SBY mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden RI pada 20 Oktober 2014 sesudah sepuluh tahun memimpin Republik ini .Pada peringatan detik detik proklamasi tahun 2015 dan 2016 tidak terlihat kehadiran Presiden RI ke - 6 tersebut di Istana.
Tapi hari ini ,17 Agustus 2017 ,SBY beserta Ibu Ani Yudhoyono terlihat dengan wajah cerah mengikuti acara penting tersebut di Istana.
Presiden ke- 6 tersebut dan Ibu Ani Yudhoyono disambut oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan kemudian mengantarkannya ke tempat yang telah disediakan yaitu duduk dibarisan kedua persis di belakang Presiden Jokowi dan Ibu Negara.
Selain SBY dan Ibu Ani ,hadir juga Agus Harimurthi Yudhoyono( AHY) ,putra sulung SBY yang didampingi istrinya ,Annisa Pohan.Keduanya mengenakan busana paduan Betawi- Palembang.
Terlihat hadir juga Presiden ke 3,BJ Habibie,Presiden ke - 5 Megawati Soekarnoputri dan mantan Wapres Try Sutrisno serta Ibu Shintanuriyah  Abdul Rahman Wahid.
Kehadiran para tokoh nasional tersebut tentu sangat menyejukkan sekaligus memberi contoh kepada semua anak bangsa agar menghormati dan menghargai hari hari penting dalam sejarah bangsa ini.
Kehadiran para tokoh bangsa tersebut tentulah sesuatu yang sangat wajar karena yang diperingati hari ini adalah detik detik proklamasi yang dirayakan oleh seluruh anak bangsa sampai ke desa desa,dusun ,RW dan RT.
Tetapi kehadiran SBY dan AHY hari ini juga bisa dibaca dalam perspektif politik yang mengisyaratkan semakin mesranya hubungan antara Presiden ke- 6 tersebut dengan Presiden Jokowi.
Terlebih lebih bila dikaitkan dengan kunjungan AHY pada 10 Agustus yang lalu ,datang menemui Jokowi di istana untuk mengundang Jokowi hadir pada acara peresmian The Yudhoyono Institute yang dipimpin oleh Agus.Walaupun Jokowi tidak sempat hadir pada acara tersebut tapi Agus dalam pidato nya menyampaikan pesan pesan yang disampaikan Jokowi kepadanya.
SBY selain Presiden ke-6 juga adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang pada pemilu 2014 meraih 12.728.913 suara atau setara dengan 10,19 persen sekaligus menempatkan partai ini pada peringkat ke-4 sesudah PDI-P,Golkar dan Gerindra.
Kehadiran SBY ,Ibu Ani dan AHY sekaligus menyejukkan komunikasi yang kadangkala terlihat panas antara SBY dan Jokowi.
Kurang harmonisnya komunikasi di antara kedua tokoh bangsa tersebut terlihat mulai muncul ketika proses Pilgub DKI mulai bergulir.
Publik beranggapan kekurangan harmonisan tersebut karena AHY yang berpasangan dengan Silviana Murni maju ke gelanggang pertarungan demokrasi DKI berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat yang dipersepsikan publik didukung oleh Jokowi.
Pada masa proses pilgub tersebut muncul kesan terjadinya semacam " berbalas pantun" ,saling melontarkan komentar antara SBY dan Jokowi.
Sesudah usainya pilgub DKI hubungan di antara kedua nya juga masih terkesan kurang harmonis.
Partai Demokrat bersama Gerindra,PKS dan PAN tidak sepakat dengan Pemerintah serta parpol pendukung Pemerintah tentang besaran Presidential Treshold yang tercantum pada RUU Pemilu.Karenanya pada rapat paripurna DPR RI dengan agenda pengambilan keputusan tentang UU Pemilu,keempat partai tersebut melakukan aksi walk out .Kemudian 6 fraksi pendukung Pemerintah yang tetap berada pada ruang rapat paripurna menyetujui secara Aklamasi UU Pemilu.