Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis salah satu usaha untuk mengikat ilmu. Aktifitas saya sebagai jurnalis warga menjadikan selalu untuk menulis berita. Begitu juga sebagai kontributor TVMU untuk wilayah Brebes, mesti menulis Naskah narasi berita. Jadi Menulislah...menulis...dan menulis...Salam Literasi

Kontributor TVMu untuk Kabupaten Brebes

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila tapi Tak Pancasilais

12 Februari 2020   16:05 Diperbarui: 12 Februari 2020   16:08 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : ANTARANEWS

Sobat Kompasiana yang semangat menulis

Pernyataan kontroversi seringkali menjadi jalan untuk menjadi sensasi. Sekelas profesor tentunya sudah bisa menimbang dan menakar apa yang disampaikan akan berdampak positif maupun negatif. Seorang praktisi pendidikan di Kampus tentu memiliki keahlian beretorika dalam berucap, namun bisa saja lidah tak bertulang, suatu saat dia akan keseleo juga. Apapun alasannya, ucapannya telah menuai kontroversi dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Ucapan musuh terbesar Pancasila adalah Agama, menunjukkan yang mengucapkan itu tidak tahu Pancasila. Mungkin dia hafal pancasila dari Sila Satu sampai Lima, namun tidak memahami kandungan isinya. Bukankah Pancasila adalah manifestasi dari Agama, koq malah menganggap bahwa Agama adalah Musuh Pancasila. Aneh Memang..

Logikanya jelas tidak dipakai oleh Sang Kepala BPIP, bukankah Agama Lahir sebelum Pancasila ? Bukankah orang yang menyusun rumusan Pancasila adalah orang-orang beragama

Sepertinya kepala BPIP perlu ditatar lagi P4 yakni Pedoman,Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, agar tahu sejarah Pancasila dan memiliki pola pikir dan nalar yang benar. Sila kesatu Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi bukti bahwa ada nilai-nilai keagamaan pada Pancasila. Bahkan bukan hanya sila kesatu, sila kedua sampai sila kelima pun kalau ditakar dengan nilai agama akan sinkron.

Jadi untuk apa Kepala BPIP membenturkan pancasila dengan Agama ? Untuk Sensasikah ? 

Kalau melihat profilnya sebagai rektor UIN Sunan Kalijaga dan serentetan jabatan hebat serta titelnya yang tinggi, sepertinya orang ini lagi ngigau, atau mau lempar ucapan kontroversi ke media, lalu setelah ramai diperbincangkan, ia akan gunakan jurus ngeles mengeles untuk membela diri bahwa yang dimaksud agama disini adalah mereka yang beragama namun suka membuat teror atau teroris, ISIS dan sejenisnya. Penulis yakin itu, Sang Kepala BPIP akan menggunakan alasan tersebut untuk pembelaan diri atas pernyataannya.

Hal ini mengundang komentar dari pejabat lain, tidak ketinggalan Pimpinan MPR RI yang mengkritik Kepala BPIP yang baru dilantik 5 Februari 2020 ini. Bahwa contohlah Bung Karno sebagai simbol tokoh nasionalis  yang tidak pernah membenturkan antara Pancasila, agama dan negara. Menurutnya, yang perlu dilakukan BPIP mestinya membumikan Pancasila, bukan menghadapkan Pancasila dengan agama.

Mestinya Kepala BPIP mendengarkan petuah dari Presiden Jokowi saat dirinya dilantik 5 Februari 2020


Berhentikan Kepala BPIP !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun