Di tengah sorotan pelaksanaan revitalisasi Kawasan Monumen Nasional (Monas) yang menuai banyak protes dari berbagai pihak. Dampaknya, kinerja Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan selalu diadili di ruang media pemberitaan oleh pihak yang kontra dengannya. Pengadilan yang lebih menyorot dampak negatif dari pada sisi positif. Tidak adil rasanya.
Apakah tidak lelah selalu mencari keselahan dari kebijakan Pak Anies?
Jika kita mencoba untuk berfikir sejenak dan mencoba memposisikan diri sebagai Pak Anies, suka atau tidak, kita bisa melihat banyak faedah dari proyek revitalisasi monas untuk balap mobil Formula E.
Pemikiran Pak Anies itu visioner, kawan. Dari sekian gubenur yang pernah berkuasa di Jakarta, hanya Pak Anies yang mampu merancang Kawasan Monas menjadi lebih modern dan menjadikannya sebagi arena balap mobil Formula E.
Mari kita mulai menakar, seberapa Faedah balap mobil Formula E yang diikuti oleh pembalap manca negara?
Formula E atau nama resminya FIA Formula E Championship, dikutip dari Wikipedia memiliki arti balap mobil kursi tunggal yang menggunakan energi listrik.Â
Sejak 2012 Formula E sudah mulai digagas oleh Alejandro Agag, CEO Formula E Holding. Secara resmi pertandingan perdana dilaksanakan di Beijing pada September 2014. Kejuaraan ini disetujui oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA). Pertandingam di Jakarta rencananya akan dilaksanakan pada Juni mendatang.
Ada pun manfaat yang pertama adalah mobil dengan kursi tunggal ini rupanya menggunakan tenaga listrik. Kendaraan ramah lingkungan yang sesuai dengan kawasan hijau Monas.Â
Dengan menggunakan listrik bisa mengurangi emisi karbon dioksida dan memperkenalkan sistem hibrida dan listrik. Teknologi ramah lingkungan ini sejalan dengan rencana Anies yang akan menjadikan Monas sebagai kawasan hijau dengan penanaman pohon lebih banyak lagi.
Memperkenalkan olahraga balap mobil kepada anak muda Jakarta menjadi manfaat selanjutnya. Ketimbang main balapan liar dan kebut-kebutan di jalan, mending ikut balapan Formula E.
