Mohon tunggu...
Mahendra Hariyanto
Mahendra Hariyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja IT TInggal Di Singapura

Pekerja IT yang sedang belajar menulis... Tinggal di Singapura

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Naik-naik ke Puncak Gunung

14 September 2012   18:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:27 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya-menguatkan kembali keimanan kita kepada yang maha kuasa.

Melakukan ritual doa, mendengarkan ceramah-ceramah agama, melakukan perjalanan ziarah ke tempat-tempat suci keagamaan, adalah beberapa cara bagi kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Namun, demikian, melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ritual keagaman bukanlah satu-satu nya cara untuk mendekatkan diri kepadanya.

Ada banyak cara

Mendaki gunung adalah salah satunya. Di saat kita bisa menaklukkan puncak gunung yang didaki, diketinggian gunung yang sunyi, memandang daratan dan lautan luas tak terhalangi, akan membuat kita sadar betapa luasnya alam ini. Betapa agungnya sang maha pencipta , dan betapa kecilnya kita di hadapan-Nya.

"Setiap kali kudaki sebuah gunung, semakin kumerasa dekat dengat Nya. Jadi, Bagiku , mendaki gunung itu adalah ibadah.. bukan sekedar berpetualang, rekreasi atau olah raga"

Begitu kira-kira inti nasehat seorang pendaki gunung yang pernah kudengar bertahun-tahun lalu di saat ku masih remaja.

Jadi, ibadah untuk mendekatkan diri kepada-Nya itu ternyata bisa dilakukan dalam banyak hal bergantung pada Niat-nya. Begitu kira-kira pelajaran pertama yang dapat diambil dari cerita mendaki gunung ini.

Makanya, ketika aku mendengar seorang wakil menteri yang gemar mendaki gunung, dan pada akhirnya meninggal pada saat sedang mendaki sebuah gunung, aku berprasangka baik, bahwasan-nysa beliau meninggal dalam keadaan sedang beribadah.

Di hari lain, aku mendengar kisah seorang teman yang mendaki gunung bersama beberapa teman sekelasnya. Pendaki gunung amatir tentunya , bukan pendaki professional, hanya sekelompok pelajar yang ingin mencoba-coba berpetualang mendaki sebuah gunung di Jawa Barat (saya lupa gunung apa tepatnya). Ini adalah pengalaman baru. Tidak semua pelajar lelaki di sekolahnya berani menerima tantangan untuk mendaki gunung itu. Hanya mereka yang suka berpetualang -dan sedikit terpengaruh iklan rokok- yang berani menerima tantangan itu. Iya betul, iklan rokok.

Di jaman itu ada sebuah merek rokok yang memposisikan dirinya sebagai rokoknya para petualang. Karenanya , iklan-iklan nya di TV penuh dengan adegan petualangan sekelompok lelaki yang mendaki gunung, mengarungi gurun, ataupun menyeberangi sungai yang deras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun