Mohon tunggu...
Mama Totik
Mama Totik Mohon Tunggu... Administrasi - Bincang Ringan di Ruang Imaji

Coffee - Books - Food - Movie - Music - Interior - Art - Special Parenting www.debiutilulistory.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengenal Anak Gifted Disinkroni

19 November 2013   10:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:58 10700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_302873" align="aligncenter" width="632" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas.com)"][/caption]

Sebenarnya sempat bingung ketika psikolog dan atau dokter anak yang berbeda punya diagnosa berbeda-beda pada anak saya. Ada yang mendiagnosa sebagai “Autis pintar atau lebih dikenal dengan istilah autis high function”, ada yg melabel “MSDD atau Multi System Development Disorder (ketidakteraturan perkembangan sistem), ada yang melabeli “Gifted Disinkroni”, ada pula yang melabeli "Asperger".

Seorang dokter sarankan saya agar tidak mempedulikan label itu, tapi lebih fokus ke arah tindakan penatalaksanaan sesuai kekurangan anak. “Tak perlu bingung, nanti kamu berputar-putar saja pada pencarian diagnosa. Pelajari saja semua dan pikirkan saja tindakan yang paling tepat untuk anakmu. Toh tidak ada tipe yang sama persis untuk setiap anak,” begitu nasehat beliau.

Jadilah saya memakai rumus gado-gado. Karena ada faktor alergi, saya jalankan diet. Karena ada faktor perilaku, saya jalankan terapi perilaku. Karena ada faktor sosialisasi, saya memberikan bimbingan bergaul, bermain, memulai percakapan dll.. Di awal, beberapa perilaku autis nampak sekali, tapi makin ke sini, gifted disinkroni-nya yang sangat menonjol.  Maka saya pun tertarik menuliskannya di sini. Tulisan ini sebenarnya pernah saya tulis di twitter @totti_mom tapi nggak ada salahnya saya berbagi di Kompasiana dengan beberapa tambahan. Barangkali bisa memberikan gambaran.

Gifted Disinkroni, apa itu?

Gifted        = Berbakat /cerdas luar biasa

Disinkroni   = Tidak Selaras

Jadi Gifted disinkroni adalah sebutan bagi anak yang secara intelegensi memiliki kecerdasan luar biasa namun memiliki hambatan perkembangan karena adanya ketidakselarasan. Ketidakselarasan bisa terjadi di berbagai faktor.

Contoh paling mudah kita temui adalah Einstein. Sedikit cerita ya. Albert Einstein, kelahiran Ulm, Jerman 14 Maret 1879, ketika hampir berusia 3 tahun menyebabkan orangtuanya sangat cemas. Dia tidak bicara di saat adik bayinya sudah ngoceh. Tapi di kemudian hari terbukti bahwa dirinya orang yang luar biasa cerdas. Ketika duduk di kelas menengah, guru-guru membencinya. Mengapa? Karena Einstein selalu mengajukan soal-soal yang sangat sulit. Sementara teman-temannya iri akan kemampuan istimewanya. Hal itu menyebabkan Einstein tidak betah, lalu berpura-pura sakit demi sepucuk surat keterangan dokter, agar dia bisa keluar dari sekolahnya. Hehehe... kocak ya. Saya berpikir disinkroni Einstein dalam bidang bahasa, saat itu turut mempersulit sosialisasi dengan kawan-kawannya. Ini satu contoh disinkroni.

Contoh lain, anak seorang kawan, 14 tahun, cerdas luar biasa dalam bidang bahasa dan sejarah. Dia menguasai bahasa Inggris lancar yang dipelajari secara otodidak. Itu menjadi modal dia untuk belajar sejarah dunia. Apa pun soal sejarah dunia dia paham. Dia bahkan bisa fasih berdebat di forum internet tentang sejarah dengan orang-orang asing. Tapi di sekolah? Dia dijuluki Robocop, manusia setengah robot, tidak pernah bisa bicara dan tanpa ekspresi. Dia tidak pernah mewakili sekolah dalam lomba-lomba sejarah, karena tidak seorang guru pun yang tahu kemampuannya. Sayang bukan? Anak ini mampu berkomunikasi secara tertulis dengan baik, tapi kemampuan komunikasi lisannya njomplang. Inilah contoh hambatan disinkroni.

Bagaimana Gifted Disinkroni itu?

Tidak ada gambaran yang pasti, karena satu sama lain anak Gifted Disinkroni punya problem berbeda. Saya bagi berdasar pengalaman saya saja. Menjalani kehidupan bersama seorang anak Gifted itu bisa menyenangkan tapi bisa juga membuat hari-harimu terasa beda banget.

Bagi orang awam, pasti menakjubkan melihat seorang anak sudah bisa membaca SENDIRI majalah anak dengan lancar pada usia 3 tahun dan memahami isinya.  Sementara teman sebayanya masih eja huruf, dia sudah baca majalah. Anak Gifted-ku pernah membuat heboh ibu-ibu di sanggar, saat dia membaca dengan lancar papan petunjuk. Kok bisa sih? Sekolah di mana? Dst. Saat itu usianya baru mau 3 tahun.

Tapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa punya anak Gifted itu seperti mengendarai mobil formula satu di jalur lambat, bakal nabrak-nabrak.

Anak Gifted dan Program Akselerasi

Perlu saya garis bawahi dulu bahwa anak Gifted bukan semata-mata anak-anak yang duduk di kelas akselerasi. Untuk menentukannya harus melalui test. Kadang ada kawan yang bertanya, ”Anakmu gifted, kenapa tidak masuk akselerasi?” atau “Anakku masuk kelas Akselerasi tapi kok tidak dimasukkan sebagai Gifted ya?”

Pada awalnya kelas akselerasi memang dibuat pemerintah untuk mewadahi anak-anak Gifted. Pemerintah mungkin berpikir bahwa anak cerdas luar biasa ini perlu diberi akses lebih cepat menempuh jenjang pendidikan.

Tapi seiring perkembangannya, ternyata Gifted yang dimaksud pemerintah berbeda, yakni cenderung ke anak-anak yang ingin mempercepat pembelajaran di sekolah. Sementara anak Gifted dengan karakter uniknya, tidak memerlukan percepatan pembelajaran, tapi memerlukan wadah untuk mengembangkan kemampuan.

Anak Gifted tahu persis apa yang mereka ingin pelajari dan program belajar akselerasi belum tentu bisa sesuai kemauan mereka. Ada anak gifted yang memiliki bakat luar biasa pada matematika, tapi merasa belajar IPS itu hanya membuang waktu mereka saja. Bukan tidak mampu, tapi tidak mau. Sehingga akhirnya meskipun ada akselerasi, anak-anak Gifted tetap saja tidak terwadahi. Akselerasi kini menjadi semata percepatan saja, sesuai namanya. Sebenarnya pemerintah sesuai PP no 17/2010  tentang PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN selain program percepatan, wajib menyelenggarakan program pengayaan, yang mungkin bisa lebih pas bagi anak Gifted. Tapi di banyak sekolah yang umum ada, adalah akselerasi.

Bagaimana menentukan Giftedness?

Anak Gifted ditentukan setelah menjalani serangkaian tes IQ & wawancara. Bisa makan waktu beberapa hari oleh psikolog, umumnya berdasarkan pengalaman saya dengan metode Weischler. Bisa juga penentuan anak Gifted dilakukan setelah ketika menjalani tes IQ dengan metode Binet menunjukkan angka sangat tinggi, kemudian diulang dengan Weischler. Setelah serangkaian tes, maka bisa ditentukan apakah anak Gifted atau hanya cerdas biasa. Dari hasil tes juga diketahui apa ada unsur Disinkroni

Apabila ada unsur Disinkroni pada anak Gifted maka temuan ini bisa digunakan untuk menelusuri sebab kesulitan belajar anak. Apakah anak Gifted juga mengalami kesulitan belajar? Ya, jika ditemukan Disinkroni. Seorang psikolog menjelaskan pada saya, bahwa Disinkroni bisa terlihat ketika nilai IQ potensial & performance beda

IQ potensial adalah nilai IQ "asli" yang ada pada diri anak. Sedang IQ performance adalah nilai IQ "yang ditunjukkan" oleh anak. Pada anak Gifted dengan Disinkroni maka biasanya IQ potensi sangat tinggi, banyak yang capai 170. Tapi performance tidak setinggi itu, kadang bahkan terlihat rendah. Perbedaan point IQ menunjukkan seberapa parah anak Gifted mengalami Disinkroni. Maka tak jarang orang salah sangka, dipikir bodoh ternyata Gifted. Makin jauh beda skor IQ potensi & performance maka akan makin besar masalah anak

Banyak anak Gifted adalah anak bermasalah di sekolah & rumah. Sulit diatur, suka mogok sekolah, sulit berteman, tergila-gila pada satu topik dll.. Kelainan-kelainan itu mungkin saja dialami oleh anak berkebutuhan khusus lainnya, seperti ADHD, asperger, & autis. Tapi menurut psikolog anak yang saya temui, jika dilakukan observasi akan tetap berbeda.

Ketika sampai ke titik inilah, tugas orang tua & psikolog untuk mengupayakan agar performance anak Gifted bisa ditingkatkan. Caranya tentu dengan menelusuri masalah-masalah yang dialami anak. Ortu & psikolog harus tahu letak  Disinkroni di mana? Jika anak Gifted bermasalah di verbal, ya bantu di situ. Lemah di motorik, lakukan terapi & latihan. Jika anak Gifted bermasalah dengan sensorinya, ya lakukan terapi sensori integrasi (SI). Periksa juga pencernaan, karena kadang ada faktor alergi juga.

Setelah menjalani penatalaksanaan, maka perlu dilakukan tes ulang pada anak Gifted untuk tau kadar Disinkroni, berkurang atau tidak. Tanpa langkah ini akan sulit

Anak Gifted baru bisa berprestasi jika Disinkroni berkurang. Logis saja, bagaimana bisa berprestasi jika misalnya kemampuan berbicara rendah? Nah bagi pembaca yang punya anak dicurigai gifted segera lakukan test ya. Kenapa saya tekankan agar anak Gifted dibenahi dulu Disinkroninya? Agar mereka bisa diterima di masyarakat dengan baik & bisa berprestasi.

Perlukah Perbaikan unsur Disinkroni?

Kenapa harus diperbaiki? Ya agar anak Gifted Disinkroni bisa tetap diterima dengan baik di masyarakat sehingga bisa berprestasi. Waktu saya bicara seperti ini, saya banyak ditentang oleh para ortu anak Gifted dan dianggap mengabaikan karakteristik gifted mereka. Sama sekali tidak.

Saya justru berpikiran bahwa ortu anak Gifted harus mengambil langkah progresif demi membantu anak-anak kita sendiri. Ortu anak Gifted Disinkroni tidak boleh abai bahwa tidak semua masyarakat umum di Indonesia paham apa itu gifted apalagi Gifted Disinkroni. Kita tidak bisa melulu memaksa masyarakat untuk memahami anak Gifted Disinkroni, tapi akan lebih strategik membuat mereka mengerti, sembari orang tua kita memperbaiki kekurangan anak agar dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat

Di mata saya, adalah bukan sikap yang benar jika dengan alasan anak Gifted maka ortu bersikap pasif saat ada hambatan pada misalnya, kemampuan bahasa anak.

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apakah bisa anak Gifted mengalami keterlambatan bicara? Ya tentu bisa dan banyak terjadi. Einstein seperti saya ceritakan di atas, buktinya. Namanya juga Disinkroni

Ada lho anak Gifted yang mampu mengarang sebuah artikel ilmiah dalam bahasa Inggris tapi mendadak "gagu" saat berbicara. Atau dalam usia balita mampu mengerjakan soal matematika setara usia 12 tahun tapi sama sekali “tidak bisa” berbicara. Nah anak Gifted seperti ini menurut saya ya harus dibantu.

Ada juga anak Gifted yang hiperaktif & rentang konsentrasi pendek sehingga tidak pernah selesai mengerjakan soal. Nah apa harus dibiarkan anak-anak seperti ini? Seorang Bapak yang anaknya gifted di sekolah umum, dengan nada acuh sedikit bangga bercerita bahwa guru si anak harus mengejar-ngejar anaknya hingga keluar kelas, agar mau mengerjakan soal. Sampai kapan guru mau melakukan itu? Sampai kapan sistem mau memahami hal seperti ini? Kenapa ketika tahu anaknya gifted si Bapak itu malah bersikap pasif? Menurut saya, bantulah anakmu sesuai apa yang mereka butuhkan, maka anak akan berkembang. Gifted bukan sesuatu yang hanya cukup dibanggakan, itu adalah talenta istimewa yang diberikan Allah, maka tanggung jawab sebagai ortu tentu akan menjadi lebih berat untuk mengembangkan dan membimbing.

Bukan berarti kita menghilangkan karakter anak Gifted ya. Tapi jika mampu diperbaiki Disinkroni-nya kenapa tidak? Alangkah baiknya jika bisa berkembang menjadi sinkron.

Kriteria Dasar Penentu Giftedness : Score IQ

Sekarang soal karakter-karakter yang dimiliki anak Gifted. Kriteria dasar yang terpenting dari anak Gifted adalah potensi IQ yang sangat tinggi, jauh di atas rata-rata. Biasanya mencapai 130 Weschler. Mungkin ada yang masih test pake metode Binet, score-nya terbaca sampai 170 tapi di Weschler jadi lebih rendah. Menurut psikolog anak saya, itu tidak jadi masalah, karena skala memang berbeda

Enaknya test memakai Weschler adalah score yang lengkap. Weschler Adult Intelligence Scale (WAIS) bahkan terbagi atas 15 subjek. Tapi yang utama adalah 5 subjek: Verbal Compre, Perceptual Reasoning, Processing Speed, Working Memory, dan Full Scale.

Nah IQ anak Gifted yang rata-rata mencapai 130 skala Weschler atau di atas Very superior tentu menimbulkan karakter unik yang lain, apa itu? Berikut hasil penelusuran saya lewat fakta keseharian.

Karakter Unik Anak Gifted dalam Keseharian

Kalau tadi saya bicara panjang lebar soal Disinkroni secara teori, maka sekarang yuk bicara soal fakta keseharian Gifted, secara umum dari pengalaman saya.

1. Kecerdasan anak Gifted kadang membuat mereka BELAJAR SANGAT CEPAT. Hingga saat guru & teman baru mulai membaca soal, si gifted sudah tahu jawabnya 2. Karena cepatnya mereka belajar anak Gifted merasa malas mempelajari soal-soal yang diberikan. Di kelas si gifted jadi PEMBOSAN, kesannya pemalas. 3. Jika ada tugas kelompok, maka anak Gifted akan nampak TIDAK BISA BEKERJA SAMA. Sebenarnya tidak begitu, si gifted merasa membuang waktu menunggu teman. Bagi anak Gifted lebih cepat & efisien untuk mengerjakan tugas secara individu. Sudah pasti benar & lebih cepat. Mereka merasa diskusi dengan teman yang mereka nilai "tidak sepadan" kemampuannya akan percuma. Anak Gifted tidak bermaksud sombong tapi memang itu akibat kecepatan kerja otak yang berbeda. 4. Pada anak Gifted berusia muda, TK-SD, mereka SULIT BERGAUL DENGAN TEMAN. Mengapa? Karena kosa kata, kepribadian & minat yang sangat berbeda untuk anak seusianya. Sekarang coba bayangkan. Jika pada usia 4-5 tahun, anak Gifted mungkin sangat senang bercakap secara detail tentang Sejarah Evolusi Planet Bumi, sementara bagi anak seusianya topik yang menarik adalah SpongeBob. Ini kan sama sekali nggak nyambung. Bagaimana bisa bergaul? Pada usia remaja, ada anak Gifted sudah tertarik pada pemetaan ekonomi kapitalis di dunia, sementara temannya lebih suka bicara KPop. 5. Anak Gifted juga jarang yang punya kemampuan merata di semua bidang. Anak yang tadi saya ceritakan bisa menjelaskan evolusi manusia secara ilmiah, jeblok di bidang olahraga dan selalu mengambil sikap bermusuhan dengan guru IPS-nya. 6. Punya anak Gifted juga berarti kita sebagai orang tua perlu pengeluaran ekstra. Contoh ya. Saya pernah marah ke anak, karena nyaris dua hari sekali dia minta beli buku sementara saya lihat dia hanya membolak-balik bukunya, lalu ditutup. Saat itu saya bilang,”Bukumu sudah banyak, tiap kali beli hanya dilihat-lihat saja, kalau beli dibaca dong.”

Anak menjawab, “Sudah kok! Aku sudah baca semua.”

Saya jawab lagi, “Oke kita beli buku asal kamu bisa jawab pertanyaan soal isi buku-buku itu.”

Dan saya kalah telak!  Anakku bisa menjawab dengan lancar, apa pun yang saya tanyakan. Sejak saat itu saya mulai mawas diri. Rupanya memang mereka, para gifted ini, punya kecepatan membaca berbeda dengan orang biasa. Teman saya (sesama ortu Gifted) sampai mengeluh, ”Aduh Mak... bangkrut aku, setiap minggu anakku borong buku.” Hehehe... padahal buku-buku yang dibeli anaknya rata-rata setebal bantal, bahasa Inggris pula!  Itu pun buku-buku Sejarah & Politik yang bagi anak-anak lain mungkin sama sekali tidak menarik.

7. Satu kali anak mengeluh dimarahi guru karena membaca buku jilid 3 di kelas, sementara guru tengah mengajar topik di jilid 1. Anak saya beralasan bahwa dia tetap bisa mendengarkan guru meskipun matanya membaca yang lain. Awalnya saya berpikir dia bohong. Ketika saya tes ternyata betul! Setelah saya telusuri pada anak Gifted lain, ternyata memang begitu. Dalam pandangan guru tersebut,  maka sikap anak Gifted ini kesannya tidak sopan. Namun ternyata otak mereka tetap bisa menerima informasi visual & audio yang berbeda secara bersamaan.

8. Karakter anak Gifted lainnya adalah IDE BERPIKIRNYA SANGAT TIDAK BIASA. Contohnya seperti ini. Satu ketika guru kesenian meminta anak-anak membuat satu gambar bebas. Maka anak-anak langsung menggambar  bunga, rumah dll., sementara anak saya dengan percaya diri  membuat ide yang "gila" Mesin Waktu lengkap dengan detail rancangan. Masalahnya terjadi kemudian.

Coba pikir, mana mungkin seorang guru seni rupa memilih gambar mesin waktu yang rumit “aneh” untuk dipajang? Tentu yang dipilih adalah gambar dengan warna indah. Dan saat itulah anak Gifted merasa idenya diacuhkan oleh lingkungan, maka mereka akan kecewa, sedih. Di sini tugas ortu mendampingi.

[caption id="attachment_293192" align="aligncenter" width="640" caption="Sketsa Mesin Waktu oleh Totik Sumber : Dokumentasi Mama Totik"]

13848319801348716575
13848319801348716575
[/caption]

8. Anak Gifted dengan Disinkroni juga sering nampak TIDAK MATANG SECARA EMOSIONAL. Mereka lebih terlihat sebagai anak sembrono, pemarah, dan semaunya.

Saya pernah bertemu dengan dosen pembina OSN (Olimpiade Sains Nasional) provinsi yang secara terus terang meminta maaf ke saya karena tidak meloloskan anak saya ke seleksi nasional. Anak saya dinilai tidak matang secara emosional, suka membangkang dan tukang protes. Itulah salah satu gambaran pentingnya upayakan langkah progresif mengurangi Disinkroni pada anak Gifted.

9. Anak Gifted juga mampu melakukan booster kepada kerja otaknya semau dia. Dia tidak perlu belajar berjam-jam, kadang hanya beberapa menit sudah cukup dan hasilnya mengalahkan teman-temannya yang belajar semalaman.

Kemampuan ini sering menjadikan ortu anak Gifted bersikap salah. Mereka marah-marah kepada anak yang dinilai malas, tidak mau belajar. Ortu sering lupa pada giftedness anak.

10. Anak Gifted banyak mempelajari segala sesuatu secara otodidak, berdasarkan naluri gifted. Mereka tidak memerlukan les macam-macam. Kadang tanpa les English misalnya, si gifted bisa berdebat dengan lancar sekali dalam English. Seorang kawan pernah mengomel-ngomel karena anaknya menolak ikut bimbel. Tapi akhirnya jawaban anak membuat dia terdiam. Begini kira-kira percakapannya.

Ibu: Kalau ikut bimbel, maka belajarmu akan lebih terarah, Nak.

Anak : Mama mau aku belajar seperti apa sih? Kan nilaiku selama ini bagus-bagus.

Si Ibu langsung terdiam. Bagaimana tidak? Si anak pada mata pelajaran inti semua nilainya sudah mencapai nyaris 100. Jadi mau seperti apa lagi? Hahaha.... kawan ini rupanya lupa kalau anaknya gifted.

11. Yang diperlukan anak Gifted adalah penyaluran bakat dan minat mereka. Jika sekolah tidak mampu mewadahi maka tugas ortu untuk mencari penyaluran. Yang suka sains, ajak dia untuk bergabung di klub sains. Yang suka musik, datangkan guru musik. Beri kesempatan untuk ikut manggung di sana-sini, misalnya. Yang suka melukis, bisa diajak untuk ikut pameran lukisan, misalnya.

Dengan penyaluran yang tepat, pendampingan yang progresif, diharapkan anak Gifted akan bisa berkembang secara optimal. Sayang kalau potensi mereka disia-siakan bukan?

Sekian dulu pembicaraan soal anak GiftedDisinkroni. Semoga berguna. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun