Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik Kebijakan Luar Negeri AS dan Geopolitik untuk Sekutu AS

12 Maret 2017   19:30 Diperbarui: 6 Mei 2017   07:54 1462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Outside The Beltway

Dalam tulisan ini yang akan dibahas terutama yang berkenaan dengan kebijakan luar negeri AS untuk para sekutunya.

Setelah berakhirnya Perang Dingin, aliansi yang dipimpin AS telah membentang lusinan negara berdaulat di seluruh dunia, selama ini sudah beberapa dekade telah beroperasi secara stabil, dan memainkan peran yang tak tergantikan dalam mendukung hegemoni global AS.

Kini pada banyak kesempatan presiden baru AS yang telah menyatakan ketidak-senangannya dengan sekutunya. Donald Trump percaya bahwa beberapa negara telah mengambil keuntungan dari AS sebanyak mungkin, dan beberapa kelompok bahkan sudah menjadi usang.

Akapah kritik terselubung ini menunjukkan bahwa aliansi AS telah mencapai tahap harus transformasi? Seberapa jauh kiranya transformasi ini akan mempengaruhi situasi politik dunia?

NATO dan aliansi AS-Jepang umumnya dipandang sebagai dua pilar penting untuk AS mengontrol Eurasia, presiden baru AS Donald Trump telah berulang kali melakukan kritik terselubung untuk kedua sekutu tersebut.

Trump mengatakan, mitra kita harus memenuhi kewajiban keuangan mereka mulai dari sekarang, berdasarkan satu diskusi yang tegas dan jujur dari kita, mereka harus mulai melakukan itu.

Selama dalam kampanye Trump menuduh Jepang “menumpang” pada AS untuk masalah keamanan, dan bagi NATO, Trump lebih vokal lagi dalam klaimnya pada organisasi yang sebenarnya sudah usang ini.

Trump pernah menyatakan: “Saya saat dalam acara di CNN, mereka pernah mengajukan pertanyaan besar, apa yang Anda pikirkan tentang NATO, dan saya katakan ‘Ini sudah usang dan memakan terlalu banyak biaya.’ Banyak negara yang tidak membayar dengan adil, oke? Mereka harus membayar lebih, termasuk bayar kekurangan masa lalu. Jika tidak NATO bubarkan saja, bubarkan NATO.”

Meningkatkan “biaya perlindungan” telah menjadi pandangan Trump sejak lama. Mungkin apa yang ia isyaratkan bahwa biaya untuk menjadi sekutu AS akan menjadi lebih tinggi dan lebih mahal. Trump mengingatkan: "Mereka harus membantu kita,  Kita tidak mendapat penggantian untuk apa dalam jumlah besar pekerjaan ini dan yang energi kita keluarkan serta persenjataannya. Biaya –biaya itu harus mereka tanggung. Jika tidak, Anda harus siap untuk pergi atau meniggalkannya."

Tapi itu hanya retorika saja, tindakan Trump telah menunjukkan beda dengan sikapnya. Dari 2 hingga 4 Pebruari Menhan AS James Mattis mengunjungi Korsel dan Jepang. Di Korsel, kedua pihak sepakat untuk mengerahkan dan memprakarsi sistem anti-rudal THAAD dalam tahun ini. Di Jepang, Mattis jelas menyatakan bahwa Kepulauan Diaoyu/Senkaku dan pulau-pulau sekitarnya sudah tercakup dalam “Perjanjian Keamanan AS-Jepang.”

Segera setelah itu, pada 15 Pebruari 2017, Trump melakukan sambungan tilpon dengan Sekjen NATO Jens Toltenberg. Setelah itu, NATO mengumumkan Trump telah berjanji untuk hadir di KTT NATO—Pertemuan Para Kepala Negara anggota NATO yang akan diadakan pada bulan Mei 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun