Semua orang pernah  mengalami  proses pendidikan.  Tujuan utama dari proses yang dilalui itu adalah agar kita semua mampu menyerap atau menginternalisasi nilai-nilai ilmu pengetahuan.Â
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Â Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi adalah lembaga-lembaga khusus yang diberi otoritas untuk melakukan transmisi tentang pengetahuan kepada setiap orang.
Muatan-muatan informasi pengetahuan yang diperoleh dari lembaga-lembaga di atas, secara konvensional sudah diakui sebagai muatan yang memenuhi standar kebenaran yang diakui bersama. Â
Sehingga, Â fungsi institusi tersebut dianggap memiliki kewenangan atau otoritas dalam menentukan suatu informasi apakah ia dimasukkan dalam kategori benar atau salah secara ilmu pengetahuan atau tidak.
Oleh sebab itu, betapa besar peranan yang dimainkan oleh lembaga-lembaga pendidikan di atas seakan-akan informasi atau pengetahuan lain yang berada di luar tembok institusi-institusi tersebut tidak akan serta-merta dianggap sebagai kebenaran yang disepakati bersama.Â
Hal ini membawa konsekuensi bahwa pranata tersebut memang diberi wewenang memutus dan menilai kebenaran-kebenaran ilmu pengetahuan.
Pertanyaannya adalah apakah institusi-institusi yang diberi otoritas masyarakat dan diakui eksistensinya sebagai penjaga gawang kebenaran ilmu pengetahuan tersebut memang sudah mewakili realitas kebenaran dari totalitas ilmu pengetahuan yang ada dan beredar di masyarakat?
Fenomena Kebenaran di Ranah Publik
Sementara itu, di sisi lain kita tidak bisa memungkiri bahwa di lingkungan masyarakat, secara kultural kita menemui figur-figur atau tokoh-tokoh yang memberikan inspirasi bagi munculnya satu kebenaran pengetahuan yang tanpa didahului dengan adanya dialektika akademik di lingkungan dunia pendidikan.
Pada zaman sekarang dalam tren ilmu pengetahuan sosial atau kemasyarakatan terutama di dalam ilmu komunikasi, melalui media-media sosial yang tumbuh dan berkembang dengan pesatnya, individu anggota masyarakat bisa dengan bebas untuk menciptakan idiom-idiom sendiri.Â
Idiom yang dihasilkan pada akhirnya memiliki muatan makna tentang satu peristiwa atau satu objek tertentu dan diakui oleh orang kebanyakan.