Mohon tunggu...
Manik Sukoco
Manik Sukoco Mohon Tunggu... Akademisi -

Proud to be Indonesian.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kuli Tinta

21 Februari 2017   21:32 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:22 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Aku meraung letih. Di dalam sini begitu sepi. Cuma wajah-wajah asing yang berlalu lalang dengan traffic tinggi. 

Aku berusaha mengingat beberapa diantara mereka.
Mencoba melihat.
Memperhatikan.
Mengenali mereka dari warna.
Tapi sisanya cuma orang-orang tanpa nama, yang kebetulan, selama beberapa jam dalam kehidupan mereka dihabiskan di ruangan ini bersamaku.

Aku lebih tampak seperti zombie daripada manusia.
Hidup ini adalah perjuangan bagi seorang kuli tinta. Namun, perjuangan semakin berat karena moral dan hukum sudah tidak ada lagi harganya di negeri ini. Moral dan hukum sudah MATI.
Hey, ini hidup! Setiap orang punya hak buat menghabiskan hidupnya dengan cara masing-masing. 

Ya, itu betul. Namun setiap orang juga berhak untuk memiliki harapan akan kehidupan yang lebih baik. Harapan akan penegakan hukum yang pro rakyat. Harapan akan generasi muda yang bermoral dan berbudaya. Apakah salah untuk sekedar berharap?

Ah, sudahlah... Persetan dengan birokrasi! 

Aku mau berbuat dengan tulus, setidaknya pada diriku sendiri. Berbakti sepenuh hati melewati sisa hari ini. Melupakan istirahat dan leha-leha. Besok-besok urusan nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun