Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Eksotika Wisata di Zona Goa Pinus Malang

8 Juli 2017   07:15 Diperbarui: 31 Juli 2017   12:46 10291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rabu siang itu (6/7/2017), komunitas Bolang mendapatkan kunjungan seorang tamu istimewa asal Palmerah, Jakarta. Usai bersilaturrahmi, kami bertiga bersama sang tamu mengelilingi kawasan wisata di perbukitan bernama "Gunung Banyak". Lokasinya terletak di dekat perbatasan Batu-Pujon, Malang.

Ucapan Selamat Datang di Kawasan Wisata Gunung Banyak, Batu-Malang/Dok. Pribadi
Ucapan Selamat Datang di Kawasan Wisata Gunung Banyak, Batu-Malang/Dok. Pribadi
Kawasan Gunung Banyak menyajikan ragam tempat wisata alam yang menarik. Kawasan itu setidaknya memiliki enam spot wisata yang saya bagi ke dalam dua zona, yaitu "zona Paralayang" dan "zona Goa Pinus".

Zona pertama memiliki spot wisata Paralayang, Oemah Kayu, dan Taman Langit. Sementara zona kedua, memiliki spot wisata Rumah Papua dan Goa Pinus. Tepat di samping pintu masuk Goa Pinus (di luar hutan), berdiri wisata edukasi Taman Kelinci.

Pintu masuk menuju Goa Pinus, Malang/Dok. Pribadi
Pintu masuk menuju Goa Pinus, Malang/Dok. Pribadi
Bersyukur, kami bersama sang tamu spesial pengelola media warga bermottokan Beyond Blogging berkesempatan silaturrahmi sekaligus berwisata di kawasan itu. Kami berkeliling dipandu oleh Pak Ali (owner Taman Kelinci) dan Pak Munir (pengelola wisata Rumah Papua).
Tiket masuk menuju wisata Rumah Papua, satu kawasan bersama Goa Pinus/Dok. Pribadi
Tiket masuk menuju wisata Rumah Papua, satu kawasan bersama Goa Pinus/Dok. Pribadi
Berikut ini adalah tiga wisata yang berada di zona Goa Pinus Malang yang berhasil kami kunjungi sebelum kabut berhasil menyelimuti indahnya kawasan perbukitan itu. 

Bermula di Taman Kelinci Menuju Goa Pinus 
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Taman Kelinci. Kami ngobrol bersama Pak Ali, sang pemilik Taman Edukasi berjuluk Rabbit Field, alias Taman Kelinci. Sembari menikmati kopi cappuccino dan view taman, kami mengobrol bersama sang pemiliknya. Lokasi Rabbit Field berada di desa Pandesari, Pujon, Malang. Jaraknya sekitar 1,5 km dari monumen patung Pujon, Malang.

Ngobrol bareng bersama Pak Ali (tengah) di Taman Kelinci miliknya/Dok. Pribadi
Ngobrol bareng bersama Pak Ali (tengah) di Taman Kelinci miliknya/Dok. Pribadi
Kelinci-kelinci lucu berkeliaran di area taman seluas sekitar 6.000 m2. Kala ramai pengunjung, sekira 60-an kelinci dilepaskan. Pada masa liburan, kira-kira ada 1.000 pengunjung per hari yang datang, demikian menurut pengakuan Pak Ali.
Taman Kelinci Malang/Dok. Pribadi
Taman Kelinci Malang/Dok. Pribadi
Taman ini dilengkapi pula dengan warung-warung kuliner, salah satunya adalah sate kelinci. Kala kami berkunjung, tampak sate kelinci sedang dipanggang. Sayang saya tak suka sate jenis ini. Bagaimana dengan Anda?
Tersedia Sate Kelinci di Area Kuliner/Dok. Pribadi
Tersedia Sate Kelinci di Area Kuliner/Dok. Pribadi
Menu sate kelinci/Dok. Pribadi
Menu sate kelinci/Dok. Pribadi
Areanya yang berada pinggir hutan pinus milik Perhutani dan ladang agro milik warga, membuat tempat itu berpotensi untuk dikembangkan. Misalnya, seperti kata Pak Ali, "Kami hendak melengkapinya dengan taman edukasi susu sapi perah". Tujuannya, sambil berwisata di Taman Kelinci, anak-anak bisa bebas melihat proses pemerahan susu dan ragam produk turunannya".
View Taman Kelinci/Dok. Pribadi
View Taman Kelinci/Dok. Pribadi
Eksotika Goa Pinus di Atas Bukit Banyak
Usai ngobrol sekilas di Taman Kelinci, Pak Ali mengantarkan kami ke wisata Goa Pinus. Kami dipertemukan dengan Pak Munir, pengelola spot wisata Rumah Papua yang berada dalam satu kawasan dengan Goa Pinus.

Sore itu, Pak Munir memandu kami berkeliling. Zona wisata ini menyediakan spot memanah, Goa Pinus, Rumah Papua, dan aneka spot foto selfie. Objek-objeknya instragramble.

Pintu masuk menuju Goa Pinus terbuat dari pepohonan kering. Terdapat joglo untuk istirahat (rest area) di sepanjang jalan setapak yang membelah hutan pinus. Dinding joglo itu terbuat dari bahan kekayuan berdesain unik.

Joglo Tempat Bersantai di Wisata Goa Pinus, Malang/Dok. Pribadi
Joglo Tempat Bersantai di Wisata Goa Pinus, Malang/Dok. Pribadi
Setelah melewati rest area itu, pengunjung dapat seru-seruan di atas replika perahu yang menjorok ke luar tebing hutan pinus. Berfoto di tempat ini, seolah Anda terlihat seperti sedang naik perahu melayang di atas jurang. Waw...!
Spot foto di atas Perahu Layar melayang di udara/Dok. Pribadi
Spot foto di atas Perahu Layar melayang di udara/Dok. Pribadi
Foto di atas replika perahu layar/Dok. Pribadi
Foto di atas replika perahu layar/Dok. Pribadi
Mana Goa pinusnya? Ternyata goa itu merupakan lubang menjorok ke dalam tanah sekira 5 meter. Konon dahulu kala tempat itu merupakan bekas peninggalan Jepang, ada pula yang mengangap bekas galian tambang. Mulut Goa Pinus berdiameter sekira 1,5 m. Di depan mulut gua itu diberi hiasan, seperti ornament, suasananya berkesan sedikit "seram" tapi tidak menakutkan.
Mulut Goa Pinus, Malang/Dok. Pribadi
Mulut Goa Pinus, Malang/Dok. Pribadi
Pesona Rumah Papua di Tebing Hutan Pinus
Menurut saya, tempat yang satu ini adalah tempat yang tak kalah mengasyikkan. Replika rumah-rumah kecil dengan atap berpola bulatan dari bahan mirip ilalang, tepatnya adalah daun tanaman tebu. Rumah-rumah kecil itu berdiri berjajar di sepanjang pinggir tebing hutan pinus. Instagramable banget, alias menarik dipotret dari segala sisi.
Spot Wisata Rumah Papua di Goa Pinus yang instagramable/Dok. Pribadi
Spot Wisata Rumah Papua di Goa Pinus yang instagramable/Dok. Pribadi
Replika Hutan Pinus di Zona Wisata Gunung Banyak, Malang/Dok. Pribadi
Replika Hutan Pinus di Zona Wisata Gunung Banyak, Malang/Dok. Pribadi
Manurut Pak Munir, spot Rumah Papua baru dibuka sekitar dua bulan lalu. Pikir saya, momennya pas dengan liburan panjang paska Idul Fitri 2017 (1348 H) dan liburan panjang anak-anak sekolah di akhir tahun ajaran.

Area wisata Rumah Papua di kawasan Gunung Banyak itu dilengkapi dengan gardu pandang. Sambil menikmati hawa sejuk di sore itu, terdengar suara desing angin meniup dedaunan pepohonan pinus diiringi kemunculan kabut tipis. Di tempat ini, minum kopi sambil memandangi keindahan alam ciptaan Tuhan terasa adem.

Gardu pandang di spot Rumah Papua, wisata Goa Pinus/Dok. Pribadi
Gardu pandang di spot Rumah Papua, wisata Goa Pinus/Dok. Pribadi
View perdesaan nun jauh di bawah perbukitan terlihat indah dari tempat ini. Daerah itu adalah dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Batu. Daerah itu merupakan salah satu sentranya susu sapi perah yang dikelola oleh Koperasi. Namanya Koperasi Margo Makmur Mandiri yang diketua oleh Pak Munir, pemandu kami kala itu.
Meski hanya beberapa menit, kami sempat diajak berkunjung ke Koperasi itu jelang pulang. Menurut pengakuannya, ada sekitar 700 ekor sapi perah yang menghasilkan 3000 liter susu segar per hari.

Sayang kami tiba di spot Rumah Papua saat sore. Kala itu, kabut tipis mulai berkeliaran jelang senja hari. Andai kami datang di pagi hari saat mentari baru terbit, kami akan dapat melihat sang mentari muncul di kaki Gunung Arjuno sedang membelah seribu bukit.

Kini saatnya giliran Anda berkunjung ke sana mumpung masih liburan, bukan? Harga tiket masuknya pun cuma Rp 5.000 per spot. Sayang infrastruktur jalannya relatif sempit, pintu tiketnya pun belum terpadu (satu pintu); jadi, pengunjung harus bersabar mengantri, terutama pada saat padat pengunjung.

Bersama Pak Munir (paling kiri) di dekat pintu masuk spot wisata Rumah Papua/Kiriman foto via fb Mas Isjet
Bersama Pak Munir (paling kiri) di dekat pintu masuk spot wisata Rumah Papua/Kiriman foto via fb Mas Isjet
Catatan Kecil: Selalu Ada Cerita Baru di Lokasi Wisata
Andai sang tamu spesial kami punya waktu cukup, barangkali enam destinasi wisata menarik di kawasan itu akan dinikmati dengan nyaman, sejak dari Taman Kelinci, Goa Pinus, Rumah Papua, Oemah Kayu, dan Taman Langit hingga ke puncak bukit di mana wisata Paralayang berada.

Sayang, kabut tak bisa diajak kompromi kala itu, sehingga sang tamu tak dapat mencoba tandem Paralayang. Ketika merekam sejumlah objek pun, terutama Paralayang, kami harus rela berbagi kesempatan dengan tebalnya kabut. Pasalnya, dia sudah siap menyelimuti kawasan wisata Gunung Banyak kota Batu ketika hari sudah beranjak senja. Namun kuliner malam di kawasan Paralayang, buka hingga malam hari.

Aneka kuliner buka sampai malam di area wisata Paralayang/Dok. Pribadi
Aneka kuliner buka sampai malam di area wisata Paralayang/Dok. Pribadi
Apa boleh buat, tiket Garuda sudah menanti kehadiran sang tamu di Bandara Abdurrahman Saleh Malang. Esoknya, (Kamis, 7/7/2017) sang tamu harus sudah berada di atas pesawat untuk segera kembali ke Jakarta.

Salam hangat dari kami, kawan! Menjalin silaturrahmi sekaligus berwisata itu indah, bukan? Sang tamu berkata, "Sebuah tempat wisata tak pernah membosankan, karena selalu ada cerita baru meskipun dikunjungi berkali-kali". 

Walhasil, kita mesti bersikap ramah terhadap lingkungan di setiap tempat wisata, misalnya tidak membuah sampah sembarangan, seperti peringatan yang tertera di area Paralayangan ini.

Papan peringatan di lokasi wisata Paralayangan, Batu-Malang/Dok. Pribadi
Papan peringatan di lokasi wisata Paralayangan, Batu-Malang/Dok. Pribadi
Saya yakin, Anda pun perlu mengunjungi tempat-tempat wisata itu bersama kawan-kawan atau keluarga tercinta sesuai kebutuhan. Bersyukur, kami berkesempatan melihat ciptaan Tuhan yang paling indah di kawasan hutan pinus itu. Bagaimana opini Anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun