Mohon tunggu...
Maidiyanto Rahmat
Maidiyanto Rahmat Mohon Tunggu... pegawai negeri -

saya hanya ingin berbagi sedikit yang ditahu, sedikit yang dimengerti, sedikit yang terpikirkan. semoga dapat meramaikan makna dan warna hidup anda. mari lebih akrab di maidiyantorahmat@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menulis : Passion, History dan Saripati

8 April 2012   14:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:52 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13338967851376851677

Saya selalu menikmati tulisan demi tulisan ketika membuka akun kompasiana. Akun ini terasa komplit ketika berbagai orang dengan profesi, perspektif dan pengalaman empirik masing-masing menuangkan isi kepalanya dalam bentuk tulisan. Ringkas. Tidak sepanjang cerpen ataupun novel, tidak sependek kolom-kolom di surat kabar.

Pekerjaan saya adalah menulis berbagai macam tulisan, baik dari reportase suatu peristiwa sampai penyampaian opini-opini dengan sedikit solusi dari perspektif saya. Rasanya, saya menulis untuk dihargai orang lain, untuk mendapatkan penilaian lebih dari yang lain, untuk dikomentari ‘hei, tulisan kamu bagus!’ dan saya merendah dengan komentar ‘tidak ah, biasa saja. Saya juga masih pemula’. Tetapi jelas rasanya, dulu ketika saya mendapat respon seperti itu, saya sudah mendapatkan apa yang saya inginkan.

Saya baru menyadari, saya salah. Menulis itu punya ‘passion’ sendiri bagi penulisnya. Menulis itu seperti sebuah history cetakan seorang penulis, setidaknya untuk dibaca turunan ke bawah. Alangkah beruntungnya penulis yang bisa merangkumnya dalam sebuah buku, dengan terbitan resmi, lebih-lebih dengan percetakan ternama. Semakin banyak orang yang melihat dia dengan history tulisannya. Karena itu, sangat penting rasanya kita punya arsip tersendiri tulisan-tulisan yang pernah kita buat, sehingga sebelum dinikmati orang lain, apa salahnya kita menikmati history yang pernah kita cetak.

Selangkah diatas lagi, tulisan kita akan benar-benar indah rasanya ketika yang membacanya, dapat mengambil saripati tulisan kita. Saripati disini saya artikan sebagai manfaat, pokok pikiran dan inti tulisan yang kita buat. Sehingga pembaca, mengambil saripati itu dan menjadikannya bagian dari dirinya. Sederhananya seperti ini. Tulisan kita bermanfaat ketika ada yang memanfaatkannya. Ketika kita menulis tentang pengaruh buah Jeruk terhadap system pencernaan, misalnya, ada beberapa pembaca mempraktekkannya dan ternyata benar adanya. Ketika kita sharing informasi tentang dinamika keadaan Indonesia yang sungguh sangat tinggi, ternyata informasi itu digunakan oleh seorang dosen untuk mengajar dan ternyata banyak mahasiswanya tergugah untuk membangun Indonesia. Indahnya. Tapi, membuat tulisan dengan saripati yang baik, yang bernilai manfaat tinggi itu tidaklah mudah.

Dari passion, history dan saripati tadi, saya mencoba menguraikannya dengan mengklasifikasikan penulis berdasarkan passionnya, tentunya dalam perspektif saya. Berikut beberapa tipe penulis berdasarkan passion nya :

Pemurah. Seorang penulis bisa jadi menulis sesuatu, untuk mentransfer informasi yang bermanfaat sebanyak-banyaknya. pekerjaan penulis dengan tipe pemurah ini adalah mencoba menggali, mencari dan mengklasifikasikan informasi yang ada dan merangkumnya menjadi informasi yang siap pakai. Dia akan sangat bahagia ketika tulisan yang dia buat dapat dimanfaatkan oleh siapa saja untuk berbuat sesuatu yang nilainya positif.

Perasa. Penulis tipe ini akan selalu mencoba melukiskan apa yang ada di dalam hatinya dalam suatu rangkaian kata yang tertata. Puisi, prosa, cerpen, lagu, semuanya terlukiskan secara indah. Seorang perasa tidak akan terlalu menggubris siapa saja yang mengomentari tulisannya karena tulisan itu lahir dari hatinya, bukan dari kepalanya.

Pemikir. Seorang pemikir akan melihat semua yang dia tangkap sebagai suatu fenomena yang mesti diteliti. Namun seorang pemikir kolot pekerjaannya hanyalah mengamati dan mengomentari. Beda dengan seorang pemikir yang handal. Seorang yang handal akan mencoba merekomendasikan pendapat-pendapatny sebagai solusi terhadap fenomena-fenomena yang ada. Tentunya dengan menghargai setiap pendapat lain yang juga rasional, impersonalitas dan tidak mempunyai motif ekonomi. Pemikir yang baik adalah pemikir yang berupaya memasukkan pemikiran dengan kompetensinya di bidang tertentu ke dalam suatu fenomena-fenomena yang didapatnya. Bukannya terkesan sok eksis dengan membuat tulisan asal jadi, tanpa ide, tanpa penyaluran kompetensi.

Pencari. Biasanya, penulis ada saja yang membuat tulisan untuk mencari sesuatu. Mencari perhatian, mencari komentar positif, undangan berdiskusi lebih jauh, mencari penghargaan terhadap tulisannya atau mencari uang!. Ada penulis yang mencari pembaca yang kritis sehingga terjadi lempar batu, dilempar batu kembali. Semoga saja lempar-lemparan batu yang ada tidak menjadikan kepala pecah, ataupun luka-luka. Tetapi si penulis dan si pembaca saling memikirkan, untuk apa mereka saling melempar batu, dan bagaimana supaya lempar-lemparan itu bisa berhenti. Ada juga yang menulis hanya untuk mencari perhatian, penghargaan terhadap tulisannya. Biasanya tulisan dengan tipe penulis seperti ini tidak mengalir seperti air, karena memang dia dedikasikan tulisannya hanya untuk mendapat perhatian saja, atau mencari uang ‘saja’.

Saya memang bukan seorang sastrawan ataupun ahli bahasa. Bukan juga penulis-penulis yang biasa nongkrong di kolom-kolom opini surat kabar. Tapi saya coba menulis lepas, agar saya mencetak history, menebar saripati, melakukan passion saya.

Semoga bermanfaat.

Jakarta, 8 april 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun