Mohon tunggu...
Tri Makno
Tri Makno Mohon Tunggu... profesional -

laki-laki yang mencoba tidak ingkar janji

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Hasil ISL

7 Mei 2013   18:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:57 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Berita rusuh suporter PSIS dan warga Grobogan terlambat datang. Kompas baru menulis jam 8 pagi hari senin 6 Mei, setelah Suporter PSIS terkepung 15 jam. Seribuan Supoerter semalaman terkepung dalam gelap dan lapar. Ditengah lemparan batu dan serangan-serangan mendadak yang bisa datang dari arah mana saja. Berita dari teman yang tinggal di Grobogan, itulah bayaran setimpal dari aksi penjarahan dan perusakan. Tamu yang menginjak-injak kehormatan tuan rumah

Masih dari berita teman, kondisi malam itu sungguh mencekam, semua arah keluar suporter ditutup, lampu sepanjang jalan dimatikan. Setidaknya ada 5 truk yang dibakar dan puluhan sepeda motor dihancurkan, ada puluhan yang menjadi korban (mati). Tentu saya tidak bisa mengkonfirmasikan kebenaran berita ini, karena sesuai siaran resmi yang meninggal 1 orang, itupun karena korban kecelakaan. Tapi bagi saya terbayang terkepung selama 15  jam dalam gelap dan lapar dan serangan yang terus menerus tentu memakan korban, dan emosi massa tidak ada yang bisa mengendalikan.

dari berita resmi, setidaknya 1 SSK TNI dan Brimob membantu evakuasi. Dari berita kawan, setidaknya 50 truk Batalion Benteng Raider Kodam menjemput suporter. Sebatalion pemukul andalan Kodam diperlukan selain kawalan Brimob dengan kekuatan penuh. Ini Grobogan mas... tukas teman saya.

Dari kejadian itu ada dua hal yang saya tangkap. Pertama membuktikan betapa kuat rezim PSSI ini menguasai media. Seingat saya Kompas baru menulis kejadian ini senin pagi, detik, tribun, okezone juga sama. Berita yang sungguh terlambat setelah pengepungan selama 15 jam. Berita korban juga simpang-siur, tapi teman saya meyakinkan korban jiwa berjatuhan dan jumlahnya puluhan. kata dia Grobogan kompak, seluruh komponen turun. Ini kejadian besar, bahkan jika sempai berita ini bocor secara internasional jelas membawa dampak buruk.

Dan saya yakin ini kejadian bukan terkahir kali, karena... DENGAN PASTI SAYA TUNJUK ISL BIANG KELADINYA !!!!

Sepakbola, sekarang telah menjadi sportaiment. Hiburan yang memuat oleh raga sebagai dagangan. Sebagai komoditas dagangan, ada pangsa pasar yang menjadi target pasaran. Dan siapa target pasaran Sepakbola ISL? Target pasar yang disasar masih di level pemuda pemula dengan solidaritas-emosional tinggi (seperti beberapa kompasioner yg membanggakan diri aremania karena berani berkelahi). Pangsa pasar ini memang menghasilkan penonton yang fanatik dan hingar-bingar sayang tanpa kemampuan finansial yang cukup. Harga tiket menonton dibuat murah, yang penting ramai.

Dengan pangsa pasar ini yang diambil, dampak apa yang diharapkan?

Secara finansial kita bersama mengetahui krisis keuangan klub-klub sepakbola INA. Penonton boleh penuh, tapi penghasilan tiket sangat tidak menutup. Sepakbola menjadi pesta akhir pekan, pesta hura-hura yang tanpa makna. Teriakan-teriakan mereka yang tidak bisa berteriak di ruang-ruang karaoke. Saluran kebringasan setelah menempuh hari-hari keras.

Pemain menjadi korban pertama sistim ini. Gaji yang mengharapkan jasa baik broker-broker mafia judi, ataupun jasa baik tuan rumah. Sportifitas sudah tidak mejadi nafas. Sekarang jualanya Fanatisme bukan Sportifitas. Dan siapa yang menikmati sistim ini?

pertama para elit. Karena demokrasi kita demokrasi massa, demokrasi baliho, kerumunan massa menjadi dagangan yang strategis. Pemilik klub dianggap juga memiliki suporter. Demokrasi keblinger.

Kedua pekerja balik meja sepakbola. Mereka bisa menggorang hasil pertandingan, tranfer pemain, proposal bantuan KONI, Wasit-hakim garis, Perjudian liar, kartu kuning-merah atau skorsing, tiket gelap, jatah tiket, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun