi  seperti ini muncul tentu akan merugikan pertumbuhan demokrasi serta penguatan semangat kebangsaan di negeri ini.

Walaupun polarisasi yang demikian menimbulkan iklim yang kurang sehat tetapi bukan tidak mungkin wacana seperti ini tetap akan muncul.
Pada awalnya penulis juga beranggapan soliditas Gerindra-PKS akan terbina dan terpelihara dengan baik.

Tapi penulis mulai ragu dengan anggapan yang demikian setelah memperhatikan dinamika politik yang terjadi di Jawa Barat. Sebagaimana diketahui pada awalnya Gerindra -PKS sudah sepakat untuk memajukan pasangan Dedy Mizwar-Achmad Syaikhu pada pilgub Jabar nanti. Tetapi belakangan ini Gerindra kelihatannya tidak lagi akan mendukung pasangan tersebut.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com ,12/9/2017,Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat,Mulyadi mengatakan hingga saat ini koalisi yang terjalin antara pihaknya dengan PKS, belum menunjukkan progress yang signifikan. "Sampai hari ini belum ada progress yang menggembirakan baik yang terkait kandidat maupun terkait kerjasama dengan PKS sebagai partai yang berencana berkoalisi dengan Gerindra di Pilgub 2018" kata Mulyadi.

Selanjutnya Mulyadi juga mengemukakan komunikasi antara partai Gerindra dengan PKS tidak berjalan dengan baik. Kemudian Mulyadi menambahkan dalam waktu dekat ini pihaknya akan menemui Iwan Sulanjana, Ketua Partai Demokrat, Jawa Barat untuk kembali membahas kemungkinan kerjasama pada pilgub Jawa Barat.

Penulis tentu tidak dapat memahami secara persis apa penyebab koalisi kedua parpol tersebut terancam batal.Penulis juga tidak memperoleh informasi yang memadai tentang arti kalimat "komunikasi antara Gerindra dan PKS tidak berjalan dengan baik".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun