Mohon tunggu...
lulu istianah
lulu istianah Mohon Tunggu... -

seorang perempuan yang sedang belajar menjadi manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sosok Perempuan di Balik Kesuksesan Kongres Perempuan I

14 Maret 2017   19:28 Diperbarui: 14 Maret 2017   19:37 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUJATIN KARTOWIJONO

Salah satu perempuan tangguh penggagas Kongres perempuan Indonesia ialah Sujatin Kartowijono. Gagasan tentang Perempuan ia peroleh dari membaca buku R.A Kartini hingga akhirnya ia terinspirasi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.  Sejatinya, Sujatin sudah aktif berorganisasi sejak 15 tahun, pada saat itu ia bersekolah di MULO dan aktif dalam organisasi JONG JAVA. Setelah lulus dari MULO ia lebih memilih untuk mengajar di sekolah suasta.

Saat Kongres pemuda pertama berlangsung di Jakarta pada tahun 1926, Sujatin baru saja lulus dari sekolah guru, bersamaan dengan itu ia mendirikan Poetri Indonesia. Dua tahun setelah itu ia menggagas berlangsungnya kongres perempuan. Di dalam Kongres Perempuan itu ia mewakili organisasinya yaitu Poetri Indonesia sekaligus sebagai sekretaris pelaksana. Hasil dari kongres pertama sendiri yaitu pendirian perserikatan perempuan, ide ini juga disetujui oleh Nyi Hajar Dewantara dan R.A Soekonto dari kelompok Wanita Utomo.

Dalam perjalanannya Sujatin memilih berada di bagian  terdepan perjuangan hak perempuan. Sujatin juga berperan dalam pembentukan P4A yakni perkumpulan pembasmian perdagangan perempuan dan anak [ada tahun 1930. Setelah kemerdekaan ia turut dalam organisasi PERWARI dan terpilih menjadi ketua Federasi Kongres Wanita Indonesia.

R.A SUTARTINAH ( NYI HAJAR DEWANTARA)

Sosok perempuan hebat lain ialah R.A Sutartinah atau yang biasa dikenal dengan Nyi Hajar Dewantara yaitu istri dari Ki Hajar Dewantara. Dalam perjalanannya Nyi hajar Dewantara dikenal sebagai sosok istri yang selalu mendukung perjuangan sang suami. Perkawinannya membawa Nyi Hajar Dewantara mengenal seluk beluk dunia jurnalistik dan politik, karena ia dituntut harus rajin membaca dan mengikuti perkembangan situasi. Hal ini dilakukan  sebagai awal  pergerakan suaminya dan selalu menjalankan konfrotasi dengan pihak kolonial Belanda. Terlebih lagi jiwa mereka tertanam jiwa pemberontak. 

Perjuangannya bersama suami tidak sampai disitu, Ki Hajar Dewantara mulai berjuang melalui bidang pendidikan dan pengajaran rakyat. Dalam diskusinya dengan K.H Ahmad Dahlan dan K.H Fakhrudin secara spontan Ki Hajar Dewantara mengemukakan gagasan untuk mendirikan satu perguruan nasional yang luas dan mengcangkup seluruh rakyat Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Taman Siswa. Sedangkan saat itu pula istrinya mendirikan membina gerakan wanita Indonesia lewat organisasi baru yaitu Wanita Taman Siswa. Di dalam organisasinya Nyi hajar Dewantara berperan sebagai ketua sekaligus dewan penasehat, dia juga ikut andil dalam membina Taman Indria (Taman Kanak-Kanak) dan taman Muda sekolah dasar dalam perguruan Taman Siswa.

Dalam usaha meningkatkan usaha pergerakan kaum wanita,  Nyi Hajar Dewantara menemukan teman berpikir. ia dan teman-teman lainnya ingin menyatukan seluruh gerakan wanita Indonesia ke dalam satu suatu wadah.  Atas inisiatif inilah Nyi Hajar Dewanntara menghimpun organisasi  yang kemudian mensponsori Kongres perempuan pertama. Dalam kongres Nyi Hajar Dewantara berkedudukan sebagai anggota biasa namun ia diberi kesempatan berpidato yaitu pada 23 desember 1928 dalam penyampaian pokok-pokok pikiran pada acara pemandangan umum dengan judul “adab Perempuan”.

SITI AMINAH (R.A  SOEKONTO)

Siti Aminah atau yang lebih dikenal dengan R.A Soekonto adalah istri dari tokoh pendiri Boedi Oetomo. Pada saat suaminya dibuang ke Belanda, ia ikut dan bersekolah guru di sana. Beliau juga nerupakan kakak kandung dari Ali Sastroamidjojo perdana menteri Indonesia pada masa Soekarno. R.A Soekonto mengenal berbagai tempat dan kehidupan perempuan di luar Yogyakarta karena kedudukan suaminya sebagai dokter yang mengharuskan penempatan tugas di berbagai daerah Jawa. Alasan semua itulah dan juga karena sebagai perempuan tertua di antara penggagas kongres tersebut, maka R.A Soekonto ditunjuk sebagai ketua panitia Penyelenggara.

sebenarnya masih banyak lagi sosok perempuan di balik kesuksesan kongres perempuan. hanya saja saya sendiri kurang sumber hehehe

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun