Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Apakah Saracen " Pabrik" Ujaran Kebencian Hanya untuk Kejar Uang?

25 Agustus 2017   14:56 Diperbarui: 25 Agustus 2017   22:17 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sekurang-kurangnya dalam tiga tahun ini sangat terasa semakin derasnya arus informasi yang bersumber dari medsos yang berisi berbagai informasi yang mengandung konten ujaran kebencian. Walaupun tidak dapat menggambarkan berapa persen proporsinya tapi saya berkeyakinan ujaran ujaran kebencian yang disebarkan melalui medsos itu telah memengaruhi berbagai segi dalam hubungan kita sebagai sesama anak bangsa. Perasaan " kami" dengan " kamu" muncul karena perbedaan agama dan suku tentu juga dipengaruhi oleh penetrasi berita medsos yang beredar.

Di awal-awal reformasi dulu sangat kuat berkembang issu ada nya upaya kekuatan asing untuk memecah belah kesatuan bangsa ini yang pada gilirannya tentu akan memecah keutuhan NKRI. Saya dan mungkin anda sependapat bahwa cara yang paling mudah merontokkan kesatuan bangsa ini adalah dengan cara mengadu domba dan mengeksploitasi sentimen sentimen berbau SARA terutama suku  dan agama.Hal ini dilakukan oleh mereka yang menginginkannya karena bangsa ini adalah bangsa yang majemuk ,beragam suku dan beragam agama yang dianut.

Dalam waktu yang dekat ini tidak mungkin rasanya bangsa dan keutuhan NKRI dihancurkan oleh serbuan bersenjata pasukan asing.Hal ini tidak mungkin karena bisa menimbulkan reaksi internasional yang besar ,munculnya perlawanan yang kuat dari dalam negeri serta butuh biaya besar. Karenanya untuk agenda seperti itu yang paling mudah dilakukan adalah melakukan adu domba sesama anak bangsa.Strategi mengadu domba sesama warga telah sukses digunakan oleh penjajah Belanda yang kita kenal dengan nama " divide et impera".

Pertumbuhan teknologi  IT yang sangat pesat serta semakin besarnya pengguna gadget di negeri ini tentu dilirik dan dimanfaatkan oleh siapapun yang ingin mengobok obok kesatuan bangsa kita.  Kelihatannya dari hari ke hari penggunaan media sosial untuk merusak rasa persatuan dan kesatuan ini semakin terasa efektivitasnya.
Dalam suasana yang demikian kita bergembira karena  Polri telah berhasil membongkar sebuah jaringan,sindikat,organisasi atau apapun namanya yang berkutat pada sebuah thema besar " memproduksi " ujaran kebencian di tengah tengah masyarakat.

TribunNews.com,23/8/17 memberitakan Satgas Patroli Siber Barskrim Polri berhasil menangkap kelompok Saracen yang diduga melakukan kampanye penyebar ujaran kebencian yang bernuansa SARA ( suku,agama,ras dan antar golongan) di dunia maya. Kasubdit 1 Dit Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri ,Kombespol Irwan Anwar menyatakan kelompok ini menyediakan jasa penyebaran ujaran kebencian yang bermuatan SARA maupun hoax melalui media sosial.

Selanjutnya Kepala Bagian Mitra Divisi Humas Polri ,Kombes Pol Awi Setiyono menerangkan cara kerja kerja sindikat Saracen tersebut. Proses penyebaran ujaran kebencian dimulai dari pembuatan konten yang dalam bentuk meme yang dapat berbentuk pranala ,video,gambar,laman web,tagar atau kata kata. Sesudah meme dibuat lalu ditampung di dalam satu grup .Nanti dibuat meme lagi lalu dibuat grup lagi ,ujar Kombes Pol Awi ke wartawan. 

Setelah disebar di grup grup tersebut ,para anggota Saracen lalu membantu menyebarkan didalam akun akun media sosial palsu yang mereka miliki. Masih menurut Kombes Pol Awi Setiyono,setiap proyek ujaran kebencian kelompok Saracen pasang tarif hingga Rp.72 juta.

Dari uraian uraian tersebut dapat ditarik beberapa poin,1).Saracen adalah sebuah organisasi atau sindikat yang bergerak dibidang penyebaran kebencian,2).mereka punya jaringan yang luas dan 3). Semuanya itu dilakukan dengan motif ekonomi. Tetapi rasanya tidak salah juga kalau mencoba melihat kemungkinan adanya dasar lain sehingga mereka melakukan hal tersebut .Yaitu adanya kekuatan yang membina dan memelihara kehadiran kelompok penyebar ujaran kebencian dimaksud.
Mengacu kepada awal tulisan ini bukan tidak mungkin adanya kekuatan luar yang membina jaringan medsos dengan tujuan memecah belah bangsa ini atau sekurang kurangnya membuat bangsa ini melemah .

Sekarang ini tidak hanya kohesivitas rasa kebangsaan yang dirasa mengendur tetapi sejenis perpecahan juga dirasakan muncul pada kelompok kelompok yang berbasiskan agama yang sama.Untuk hal yang demikian diperkirakan ujaran kebencian yang ditebarkan melalui medsos punya andil yang cukup besar juga. Bahwa memang setiap ujaran kebencian yang disalurkan melalui jaringan Saracen harus dibayar tetapi bukan tidak tertutup kemungkinan jaringan ini dimanfaatkan oleh kekuatan luar yang menginginkan pudarnya semangat kebangsaan yang kita miliki.

Berkaitan dengan hal tersebut masyarakat menunggu dan sekligus berkepentingan agar polri sesegera mungkin mengungkapkan nama nama mereka yang menjadi klien nya Saracen.Dengan pengungkapan nama nama tersebut akan diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang siapa saja pelanggan mereka dan sekaligus juga memperoleh informasi tentang kemungkinan terlibat atau tidaknya kekuatan asing dalam permainan mereka.

Salam Demokrasi!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun