Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Penulis Biasa

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Miss World 2013, Antara Pro dan Kontra

7 September 2013   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:14 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1378529938386417666

Gambar: Miss World 2013/ kabarinews.com

Sebentar lagi ajang Miss World 2013 akan diadakan di Indonesia tepatnya di Pulau Bali dan rencananya dibuka tanggal 8 September 2013 dengan mengikut sertakan wanita-wanita terpilih dari seantero jagat. Wanita-wanita yang telah mewakili daerahnya karena dengan keikutsertaannya dalam ajang berkelas ini tentu saja masing-masing kontestan membawa ide-ide brilian, visi dan misi demi memperkenalkan negaranya baik dari sudut budaya maupun keunikan-keunikan yang ada di dalamnya. Sehingga, dengan keikutsertaan para kontestan maka akan banyak sisi yang diuntungkan. Contohnya, dengan ajang ini tentu saja menjadi keuntungan bagi negara yang bersangkutan, seperti pariwisata daerah yang belum terekspos media internasional, pakaian-pakaian daerah dan hasil rancangan beberapa perancang nasional selain itu secara tidak langsung merupakan promosi yang sangat menguntungkan karena otomatis semua negara yang terlibat dalam ajang ini ikut melihat bahkan mengamati setiap detik pergelaran yang dilakukan.

Jika melihat sikap pro yang menyetujui adanya ajang Miss World ini tentu saja karena mereka beranggapan bahwa saat inilah daerah mereka akan dipromosikan dengan gratis di mana dengan promosi ini akan meningkatkan daya tarik wisatawan yang akan berkunjung ke daerahnya bahkan akan meningkatkan sikap positif para investor untuk menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata yang semakin lama semakin berat persaingannya. Apalagi bagi para desainer dalam negeri, hal ini sebagai langkah untuk menunjukkan di Indonesia memiliki para tokoh desainer tingkat dunia yang layak diperhitungkan dan tentu saja sebagai promosi yang tak kalah menguntungkan. Seperti promosi pakaian batik bali maupun batik daerah lain dan pakaian asli Indonesia lainnya agar semakin dikenal dan layak diperhitungkan dalam kancah persaingan desainer dan produk busana tingkat dunia.

Apalagi jika kita memandangnya dari sudut ekonomi, hal ini akan memberikan pengaruh bagi pendapatan dari sektor transportasi di mana semakin padatnya jalur transportasi baik darat, lautmaupun udara yang tentu saja akan menguntungkan bagi Indonesia yang selama ini pernah diterpa kegalauan akibat ulah teroris yang sengaja membuat sektor bisnis dan pariwisata kita sedikit meredup. Sehingga secara otomatis semua ketakutan dan kekhawatiran akan keamanan dalam negeri sedikit demi sedikit mulai sirna.

Selain itu sebagai negara kepulauan dan memiliki potensi wisata di setiap daerah tentu saja memberikan keuntungan bagi seluruh wilayah di negeri ini untuk mempromosikan aset wisata yang tentu saja akan mengangkat Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata, tidak menutup kemungkinan bagi daerah-daerah yang sampai saat ini belum tersentuh oleh para wisawatan domestik maupun mancanegara.

Namun demikian ada pula sikap kontra yang ditemui menjelang hajat Miss World ini diadakan, di mana FPI menentang keras diadakan Miss World karena mereka beranggapan apa yang diadakan dalam ajang bergengsi tersebut sarat dengan kemaksiatan sehingga mereka berupaya agar ajang tersebut dibatalkan. Hal ini amat aneh manakala Indonesia yang saat ini sedang giat-giatnya membangun imej positif tentang situasi Indonesia baik dari sisi keamanan dan ekonomi. Apalagi Indonesia khususnya Bali menjadi merupakan propinsi yang dikenal bahkan mendapatkan track record yang positif sebagai tempat wisata dunia pada peledakan bom bali beberapa waktu lalu. Namun setelah terjadinya peledakan bom tersebut aset bisnis khususnya hotel dan wisata pantainya semakin redup dan mulai ditinggalkan oleh para wisatawan yang tentu saja akan sangat merugikan para pelaku bisnis di negeri ini dan hal ini berbanding lurus dengan semakin jatuhnya aset pendapat ekonomi negara dari sektor pajak.

Jika melihat alasan kelompok yang kontra tentu saja alasan mereka tidak logis, hal ini disebabkan karena sebagai masyarakat yang mengaku muslim tentu saja tidak diperkenankan melarang ajang sekelas miss world ini diadakan di propinsi yang saat ini tengah membangun kepercayaandalam usaha pariwisata mereka. Di samping itu masyarakat Bali tidak terlalu bersikap posesif dalam beragama karena faktanya sampai saat inipun kita melihat tidak ada satupun masyarakat Bali yang melakukan protes dengan akan diadakannya ajang tingkat dunia ini.

Namun demikian, sikap pro dan kontra dalam setiap moment merupakan hal biasa yang harus dihargai akan tetapi ketidak sukaan pada sesuatu yang menurut kelompok FPI dilarang dalam agama akan berbeda jika dihadapkan pada masyarakat Bali yang tentu saja mereka berbeda ketika memahami tentang agama mereka. Akan tetapi, adalah arif apabila ajang Miss World tetap menjaga perasaan umat Islam untuk tidak terlalu mengumbar pesona wanita hanya dari auratnya saja akan tetapi lebih ditunjukkan pada kecerdasan secara logika dan hatinya.

Akhir kata, sebaiknya sebelum kita memandang negatif ajang Miss World ini tentu saja mesti kita bandingkan dengan negara-negara yang berplatform Islam yang cenderung mereka lebih terbuka dan adaptif melihat setiap perubahan yang terjadi di kancah dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun