Mohon tunggu...
Cerita Pemilih Pilihan

Jokowi atau Prabowo, Siapakah yang Akan Memimpin Negeri ?

20 April 2019   14:25 Diperbarui: 20 April 2019   15:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan umum, 17 April 2019 telah dilaksanakan. Rakyat Indonesia telah memilih siapa yang akan menjadi pemimpin negeri ini. Dengan mendatangi berbagai Tempat Pemungutan Suara yang disiapkan Komisi Pemilihan Umum, membuktikan antusias masyarakat untuk mencoblos pilihannya.

Pada Pilpres 2019 ini, kebanyakan dari masyarakat sudah tidak bingung lagi dalam menentukan pilihan mereka karena hanya ada dua calon presiden yaitu, pasangan nomor urut 01 (Ir. H. Jokowidodo-KH. Ma'ruf Amin) dan pasangan nomor urut 02 (H. Prabowo Subianto-H. Sandiaga Uno). Selain itu, masyarakat Indonesia sudah diberikan gambaran tentang para calon melalui kampanye Pilpres 2019 yang berlangsung selama 6 bulan dan debat yang diadakan selama 5 kali. Yang membuat masyarakat tidak bersabar untuk segera memberikan suaranya kepada para pasangan calon.

Walaupun pada masa sebelum pemilihan umum berlangsung, berbagai berita hoax yang ditudingkan kepada para pasangan calon di media masa maupun media langsung, tidak membuat sebagian besar masyarakat Indonesia untuk tidak ikut berpartisifasi dalam memberikan hak suaranya kepada negeri. Pun hal itu menjadi dorongan masyarakat untuk segera melakukan pemilihan umum.

Berbagai macam cara yang dilakukan para pasangan calon dalam kampanye politiknya, yang bertujuan untuk memikat hati masyarakat. Salah satu caranya dengan mengundang para artis papan atas untuk ikut dalam kampanye politik yang mereka lakukan. Dalam kondisi kampanye politik yang masih berlangsung saat itu, berbagai lontaran kata-kata yang diberikan maayarakat kepada pilihannya. Salah satunya pendukung paslon nomor urut 01 melontarkan sebutan "pak de" kepada Ir. H. Jokowidodo dan ada juga diantara mereka menyebut Ir. H. Jokowidodo dengan sebutan "wowi". Begitupun dengan paslon nomor urut 02 H.

Prabowo Subianto yang disebut "wowo" oleh para pendukungnya. Hal inilah yang kadang kala ketika para pendukung bertemu dalam satu tempat dan berbincang seputaran Pilpres, merela selalu mengangkat 1 jari dan melontarkan kata "wowi" bagi pendukung paslon nomor urut 01 dan mengangkat 2 jari sambil melontarkan kata "wowo" bagi pendukung paslon nomor urut 02.

Akan tetapi, walaupun mereka bersaing dalam hal menentukan pilihan, mereka tidak pernah melakukan konflik berdarah hanya sebatas konfilik kecil yang bisa mereda dengan cepat. Inilah yang perlu diapresiasi dari sikap masyarakat Indonesia yang menunjukkan jiwa persatuan mereka.

Pada saat ini, semua masyarakat sedang menunggu hasil perhitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum, karena perhitungan suara yang dilakukan dengan metode quick count yang dilakukan oleh para lembaga survei indonesia belum bisa dipercaya sepenuhnya oleh masyarakat yang disebabkan adanya perbedaan hasil quick countbeberapa lembaga survei Indonesia.

Masyarakat kala itu menyaksikan perhitungan suara melalui media televisi dengan perhitungan quick count yang menyatakan bahwa paslon nomor urut 01 memenangkan Pilpres 2019 kali ini. Dengan perolehan suara lebih dari 50% tiap-tiap lembaga survei. Akan tetapi hal ini disangkal oleh para pendukung paslon nomor urut 02, bahwa adanya kecurangan pada saat perhitungan cepat ini, karena ada beberapa lembaga survei lain yang melakukan perhitungan cepat dan menyatakan bahwa paslon nomor urut 02 lah yang memenangkan Pilpres 2019.

Perbedaan hasil quick count inilah yang menjadi perdebatan di kalangan politik dan masyarakat. Sehingga para pasangan calon menghimbau kepada masyarakat untuk tetap menjalin persatuan dan kesatuan dan menunggu hasil real count yang akan keluar pada tanggal 25 April 2019 nantinya. Selain perdebatan mengenai hasil quick count, banyak terjadi peristiwa-peristiwa di luar keinginan Komisi Pemilihan Umum.

Seperti terjadinya pemungutan suara ulang yang akan dilaksanakan diberbagai daerah di Indonesia yang dinilai telah terjadi kecurangan dan panitia pemungutan suara yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan prosedur pemilihan umum yang sudah ditentukan. Hal inilah yang membuat Komisi Pemilihan Umum harus bekerja keras dalam pemilu tahun ini. Dan kita harus memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kerja Komisi Pemilihan Umum dalam melaksanakan pemilu 2019.

Dalam menunggu hasil real count yang akan menentukan siapakah yang memimpin negeri ini. Para aparatur negara diturunkan untuk melakukan pengamanan dalam menjaga ketertiban masyarakat. Dan para pasangan calon dihimbau untuk tidak melkukan perayaan apapun terhadap kemenangan yang mereka ketahui dari quick count yang berbeda-beda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun