Mohon tunggu...
Lystia Agnes
Lystia Agnes Mohon Tunggu... -

Terkadang Menjadi Biasa Itu Menyenangkan!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Keluar dari Zona Nyaman

7 September 2015   11:45 Diperbarui: 7 September 2015   12:26 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi Pribadi yang Berkualitas dengan Keluar dari Zona Nyaman

Menjadi pribadi yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh seseorang jika ingin mencapai kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. Tuntutan ini bukanlah merupakan tuntutan zaman atau keadaan, tapi lebih kepada tuntutan hati nurani yang memang selalu mengajarkan kepada manusia untuk mencapai kualitas diri yang lebih baik. Menjadi pribadi yang berkualitas tentu bukanlah hal mudah, dari itulah itu diperlukan sebuah komitmen dan upaya yang tepat untuk mencapai itu semua.

Oleh sebab itu untuk menjadi pribadi yang berkualitas kita harus berani untuk keluar dari zona nyaman kita.

Tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan, tidak ada pertumbuhan di zona nyaman

Kalimat ini mengingatkanku pada sebuah mutiara.

Siapa yang tidak terpesona melihat keindahannya?

Tetapi apakah anda tau? Perhiasan yang indah itu tidaklah terbentuk dalam situasi yang nyaman. Sebutir pasir yang memasuki tubuh seekor tiram atau kerang di dasar lautan. Karena pasir itu menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, dan kerang itu berusaha mengusirnya. Ia menggunakan getah di perutnya untuk membalut pasir yang melukainya. Proses itu bisa berlangsung bertahun-tahun sampai akhirnya terbentuklah sebuah mutiara yang cantik dan berharga!

Keluar Dari Zona Nyaman

Namaku Tasya. Aku juga punya cangkang pribadi yang indah dan nyaman yaitu dunia kecilku sendiri. Sebagai anak tunggal dalam keluarga, selama 17 tahun aku telah membangun dunia kecil yang terdiri dari aku, daku, dan diriku. Aku tidak punya saudara kandung, hanya punya orangtua yang selalu sibuk. Aku tidak perlu berbagi apapun dengan siapapun. Aku senang dengan dunia kecilku, dan aku ingin duniaku selalu seperti itu!

Ketika aku mulai kuliah, aku menemukan bahwa kehidupan ternyata jauh lebih besar daripada dunia kecilku. Aku bertemu dengan orang-orang yang beda pandangan hidup, beda cara berpikir, beda kebiasaan, beda gaya-hidup, dan aku sangat tidak nyaman dengan semua itu. Aku tidak mengerti mengapa orang tidak bisa melihat apa yang kulihat atau melakukan apa yang kulakukan, tetapi, mengapa aku harus memusingkan diri dengan pendapat mereka? Jadi, aku memutuskan untuk mulai membatasi interaksiku dengan orang lain. Lagipula kata “berbagi” itu tidak ada dalam kamusku.

Namun, pada masa itu juga, Tuhan membawaku mengenal anugerah keselamatan-Nya di dalam Yesus Kristus. Di sanalah titik balik dalam hidupku. Aku harus berbagi hidup dengan orang lain, mendengarkan mereka, dan berusaha memahami mereka. Sungguh tidak mudah. Rasanya dunia yang telah kubangun dengan hati-hati selama 17 tahun kini hancur berantakan.

Hari ini, setelah sekian tahun berlalu, aku sungguh bersyukur Tuhan telah menarikku keluar dari dunia kecilku. Masa-masa tidak nyaman itu telah mempersiapkanku untuk masuk ke dalam dunia kerja, di mana aku harus berinteraksi dengan banyak orang yang jauh dari sempurna. Aku harus berbagi hidup dengan mereka. Bisa dibilang setiap hari, aku harus menghadapi beragam orang dengan visi, kepentingan, dan sikap yang berbeda-beda..

Apakah kamu merasa Allah sedang menarikmu keluar dari cangkang pribadimu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun