Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sudah Ada Gay Sejak Zaman Purba

9 September 2017   12:04 Diperbarui: 9 September 2017   12:14 1007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah Ada Gay SejakZaman Purba

Oleh: Trimanto B. Ngaderi

Dimulainya kehidupan Adam dan Hawa di muka bumi ini, maka dimulai pula perang besar antara cahaya dan gelap, antara kebaikan dan keburukan, antara cinta dan benci. Sebab, Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan anak keturunan Adam. Keberhasilan Iblis yang pertama kali adalah pembunuhan Habil oleh Qabil, saudara kandung sendiri akibat rasa iri dengki.

Sejak saat itulah, ketika anak keturunan Adam kian bertambah, berbagai kejahatan manusia mulai bermunculan dengan berbagai ragam dan bentuknya. Ada pembunuhan, penyiksaan, perampokan, penindasan, ketidakadilan, termasuk juga pelacuran dan penyimpangan seks lainnya.

Tentu, kejahatan di bidang seks pun sudah ada sejak manusia ada di dunia ini. Adanya pelacuran, perselingkungan, seks besar, hingga berbagai perilaku penyimpangan seks. Ketika Injil dan Al Qur'an menceritakan perihal perilaku seks menyimpang yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth as (Sodom dan Gomorah), maka bukan berarti perilaku seperti itu baru ada di zaman itu. Hal itu diceritakan oleh kitab suci karena peristiwa itu cukup besar dan berakhir tragis, terlebih hal itu dilakukan oleh orang banyak (sekelompok kaum), bukan hanya orang per orang. Diabadikan dalam kitab suci agar bisa menjadi pelajaran bagi umat-umat sesudahnya.

Bahkan, di dalam Injil cukup banyak menceritakan kisah-kisah pelacuran, pemerkosaan atau perselingkuhan umat-umat terdahulu. Misalnya, kisah Dina anak perempuan Lea (Kejadian 34: 1-2), kisah Onan (Kejadian 38: 9) dan lain-lain.

Latar Belakang Peristiwa

Suatu peristiwa terjadi pasti ada banyak hal yang melatarbelakanginya. Tidak mungkin suatu peristiwa terjadi begitu saja, tanpa ada asal-muasal dan berbagai aspek yang mempengaruhinya. Berbagai pertanyaan bisa kita lontarkan terkait peristiwa kaum Nabi Luth as, di antaranya: Mengapa mereka bisa memiliki perilaku seperti itu? Adakah aspek historis atau sosio-kultural yang mempengaruhinya? Atau adakah faktor ekonomi dan politik? Mengapa bisa menimpa sekelompok kaum? Mengapa banyak sekali yang memiliki perilaku seperti itu? Dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Di zaman sekarang ini, seorang yang menjadi gay, tidak serta merta lahir langsung menjadi gay. Tapi ada berbagai peristiwa atau aspek yang melatarbelakanginya. Entah pengalaman masa lalu, kekecewaan, kebiasaan, pengaruh lingkungan pergaulan, atau faktor lainnya.

Praktik Budaya

Pada suku atau kelompok masyarakat tertentu, perilaku dan tindakan gay bahkan menjadi sebuah praktik budaya yang diketahui dan disepakati bersama. Seperti misalnya, dalam tradisi warok di Ponorogo, inisiasi menuju pendewasaan pada suatu suku di luar negeri, dan sebagainya. Terkait hal ini, para pembaca bisa mencari referensinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun