Mohon tunggu...
Lygia Pecanduhujan
Lygia Pecanduhujan Mohon Tunggu... Penulis - Creative Writer, influencer, Blogger, Content Contributor, Social Worker, Backpacker, Founder Digiefood Indonesia, Founder of Baklavanesia

Bookografi A Cup of Tea for Single Mom (Stiletto Books, 2010), A Cup of Tea for Complicated Relationship (Stiletto Books, 2011), Storycake for Ramadhan (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Emak Gokil, the Anthology (Rumah Ide, 2011), For the Love of Mom, the Anthology (2011), Storycake for Amazing Mom, the Anthology (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Hot Chocolate for Broken Heart (Cahaya Atma Pustaka, 2012), Hot Chocolate for Dreamers (Cahaya Atma Pustaka, 2012), Storycake for Backpackers (Gramedia Pustaka Utama, 2013), Balotelli versus Zlatan (Grasindo, 2013), Jurus 100% Pensiun Kaya (Bisnis Sapi) with Raimy Sofyan (Grasindo, 2014), Ronaldo versus Messi, duet with Astri Novia (Grasindo, 2014), World Cup Attack (Grasindo, 2014), AC Milan versus Inter Milan (Grasindo, 2014), Van Persie versus Luiz Suarez (Grasindo, 2014), 101 Kisah Cinta Sepanjang Masa (Grasindo, 2014), As Creative as Steve Jobs (Grasindo, 2014), Peluk ia Untukku (ghostwriter) (Grasindo, 2014), Peruntungan Cinta Menurut Zodiak & Shio di Tahun Kambing 2015 (Menggunakan nama pena: Tria Astari, Penerbit Grasindo, 2015), 50 Ritual Malam Miliader Dunia bersama Honey Miftahuljannah (Grasindo, 2015)

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Waspada:Bebek Kaleyo!

28 Maret 2015   14:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:52 6279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Http://www.bebekkaleyo.com

Dahulu kala, di kerasnya Ibukota Jakarta, ada dua keluarga kakak beradik yang sedang dalam keadaan resah gelisah, gundah gulana, dan kebimbangan yang luar biasa. Hendri Prabowo, Paulus Maria, Rini Cahyanti, dan Fenty Puspitasari, demikian nama kakak beradik itu, mereka memiliki sebuah keinginan yang teramat mulia, mempunyai usaha sampingan di luar jam kerja mereka sebagai seorang pekerja yang harus rutin ‘ngantor’ 8 jam sehari, 6 hari seminggu.

Akhirnya, di Januari 2007, keduanya memutuskan untuk memulai bisnis Kuliner, sebuah bisnis yang memang nggak ada matinya di manapun. Modal awal mereka hanya 15 juta. Mampukah membuka bisnis kuliner impian seperti yang mereka harapkan?

Bisa! Dengan modal 15 juta itu, mereka membuka usaha warung tenda berlokasi di emperan sebuah bengkel mobil daerah Cempaka Putih. Bukan hanya bermodal materi, mereka juga harus jungkir balik menyiapkan segala sesuatunya. Yang pertama, tentunya soal menu. Saat itu, masih jarang orang yang berjualan dengan menu Bebek. Hendri dan Maria mengumpulkan semua resep berbahan dasar Bebek yang ada di internet, toko buku, ataupun yang ada di berbagai majalah.

Setelah semua resep hasil berburu itu didapat, mulailah uji coba menu tersebut dilakukan. Satu persatu menu-menu pilihan yang tampak menggugah selera itu diuji di dapur mereka serta dimodifikasi untuk mendapatkan menu dengan rasa terbaik. Namun, belum cukup sampai di situ, menu paling enak tentulah bukan saja yang mereka anggap enak, melainkan juga harus dianggap enak oleh banyak orang. Mereka pun mulai mengumpulkan orang-orang yang diminta untuk mencicipi menu bebek yang akan menjadi andalan di warung tenda mereka dan membandingkannya dengan Resto Bebek X yang menjadi competitor paling utama saat itu.

Kesan pertama, begitu menggoda, rupanya jargon tersebut tidak berlaku untuk menu perdana Bebek Kaleyo saat itu. Terbukti, dari banyak orang yang mereka mintai komentar, semuanya menyebutkan bahwa Resto Bebek X masih lebih enak.

Kesan pertama yang jauh dari kata memuaskan tersebut tak lantas membuat mereka jera dan kapok. Mereka terus berulangkali mencoba memodifikasi resep-resep terbaik dari berbagai sumber, tanpa kenal lelah. Tercatat, setelah melalui 70 kali percobaan, akhirnya para responden mulai menyukai hasilnya, dan menyatakan racikan Bebek mereka lebih enak daripada Bebek X.

Bukan hanya menu Bebek yang harus puluhan kali mereka modifikasi hingga menghasilkan menu andalan di warung mereka. Bahkan untuk Sambal dan Kremesnya sendiri pun, mereka melakukan puluhan kali percobaan untuk menghasilkan sambal yang lain daripada yang lain.

Perjuangan keluarga bersaudara ini dalam memulai bisnis rupanya terbayar lunas. Karena, meskipun terbilang baru pada saat itu, namun kehadiran Bebek Kaleyo telah mampu menyedot perhatian warga Jakarta penikmat kuliner. Outlet-outlet mereka langsung diserbu oleh para ‘pecandu bebek’ dan setiap outlet yang rata-rata berkapasitas 150 kursi selalu penuh sesak dan padat oleh para pengunjung.

Saya, merasa sangat beruntung karena telah berkenalan dengan kuliner bebek yang satu ini sejak awal, yaitu pada tahun 2007. Saat itu, saya mencicipinya di tempat asalnya, Cempaka Putih. Seorang sahabat di dunia maya mengajak saya ke sana saat saya sedang kebetulan mampir ke Jakarta.

“Teh Gia, ayo aku ajak makan Bebek. Doyan kan?” Tanya Lita, sahabat saya itu.

“Doyan pisaaaan, di mana?”

“Ikut ajah, pokoknya ini resto beda deh!”

Dengan semangat 45 saya mengikuti ajakannya, dan ketika tiba di lokasi, saya langsung takjub, karena pengunjung yang hadir di outlet bebek itu membludak. Seluruh kursi terisi penuh dari ujung ke ujung, sampai saya merasa cemas karena takut tak kebagian duduk, sedang perut sudah semakin keroncongan karena belum terisi sejak pagi.

Tanpa banyak bicara, Lita langsung menarik tangan saya ke sudut dan rupanya di sana masih ada 2 kursi kosong tersisa. Tanpa banyak cakap, kami pun langsung memesan menu paling direkomendasikan di tempat itu, Bebek Cabe Ijo.

Sebagai seorang Pecandu Bebek yang telah melanglang buana menikmati kuliner berbahan dasar Bebek di setiap kota yang saya kunjungi, Kuliner Bebek yang satu ini patut diacungi jempol. Tentunya ada ciri khas tersendiri hingga membuat kuliner bebek yang dilabeli Bebek Kaleyo ini selalu dibanjiri oleh pengunjung dan mendapat tempat di hati para penikmatnya.

Bagi saya, rasa dan tekstur bebek dari Bebek Kaleyo ini memang unik dan berbeda dari yang lain. bumbu dan rempahnya meresap hingga ke tulang,sementara teksturnya sangat lembut, empuk, dan tidak perlu repot menikmatinya.

Sejak saat itu, setiap kali sahabat saya berkunjung ke Bandung, oleh-oleh utama yang saya minta darinya hanya satu: 5 Porsi Bebek Kremes Kaleyo lengkap dengan sambel mangganya yang legendaris itu!

Delapan Tahun Kemudian ….

Ketika pertama kali mendengar bahwa saat ini Resto Bebek Kaleyo sudah membuka cabang di Bandung, hati saya berdebar-debar cemas, persis seperti ketika saya mengalami rindu ingin bertemu dengan pasangan saya. Ah, lebaynya. Namun begitulah, hingga detik ini, lidah saya sebagai pecandu bebek belum terobati dengan begitu banyaknya jenis kuliner berbahan dasar Bebek ini bertebaran di Bandung mulai dari kaki lima hingga resto ternama. Namun, kali ini, Bebek Kaleyo akan menjadi salah satu Kuliner Bandung yang pastinya sangat mampu bersaing dengan berbagai kuliner lainnya di kota kembang ini.

Setiap kali mencicipi menu bebek di berbagai tempat, saya selalu dihempaskan oleh rasa kecewa karena banyak hal, daging bebeknya yang alot, sambalnya yang kurang pedas, porsinya yang terlalu kecil, atau bahkan harganya yang terlalu mahal untuk ukuran kantong penulis freelance macam saya ini.

Namun kekecewaan saya akhirnya terobati ketika mendapatkan info bahwa saat ini, Bebek Kaleyo sudah membuka cabang di Bandung.

“Yang bener? Bebek Kaleyo yang itu?” Tanya saya pada diri sendiri. Dengan berbekal rasa ingin tahu yang tinggi, dan tentu saja berbekal duit lumayan banyak di dompet, saya pun memutuskan untuk mengunjunginya di satu Sabtu pagi yang sangat cerah. Sudah terbayang bentuk dan rupa Bebek Kaleyo yang selalu menggoda, ditambah dengan sambal mangga mudanya yang tentunya belum apa-apa sudah membuat air liur saya menetes.

Bebek Kaleyo cabang keempat belas ini, terletak persis di perempatan Jalan Pasir Kaliki-Pasteur-Sukajadi dan menjadi satu dengan area Café Bali Heaven. Untuk para penikmat Kuliner Bandung, tentunya lokasi ini sangat mudah diakses karena ada banyak angkutan kota yang melintas di depannya.

Rupanya, konsep Resto Bebek Kaleyo ini sudah jauh berbeda dengan saat saya pertama kali mengunjunginya di Jakarta, delapan tahun yang lalu. Tempatnya sangat luas, meja kursinya yang terbuat dari kayu yang nyaman dan unik membuat kita betah berlama-lama duduk di atasnya. Konsepnya merupakan konsep ruang terbuka, di mana para pengunjung dapat langsung menghampiri meja saji dan memilih beragam menu yang ada dan langsung membayarnya di kasir.

Entah akibat lapar atau memang karena kerinduan yang meluap terhadap Bebek Kaleyo yang satu ini, saya memesan menu dengan kalap! Memilih nasi merah sebagai pendamping sang bebek, saya pun mulai memesan menu pilihan hati: Bebek Cabe Ijo, Bebek Cetar, Sate Bebek, Telor Asin, Tumis Jamur, Es Teh Leci, Teh Botol, Dimsum, Es Durian, Air Mineral, dan Sambal Bajak Ati Ampela.

Masya Allah, saya kalap!

Kekalapan saya itu baru saya sadari ketika mendekati meja kasir. Dengan rasa cemas dan degdegan sambil memegangi dompet erat-erat, saya mulai berdoa ketika Kasir menghitung daftar pesanan saya.

Bebek Cabe IjoRp. 24.500

Bebek CetarRp. 24.500

Sate Bebek Rp. 24.500

Telor AsinRp.5.000

Tumis JamurRp.4.500

Sambal Bajak Ati AmpelaRp. 4.500

Es Teh LeciRp. 16.000

Air MineralRp.4.500

Sop DurianRp. 20.000

DimsumRp. 14.000

Total: Rp. 142.000

Kasir menatap saya manis sementara saya menatap mesin kasir takjub.

Murah banget! Batin saya. Dengan uang 142 ribu, di tempat lain yaitu di café tempat saya biasa nongkrong, saya Cuma dapat dua menu minuman, dan paling banyak 2 macam menu. Sementara ini, saya memesan beragam menu porsi raksasa, dan harganya semurah ini? Yakin? Nggak salah nih? Akhirnya ada juga tempat makan enak dan murah di Bandung.

1427528942325409724
1427528942325409724

Keterangan: Bebek Cabe Ijo


1427530720610977364
1427530720610977364

1427534381327266373
1427534381327266373

14275325161321428448
14275325161321428448

Makan Kalap!

14275352071420371444
14275352071420371444

14275331351806885053
14275331351806885053

Semua menu itu langsung ludes masuk ke dalam perut saya tanpa malu-malu. Memang sejak pagi saya sengaja tidak makan hanya demi ingin menuntaskan kerinduan saya pada sang bebek dari Bebek Kaleyo ini.

Kesan pertama saya ketika mulai menyantap adalah, “Endaaaaaaang banget! Kualitas dan rasanya masih sama bahkan jauh lebih enak daripada yang pernah saya cicipi delapan tahun lalu.”

Satu persatu, bebek-bebek itu saya gigit, saya remas, saya kunyah dengan sadisnya. Kegiatan asyik saya harus ditunda ketika saya memutuskan untuk menyendok sop durian yang menggoda di depan mata. E-D-A-N, ini baru sop durian! Sopnya kental, durennya asli, manis, legit, aaaaaaaah saya rasanya ingin berteriak saking terpesonanya.

Peluh saya bercucuran sangat deras menemani kegiatan santap menyantap saya kali ini. Sambal bajak ati ampela dan sambal mangga muda serta sambal korek yang khas dari Bebek Kaleyo ini turut andil bertanggung jawab atas kondisi wajah dan tubuh saya yang berkeringat luar dalam.

Ketika pada akhirnya saya terpaksa menyudahi kebersamaan saya dengan para bebek dari Bebek Kaleyo Bandung ini, saya sedikit menyesal dan tiba-tiba sedikit rasa sedih menelusup ke dalam relung-relung kalbu. Rasanya, pengen pesan dan membungkus beberapa porsi lagi untuk oleh-oleh keluarga tercinta di rumah.

Resto Bebek Kaleyo ini, akan menjadi Kuliner Bandung paling favorit buat saya untuk seterusnya, sumpah .. nggak pake ribet. Rasanya, seluruh kekecewaan saya selama bertahun-tahun, akhirnya tuntas sudah. So, saya peringatkan kepada sahabat semua terutama para pecandu Kuliner Bandung, Waspada: Bebek Kaleyo!

Nb:

Oh iya, Bebek Kaleyo ini sudah memiliki 14 Cabang di Jakarta dan Bandung lho, bagi yang penasaran ingin mencoba, bisa kunjungi cabang-cabangnya sesuai dengan jadwal praktek yang tercantum di atas pintu masuk Bebek Kaleyo ini: Senin-Sabtu : 11.00-23.00 WIB dan Khusus Kaleyo Satu: 18.00-24.00 WIB

Cabang Bebek Kaleyo:

1.Kaleyo Satu : Jalan Cempaka Putih Raya 108

2.Kaleyo Dua: Jalan Pemuda 290, Rawamangun

3.Kaleyo Tiga: jalan Danau Sunter Utara F20/27-28

4.Kaleyo Empat: Jalan Raden Inten 3B Buaran, Duren Sawit

5.Kaleyo Lima: Jalan Rawa Buntu 17, BSD

6.Kaleyo Enam: Jalan Lapangan Roos 49, Tebet

7.Kaleyo Tujuh: Kawasan Kuliner Harapan Indah, Bekasi

8.Kaleyo Depalan: Jalan Cempaka Putih Raya 112D

9.Kaleyo Sembilan: Jalan Jatiwaringin Raya (Depan Bank DKI)

10.Kaleyo Sepuluh: Komplek Taman Menteng Sektor 7 Bintaro

11.Kaleyo Sebelas: Komplek Ruko Duta Mas (samping Superindo), Kalimalang

12.Kaleyo Duabelas: Kawasan Kuliner Daan Mogot Baru

13.Kaleyo Tiga Belas: Khusus melayani delivery area kuningan dan sekitarnya

14.Kaleyo Empat Belas: Perempatan Paskal-Pasteur Bandung

Opening Soon: Grand Wisata, Cikarang, Depok, dan Cibubur

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun