Mohon tunggu...
Maarif SN
Maarif SN Mohon Tunggu... Guru - Setia Mendidik Generasi Bangsa

Membaca untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

PPDB Online, Rayonisasi dan Pemerataan Semu

7 Juli 2017   00:35 Diperbarui: 8 Juli 2017   00:29 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hiruk pikuk penerimaan peserta didik baru hampir usai, hari ini PPDB online sudah ditutup dan bisa kita lihat hasilnya secara realtime. Sedangkan PPDB offline masih dibuka sampai nanti tanggal 12 Juli 2017. 

Setelah melihat portal PPDB online, terbersit beberapa hal dalam pikiran ;

Pertama; dikotomi sekolah favorit dan sekolah non favorit belum hilang dari pola pikir masyarakat kita, dan itu diciptakan oleh sistem penerimaan peserta didik  yang berbeda model. Sekolah yang menerapkan PPDB online saat ini dapat dikatakan sebagai sekolah-sekolah yang memang sejak awal merupakan sekolah favorit. Model penerimaan peserta didik secara online merupakan penegasan atas indikator kefavoritan tersebut. Bagaimana tidak favorit jika sarana dan prasarananya begitu lengkap sehingga mampu melakasanakan PPDB online ? Sementara sekolah non favorit masih tetap melaksanakan PPDB secara manual. 

Lantas apa yang menjadi masalah ? 

Bukan masalah serius sebenarnya, hanya ada sesuatu yang masih tampak sama dengan model PPDB sebelumnya jika dilihat dari sudut pandang masyarakat, yakni bahwa mereka akan berharap besar bisa diterima di sekolah-sekolah yang sekarang melaksanakan PPDB online. Masalah hanya muncul jika dilihat dari sudut pandang sekolah, khususnya sekolah yang belum melaksanakan PPDB online. Mereka masih tetap harap-harap cemas menunggu pendaftar datang, cemas bahwa jumlah pendaftarnya akan lebih kecil daripada daya tampungnya sehingga akan memunculkan beragam masalah selanjutnya. 

Kedua; Upaya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat, belum menyentuh sampai ke akar rumput. Kita melihat bahwa komposisi penduduk miskin sampai sekarang masih terkonsentrasi di wilayah perdesaan. Adanya PPDB online baru membuka kesempatan pada masyarakat miskin perkotaan (kita asumsikan saja termasuk di dalamnya kota kecamatan) untuk menikmati pendidikan di sekolah favorit, sementara masyarakat miskin pedesaan tetap akan menikmati pendidikan di sekolah non favorit. 

Mengapa demikian ?

Secara kasat mata dan sekilas pandang saja sudah bisa kita lihat bahwa sekolah-sekolah favorit letaknya ada di perkotaan (termasuk kota Kecamatan), sedangkan sekolah-sekolah non favorit letaknya ada perdesaan. Rayonisasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas ternyata hanya sampai pada tingkat kabupaten, sehingga masyarakat miskin perdesaan masih tetap akan mendapat pendidikan di sekolah non favorit, karena ukuran favorit dan non favorit ini pada kelengkapan sarana dan prasarananya. Dari sisi sekolah, rayonisasi yang hanya sampai tingkat kabupaten, tidak sampai ke tingkat kecamatan,

 tetap saja tidak memberikan pengaruh apapun, karena sekolah favoritnya ada di kota kecamatan, dan mereka yang bukan masyarakat miskin masih berkesempatan mendapatkannya di sana karena sekolah yang terdekat bukan sekolah favorit. Jadilah masyarakat miskin perdesaan tetap mendapat pendidikan yang "kurang berkualitas" (dalam tanda kutip), yakni pendidikan di sekolah yang terdekat dengan mereka dan sarana prasarananya kurang lengkap atau kurang "bergengsi". 

Dalam kasus lain, masyarakat di wilayah perbatasan menjadi korban rayonisasi, kesempatan untuk memperoleh pendidikan berkualitas juga berkurang, karena di daerahnya hanya ada sekolah non favorit dan jaraknya lebih jauh daripada sekolah favorit yang ada kabupaten tetangga. 

Ketiga; PPDB online ini menjadi semacam jaminan bagi guru-guru dan karyawan di sekolah. Para guru dan karyawan sekolah favorit terjamin bahwa kuotanya akan tetap terpenuhi meski ada pembatasan melalui rayonisasi, seandainya pun meleset, tidak terlalu jauh. Sedangkan bagi guru dan karyawan sekolah non favorit (di perdesaan), jaminan bahwa tahun ini masih tetap seperti tahun-tahun yang telah lewat dengan segala permasalahannya. :) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun