Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Teana (Part 6 - Lanjutan 3)

21 April 2017   07:31 Diperbarui: 21 April 2017   17:00 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: goldwallpapers.com

“Kau sudah minum terlalu banyak Haydar. Ayo kita pulang.” ajak Ghalib sahabatnya.

“Tidak… Aku masih ingin minum – minum malam ini.” ucap Haydar sambil meraih gelas diatas mejanya setelah ia mengibaskan tangan kanannya untuk menolak ajakan Ghalib.

Ghalib hanya bisa menghela napas panjang melihat kelakuan sahabatnya itu.

“Haydar, ini sudah hampir larut malam. Kita harus kembali ke penginapan. Karena besok pagi – pagi sekali kita harus pulang ke Kota Hegra.” bujuk Ghalib dengan sabarnya.

Namun Haydar masih saja tidak beranjak dari mejanya. Ia malah meminta sebotol minuman lagi kepada pelayan.

“Tuan, biar saya saja yang mengatasi semuanya. Tuan pergilah ke pemilik kedai untuk membayar minuman kita ini.” ucap Manaf  kepada Ghalib.

Manaf tahu benar bahwa Ghalib telah kehabisan akal untuk mengajak Haydar pulang. Wajahnya nampak lelah. Sehingga Manaf mencoba membantu Ghalib untuk membujuk Haydar pulang.

“Baiklah Manaf, kau urus Haydar. Biar aku membayar minuman kita ini.” jawab Ghalib singkat.

Kemudian ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri pemilik kedai untuk membayar minuman mereka.

Suasana kedai Zubi makin ramai saja. Musik gambus mengalun bersahut – sahutan dengan alunan merdu seruling.

Satu persatu penari mulai bermunculan. Menyuguhkan tarian – tarian khas padang pasir. Tarian perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun