Mohon tunggu...
AL Widyawan
AL Widyawan Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi HRD, konsultan dan trainer

Penyuka internet, membaca (filsafat, teologi, manajemen, fiksi), menulis, jalan-jalan, nongkrong makan, musik, sesekali berenang ala skin diving, belakangan mencoba light off road. Dan terakhir praktisi HRD, konsultan dan trainer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Masyarakat di Sekitar Gunung Kelud Pasca Erupsi 2014

6 Juni 2014   15:59 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:02 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada periode 2011-2012, Pos pelayanan Karina, Pare, telah menginisiasi pendampingan bagi warga di kawasan rawan bencana Gunung Kelud. Peristiwa banjir lahar dan tanggap darurat yang terjadi pada 2009, mendorong pengurus dan relawan merancang program agar warga mampu mengatasi masalah mereka. Saat itu, ada pendampingan untuk 3 komunitas ialah warga Dusun Sumbersuko, Desa Asmoro Bangun; Dusun Kapasan, Desa Gadungan, keduannya berada di Kecamatan Pare serta Dusun Sumberdono, Desa Pare, Kecamatan Pare.

Wilayah dampingan tersebut berada di lokasi yang mengalami dampak aktivitas Gunung Kelud. Gunung Kelud memang dikelilingi oleh beberapa gunung, ialah: Gunung Gajah Mungkur dan Gunung Umbuk yang lebih tinggi dan besar. Di bagian Selatan ada Gunung Sumbing yang menyerupai alat gamelan. Pasca terjadi letusan, ancaman yang potensial ialah banjir lahar. Ketika tahun 2007 Gunung Kelud mengalami erupsi kecil, dampak aliran lahar pada tahun 2009 melumpuhkan daerah di kawasan aliran lahar, mengalirkan lumpur dan aneka material seperti kayu dan batu, serta memporak-porandakan pipa air bersih.

Pasca erupsi, ancaman sekunder yang perlu diantisipasi ialah banjir lahar. Banjir lahar dalam sejarah, meluap hingga ke pemukiman warga di sekitar Kabupaten Kediri dan Blitar. Luapan aliran lahar atau letusan abu vulkanik, memang terhalang oleh Gunung Gajah Mungkur dan Sumbing, sehingga derasnya sedikit tertahan. Namun perlu dicermati karakter aliran lahar Gunung Kelud mengarah ke arah Barat Laut melewati Dusun Pulo, lalu ke Trisulo, Dermo, Sidorejo sampai ke Sungai Brantas. Sedangkan di arah Utara berawal dari Dusun Laharpang mengarah ke Puncu, Parang Agung, Lestari, Sumbersuko, Kapasan dan Sumberdono. Tetapi bila volume lahar meluber, aliran lahar berlanjut ke Sungai Mangli mengarah ke Dusun Satak. Aliran lain mengarah ke Timur Laut menuju Dusun Besowo, Siman, Damarwulan sampai Kandangan. Aliran lahar yang mengarah ke Selatan ada dua jalur ialah ke arah Dusun Kali kuning, Kali badak menuju Nglegok dan Ponggok. Sementara yang lain mengalir ke Dusun Kali Putih berlanjut ke arah kota Blitar.

Berdasarkan pengalaman masyarakat yang terekam dalam dokumentasi Karina Surabaya, sejak masa pendampingan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Masyarakat (PRBOM) serta Masa Tanggap Darurat dan Pemulihan pasca erupsi, ada beberapa fakta sebagaimana tersaji di bawah ini.

[caption id="attachment_314648" align="aligncenter" width="300" caption="Warga mulai mengolah lahan pasca erupsi"][/caption]

Dusun Satak

Warga Satak berjumlah 1.100 jiwa yang terdiri dari sekitar 700 kk. Ada 4 RW yakni Sumber, Pulo, Nobo, Yani I dan Yani II. Dusun Yani I terletak paling dekat dengan perkebunan. Wilayah ini merupakan wilayah paling parah diterjang kerikil dan abu vulkanik ketika erupsi Februari 2014 lalu. Dusun ini terletak dalam radius 11 km dari Kelud. Di Yani I terdapat 10 RT, dengan rata-rata 40 kk.

Semua anggota masyarakat Satak adalah pekerja di perkebunan milik negara. Sesuai perjanjian, warga diberi kesempatan untuk menempati rumah di atas tanah milik perkebunan. Tetapi warga hanya memiliki hak guna pakai, bukan hak milik. Warga diberi wewenang untuk mengelola lahan perkebunan lewat tumpang sari. Tanah tetap milik perkebunan. Tanaman kopi tetap menjadi milik perkebunan, namun tanaman di sela-sela kopi dapat dimiliki warga. Selama ini mereka menanam cabe. Mereka harus mengeluarkan dana sendiri untuk mengolah lahan, membeli bibit dan pupuk. Namun ketika panen, untuk perkebunan dan 80% untuk petani penggarap.

Dalam perkembangan, cukup banyak warga yang tidak memiliki dana untuk mengolah lahan, membeli bibit dan pupuk. Mereka terpaksa menjual lahan garapan kepada orang lain. Mereka justru bekerja sebagai buruh tani dan mendapatkan pendapatan dari pihak pengelola lahan perkebunan. Perkebunan juga mengalokasikan lahan bagi warga untuk kandang ternak. Satak identik dengan kampung ternak. Semua ternak ditempatkan dalam satu lokasi di dekat pemukiman warga. Kondisi ini membuka peluang bagi warga yang tidak mempunyai ternak. Mereka menjadi buruh peternak, mencari makan ternak dengan sistem bagi hasil.

Ketika terjadi letusan Gunung Kelud, seluruh lahan perkebunan di Satak, tertutup pasir dan kerikil vulkanik. Berdasarkan pengakuan beberapa pengurus RT yang mengalami bencana, mereka kurang memahami manajemen bencana. Selain itu, tidak ada koordinasi dengan Desa atau Kecamatan berkenaan dengan pendataan anggota masyarakat. Pengalaman masa tanggap darurat, tidak ada koordinasi untuk melakukan evakuasi warga. Dalam waktu sekitar 8 bulan pasca erupsi, mereka memperkirakan kesulitan mendapatkan penghasilan memadai karena lahan tidak bisa ditanam. Tak heran, ada warga yang terpaksa menjual ternak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dalam waktu 4 bulan setelah erupsi, diperkirakan memasuki musim kemarau. Mereka akan kesulitan mendapatkan makan ternak. Sesuai pengalaman selama ini, warga akan lebih banyak menghabiskan waktu di hutan untuk mencari rumput bagi ternak.

[caption id="attachment_314646" align="aligncenter" width="300" caption="Warga Sumbersuko bekerja bakti memperbaiki tempat ibadah"]

14048339981396176475
14048339981396176475
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun