Mohon tunggu...
Ahmad Saukani
Ahmad Saukani Mohon Tunggu... Administrasi - pensiun bukan lantas berhenti bekerja

pensiun bukan lantas berhenti bekerja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jeddah Juga Mulai Macet

6 September 2012   08:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:51 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_204253" align="aligncenter" width="640" caption="jeddah-mekkah highway arah mekkah/ahmad saukani"][/caption]

Selama berlangsungnya proses pemilihan Gubernur DKI, puncaknya nanti 20 september sebagai hari pencoblosan. Topik yang paling sering dan enak dibahas adalah masalah kemacetan lalu-lintas di Jakarta. Sebagai ibu kota kemacetan lalu-lintas di Jakarta memang sudah sangat parah. Sebagai warga kita berharap kedepan lalu-lintas di Jakarta setidaknya bisa lebih nyaman dari kondisi sekarang.

Jakarta tidak sendiri. Kemacetan sebenarnya bukan cuma milik Jakarta. Umumnya kota-kota di Negara berkembang punya problem yang sama. Seperti Bangkok. Manila sebagai Ibu Kota Filipina atau beberapa kota di Amerika Latin. Di timur tengah, Kairo sebagai Ibu Kota Mesir sudah lama bikin pusing warganya dan banyak lagi kota-kota di Dunia yang dihantui problem kemacetan lalu-lintas. Bisa lihat informasinya di Google.

Walaupun bukan sebagai Ibu Kota. Jeddah adalah kota industry dan pelabuhan besar di Saudi Arabia. Sebagai kota pelabuhan Jeddah termasuk terbesar di timur tengah. Jeddah juga sebagai pintu masuk Jamaah Haji ke Mekkah dan Madinah.

Menurut pengamatan amatiran saya dalam sepuluh tahun terakhir Kota Jeddah mengalami perkembangan yang luar biasa. Gedung pencakar langit yang terus bermunculan bak jamur dimusim hujan. Apartement dan perumahan yang terus bermunculan di sana-sini. Komplek perumahan dengan model yang biasa saja sampai perumahan mewah dengan model yang mutakhir. Dan dampaknya yang paling terasa adalah prkembangan lalu-lintas dijalan raya. [caption id="attachment_204254" align="alignright" width="448" caption="kendaraan besar kecil memenuhi semua badan jalan/ahmad saukani"]

13469191851292876389
13469191851292876389
[/caption]

Kemarin saya menemani teman yang mengantar keluarganya pulang ke tanah air. Lima tahun kemarin dari Mekkah sampai ke King Abdulaziz International Airport, Jeddah bisa kami tempuh sekitar satu jam. Kemarin kami berangkat dari Mekkah jam 5 sore tiba di Airport hampir adzan Magrib jam setengah tujuh lewat. Jadi saat ini Mekkah-Airport Jeddah harus kami tempuh satu setengah jam lebih.

Mekkah-Jeddah highway yang merupakan jalan bebas hambatan, para pengguna bebas saja tanpa harus bayar tol seperti di Indonesia. Mulai dari Bahrah jalan sudah mulai macet, kendaraan besar-kecil memenihi semua badan jalan. Sampai keluar dari highway kearah Air Port walau tidak macet sama sekali tapi sudah tidak lancar lagi seperti dulu.

Demikian pula ketika kembalinya kami menemukan kemacetan yang sama. Lepas dari Airport kemudian masuk jalan bebas hambatan kendaraan besar kecil sudah memenuhi badan jalan. Jalan baru mulai lancar menjelang cek point masuk Mekkah.

Sekitar empat bulan yang lalu ketika saya harus bolak-balik ke Jeddah. Sepanjang jalan Palestine street mulai keluar dari jalan bebas hambatan sampai RS. Fakieh menjelang pantai Laut Merah juga mulai macet. Jalan sekitar Balad yang merupakan kawasan wisata dan perbelanjaan juga macet.

Pemerintah rupanya juga sudah menyadari hal ini karena itu mereka terus memperbaiki sistim lalu-lintas antara lain dengan membangun jalan-jalan baru, flyover dan underpass dibanyak persimpangan.

Sebagai kota industry, sebagai kota pelabuhan dan sebagai kota yang diproyeksikan sebagai tujuan wisata. Pemerintah Kota Jeddah kedepan memang harus bekerja lebih keras lagi kalau tidak mau terjebak problema kemacetan seperti Jakarta, Bangkok atau Kairo.

[caption id="attachment_204255" align="alignright" width="640" caption="suasana sekitar pusat perbelanjaan balad/ahmad saukani"]

1346919309582259457
1346919309582259457
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun