Mohon tunggu...
Malakik Sanjo
Malakik Sanjo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zona Merah

26 Mei 2017   09:12 Diperbarui: 26 Mei 2017   09:52 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

  • Iseng iseng browsing di internet tahun 2017 ini saja ada empat aksi terorisme yang masuk tajuk berita surat kabar dunia karena terjadi di negara maju. Nama nama teroris dalam berita berita itu  membuat kita penganut agama Islam terpaksa menundukan kepala menyembunyikan muka; Salman, Karim, Rahmat, Khalid. Wah sama dengan nama anak anak kita. Umurnya pun sama dengan anak anak kita,  salah satunya bahkan masih anak baru gede alias abg.
  • Belum tiga hari berlalu dari peledakan bom bunuh diri di Manchaster yang korbannya sebagian besar anak anak, meledak pula bom di terminal bis Kampung Melayu. Beda negara, beda latar belakang social ekonomi pelaku, sehingga mestinya beda juga latar emosi luka hati  yang membawa  pelaku  rela merenggang jiwanya. Namum demikian manifestasi tindakan pelaku  jelas sama : kebencian ataupun kemarahan  pada khalayak ramai.  Kondisi kejiwaan ini yang dipakai oleh siapapun itu yang mendalangi secara langsung ataupun tidak langsung untuk menjadikan mereka pion pion atau serdadu ‘perang’.
  • Meskipun berita bom  tidak asing di telinga kita ditanah air menurut data statistik terorisme dunia Indonesia tidaklah termasuk dalam zona merah, masuk sepuluh besar saja tidak.   Hanya  ada satu hal yang  perlu disimak  para pemeluk agama Islam; hampir di semua negara yang memiliki tingkat terorisme tinggi pelaku nya membawa nama Islam baik secara  langsung atau pun tidak.
  • Beberapa  negri dengan tingkat terorsime  tinggi adalah : Irak, Afganistan, Nigeria, Pakistan, Syria, India, Yemen, Somalia, Libya, Thailand, Philippines, sebagian besar adalah negara Islam, arti kata orang Islam menteror sesama orang Islam.  Nigeria bukan  negara Islam tapi peneror utama di negeri itu adalah kelompok Boko Haram yang merupakan organisasi berafiliasi Islam. Sementara terorisme di Thailand dan Philippines jelas membawa agenda para separatis Islam.  
  • China dan Rusia   juga tergolong negeri berperingkat terorisme cukup  tinggi, lebih tinggi dari pada  Indonesia. Pelaku pelaku teror di Rusia dan China  berasal dari  Chechnya dan Uygur dengan misi misi separatis Islam.  Aksi terorisme di Eropa dan Amerika Utara berdalang Islamic State tidaklah memakan banyak sekali korban  tapi  bergaung paling keras dengan adanya jejaring media sosial lebih canggih. Maka secara statistik akhirnya tidak heran atau tidak salah kalau secara global orang  menyimpulkan bahwa bumi ini diteror oleh orang Islam sehingga    menyebabkan orang Islam dicurigai dimana mana .
  • Agama Islam  dipeluk oleh   21%  warga  dunia,   kenapa dan bagaimana sehingga bisa bisanya hampir semua terorisme dimuka bumi berasal dari sekelompok  ‘kecil’ masyarakat ini rumit dan panjang ceritanya.  Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa misi dan tujuan yang dibawa oleh para teroris itu ada yang sah dan perlu diperhatikan, tapi  tetap tidak  bisa menghalalkan pembunuhan manusia lain.
  • Dalam peristiwa sejarah, keringan  tanganan seseorang dalam  memutuskan  bahwa manusia lain boleh  dicabut dengan paksa nyawanya umumnya datang dari ketamakan dan kesombongan. Tamak dalam memperebutkan kebutuhan hidup layaknya hukum rimba. Sombong karena merasa ras nya lebih hebat atau jalan hidupnya lebih benar, baik dalam hal ideologi maupun dalam hal agama.
  • Kesombongan ini yang membuat para dalang dibalik berbagai aksi teror ini merasa berhak memanipulasi anak anak muda untuk meledakan diri sendiri dengan membawa sebanyak banyaknya nyawa orang disekitarnya sehingga menimbulkan ketakutan  dimasyarakat. Anak anak muda ini dimanapun mereka berada pada dasarnya  hanyalah anak muda biasa yang kecewa terhadap dunia, mereka juga merupakan korban.
  • Sangat perlu diwaspadai dan diredam gerakan gerakan peningkatkan kesombongan yang terjadi disekitar kita, terutama kesombongan beragama. Kesombongan merasa agama kita lebih baik dari agama orang lain, sehingga sedikit kritik pada agama bisa menjatuhkan fatwa bahwa pengkritik harus dihukum berat kalau perlu dihilangkan nyawanya. Gerakan gerakan peningkatan kesombongan bisa menjerumuskan  Indonesia ke dalam zona merah terorisme. Menudukkan kepala menyembunyikan muka setiap terjadi aksi teror yang membawa nama Islam bukan solusi, tanpa ada usaha serta kesadaran memoderasi gerakan radikal sebelum semua terlambat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun