Mohon tunggu...
Mahmud Hasibuan
Mahmud Hasibuan Mohon Tunggu... Administrasi - Pegiat sosial

Aktif dibidang sosial sejak april 2003. Ketua Yayasan Rumpun Anak pesisir

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sarjana Kandang Ayam Mencari Pahlawan.

5 Juni 2017   16:32 Diperbarui: 6 Juni 2017   01:49 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daniri usai wisuda (kiri) dan ketika tampil berbagi cerita di acara Talk Show CANTIK TVRI

Masih ingat dengan tulisanku dulu yang menceritakan tentang perempuan hebat dari pinggiran Jakarta ini?  Sempat di baca ribuan orang dan headline.

Saat ini saya akan kembali menceritakan tentang dia karena menurut saya sangat banyak yang bisa kita teladani dari hidupnya. 

Namanya Daniri, lulusan terbaik 2014 dari Fakultas Ekonomi Universitas Bung Karno. Sosok perempuan ceria yang punya kepedulian tinggi akan pendidikan anak-anak marjinal. 

Daniri bekerja di salah satu Bank swasta di Jakarta dan ketua Perlindungan Anak dan Perempuan di Yayasan Rumpun Anak Pesisir.

Pertama kenal dengan Daniri ketika ia berusia sekitar 10 tahun. Saat itu saya membuka tempat belajar bagi anak-anak Nelayan miskin yang buta huruf dan putus sekolah.

Karena tidak ada tempat belajar maka kami memakai kandang ayam untuk kegiatan belajar bersama. Berawal dari sekolah kandang ayam inilah saya menemukan banyak anak-anak hebat dan salah satunya Daniri. Pada usia 12 tahun Daniri yang awalnya murid di kegiatan kelompok belajar mulai ikut menjadi volunteer dengan menjadi tenaga pengajar untuk anak-anak usia SD. 

Ayahnya yang bekerja sebagai supir angkut barang cukup kesulitan membiayai sekolahnya membuat Daniri berusaha untuk mendapatkan beasiswa untuk kelanjutan sekolahnya. SMP dan SMK dapat bantuan beasiswa dari salah satu pendiri Yayasan Rumpun Anak Pesisir dan ketika kuliah mendapatkan Beasiswa dari kampusnya. 

Menjadi volunteer dengan menjadi guru kecil hanya salah satu dari beragam kegiatan sosial yang dilakoninya. Tahun 2008 Daniri aktif menjadi pendidik sebaya. Daniri bertugas menjadi pendidik di lingkungan tempat tinggalnya untuk melindungi anak-anak dari bahaya Traffcking. 

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Susahnya mendapatkan haknya atas pendidikan ketika sekolah dulu membuat Daniri peka terhadap nasib pendidikan anak-anak di lingkungannya. Memasuki tahun ajaran baru seperti sekarang ini adalah salah satu masa sulit yang bisa membuat anak putus dan berhenti sekolah. Ada banyak alasan yang mungkin bagi kita sangat sepele seperti tidak punya uang untuk sekedar beli perlengkapan sekolah tapi hal ini sangat berat bagi sebagian keluarga anak-anak yang kurang beruntung. Ada beberapa anak yang tidak bisa sekolah hanya karena tidak mampu beli seragam merah putih, Ada juga anak yang ahirnya berhenti sekolah karena tidak sanggup membeli buku pelajaran dan malu setiap hari di tagih oleh pihak sekolah.

Saat ini sudah mulai banyak orang tua yang akan melanjutkan sekolah anaknya mengeluh dan pesimis bisa  mendaftarkan anaknya ke jenjang berikutnya karena dibeberapa sekolah swasta tingkat SMP dan SMK saat ini uang masuknya berkisar dari Rp.1.200.000 sampai Rp.3.500.000 

Sebelumnya  Untuk biaya Ujian Nasional saja tahun ini di beberapa sekolah swasta yang banyak murid-murid dari keluarga tidak mampu terbilang cukup tinggi, di tingkat SD Rp.1.200.000, Tingkat SMP Rp.2.400.000 dan di tingkat SMK sampai Rp.4.000.000

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun