Mohon tunggu...
AL Widyawan
AL Widyawan Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi HRD, konsultan dan trainer

Penyuka internet, membaca (filsafat, teologi, manajemen, fiksi), menulis, jalan-jalan, nongkrong makan, musik, sesekali berenang ala skin diving, belakangan mencoba light off road. Dan terakhir praktisi HRD, konsultan dan trainer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pahlawan Itu Kamu

20 Agustus 2010   01:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:52 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pahlawan itu kamu, ketika yang lain hanya membawa sekarung pupuk kimia, justru rela menurunkan satu truk pupuk kompos. Ketika sawah sebelah tumbuhnya bagus, justru sawah sendiri harapannya seperti pupus. Ketika sawah tetangga bulir padinya tampak mulus, justru sawah sendiri sempat dimangsa tikus.

Pahlawan itu kamu, ketika yang lain memamerkan barang kreditan, justru malu-malu menunjukkan buku tabungan. Ketika yang lain menganggap tak berharga uang lima puluh ribuan, justru menabungkan uang meskipun selembar lima ribuan. Ketika yang lain membeli pastel seharga lima ribuan lalu ditinggalkan, justru rela menahan lapar agar hari ini ada yang disimpan.

Pahlawan itu kamu, ketika yang lain berpangku tangan, justru rela turun ketika ada yang memerlukan bantuan. Ketika yang lain mengecam pemberian tak memberdayakan, justru rela mengumpulkan minuman dan makanan untuk disumbangkan. Ketika yang lain merasa puas hanya dengan mentransfer uang, justru rela berkeliling menemui korban untuk membagikan aneka barang.

Pahlawan itu kamu, ketika yang lain mengeluhkan tidak ada peluang, justru menemukan ide dari barang yang sudah dibuang. Ketika yang lain memimpikan menjadi pegawai negeri, justru memilih bekerja mandiri. Ketika yang lain puas hanya menerima gaji, justru boleh berbangga karena bisa memberi gaji.

Pahlawan itu kamu. Bukan warisan kakek nenekmu, bukan pinjaman ayah ibumu, bukan yang berseragam saja atau perjuangannya memakai senjata, bukan pula Superman atau Hanoman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun