Mohon tunggu...
I Made Widiade
I Made Widiade Mohon Tunggu... Freelancer - Pengembara

Hei, Saya I Made Widiade.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Berbahasa Indonesia dalam Pergaulan Sehari-hari sebagai Kebanggan

5 Desember 2019   21:43 Diperbarui: 5 Desember 2019   21:47 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Sebagai orang Indonesia, sudah semestinya kita menyadari pentingnya Bahasa Indonesia. Bila perlu, kita pun dapat berkontribusi dengan memperkaya kosakata yang sudah ada. Dengan begitu, Bahasa Indonesia akan terus menjadi bahasa yang hidup.

Namun seringkali saya mendapati, sebagian orang yang terlalu bangga dengan menguasai bahasa Inggris, yang dikarenakan merupakan bahasa internasional. Kemudian juga pada beberapa bahasa asing lainnya, dengan alasan tertentu pula.

Sebenarnya bukan berarti memperlajari asing itu salah, tidak. Justru itu memanglah bagus, karena akan dapat berkomunikasi dengan orang asing. Tetapi bukan berarti lebih lancar bahasa asing dan membanggakannya melebihi bahasa nasional kita sendiri.

Dan tentu boleh menganggapnya sebagai prestasi. Namun ya tadi, jangan melupakan bahasa nasional. Bahasa Indonesia sendiri mewakili identitas bangsa, juga menandakan kita punya bahasa yang dikembangkan. Lebih-lebih bisa menyatukan orang Indonesia dari daerah manapun.

Secara pribadi, saya sendiri sebisa mungkin menggunakan Bahasa Indonesia di berbagai situasi, mungkin karena sudah kebiasaan. Seperti ketika memberi ucapan ultah, lebaran, natal, dll. Misal banyak teman yang menggunakan Happy Birthday, Happy Milad, dll, entah bagi saya rasanya lebih menyenangkan menggunakan Selamat Ulang Tahun. Atau untuk ucapan Natal bagi saya biasanya Selamat Hari Natal bukan Merry Christmas. Bahkan ketika lebaran, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Tapi tentu saya pribadi tidak mempermasalahkan dan semua orang pastinya bebas memilih menggunakan Happy Birthday, Merry Christmas, Minal Aidin Walfaizin, dll ataupun dengan versi Bahasa Indonesia. Lebih-lebih beberapa dari itu berkaitan dengan agama, saya justru khawatir nanti seolah-olah dikira melarang ucapan keagamaan, dan saya pun kurang tahu menahu apakah boleh Merry Christmas diganti sepenuhnya ke Selamat Natal dan Minal Aidin Walfaizin diganti ke Selamat Hari Raya Idul Fitri Mohon Maaf Lahir dan Batin. Yang bisa menguji dan menentukan atau memastikan, tentu ahli agama tersebut masing-masing.

Hanya saja, saya pikir tidak masalah. Kan Bahasa Indonesia bahasa kita sendiri? Jadi tidak masalah kan menggunakan bahasa kita untuk pergaulan sehari-hari dan pada situasi apapun di Indonesia?

Ejaan yang Disempurnakan

Nah, saya ingin beralih ke hal yang lebih krusial di dalam upaya kita untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yakni yang sesuai dengan EYD atau Ejaan yang Disempurnakan.

Faktanya, sampai sekarang ini sebagian orang Indonesia masih kurang memahami EYD ini. Hal ini mungkin dikarenakan pergaulan, kebiasaan, dan kurangnya minat baca. EYD dalam Bahasa Indonesia harus dimengerti para generasi muda penerus bangsa. Untuk itu, perlu kita pelajari dan tidak boleh diabaikan.

Sangat disayangkan jika seorang siswa sekolah mengatakan percuma memperlajari Bahasa Indonesia, karena berpikir sudah menguasai dan merasa tidak perlu mempelajarinya lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun