Mohon tunggu...
Lugas Wicaksono
Lugas Wicaksono Mohon Tunggu... Swasta -

Remah-remah roti

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Kalau Pramuka Jadi Mata Pelajaran di Sekolah?

14 Agustus 2017   12:58 Diperbarui: 15 Agustus 2017   19:22 2831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap hari Jumat dan Sabtu pelajar sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat mengenakan seragam sekolah Praja Muda Karana (Pramuka) Pramuka coklat-coklat dengan hasduk di leher dan sejumlah emblem. Namun tidak banyak dari kita yang tahu alasannya. 

Pramuka selama ini telah akrab di kalangan pelajar sekolah. Selain kewajiban berseragam Pramuka setiap dua hari sepekan, mereka juga diharuskan mengikuti kegiatan Pramuka yang menjadi ekstrakurikuler wajib. Ini sesuai dengan Kurikulum 2013 yang menyebut ada tiga materi wajib Pramuka, dia antaranya materi Pramuka Siaga, Pramuka Penegak dan Pramuka Penggalang.

Pramuka Siaga diperuntukkan bagi anggota berusia 7-10 tahun. Mereka dididik dengan kode kehormatan yang disebut janji dwisatya dan ketentuan moral dwidarma. Dwisatya berbunyi; "Demi kehormatanku aku berjanji akan bersunguh-sungguh 1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga. 2) Setiap hari berbuat kebaikan. Sementara Dwidarma berbunyi: "Dwidarma 1) Siaga itu patuh pada ayah dan ibunya. 2) Siaga itu berani dan tidak putus asa.

Sementara di tingkat selanjutnya bernama Pramuka Penggalang yang anggotanya berusia 11-15 tahun. Mereka memiliki janji Trisatya dan ketentuan moral Dasadarma. Trisatya berbunyi "Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh 1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila. 2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat. 3) Menepati Dasadarma. Sementara Dasadarma berbunyi " Dasadarma 1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3) Patriot yang sopan dan kesatria. 4) Patuh dan suka bermusyawarah. 5) Rela menolong dan tabah. 6) Rajin, trampil dan gembira. 7) Hemat, cermat dan bersahaja. 8) Disiplin, berani dan setia. 9) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya. 10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Dilanjutkan Pramuka Penegak untuk usia 16-19 tahun yang juga memiliki janji Trisatya dan Dasadarma. Dan dilanjutkan tingkatan Pramuka Pembina dan Pramuka Pelatih sebagai tingkatan di atasnya dengan kelompok usia yang lebih dewasa. Pramuka di setiap jenjang sekolah, terutama sekolah negeri menjadi pelajaran di luar sekolah atau ekstrakurikuler yang diwajibkan sekolah untuk diikuti setiap pelajarnya.

Pramuka sesungguhnya memiliki tujuan mulia, di antaranya menanamkan rasa cinta tanah air dan pengamalan Pancasila kepada generasi muda. Pramuka juga memiliki peran yang strategis untuk menumbuhkan semangat kebangsaan serta rasa memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semangat gotong-royong dan tenggang rasa.

Pramuka tidak saja mengenai teori tetapi setiap pelajar yang menjadi anggota Pramuka diharuskan mempraktikkannya sesuai materi Pramuka itu sendiri. Mulai dari permainan yang melatih kekompakan serta kebersamaan sampai berkemah di alam bebas. Tentu saja ini dilakukan untuk membentuk pribadi yang disiplin, tangguh, mandiri dan cinta tanah air.

Namun di sisi lain, pemerintah menghadapi situasi dekadensi rasa cinta tanah air masyarakat. Dampaknya kini sering terjadi kasus intoleransi yang dilandasi sentimen Suku, Agama, Ras (SARA). Beberapa upaya berusaha dilakukan pemerintah di antaranya membuat Gerakan Revolusi Mental dan Program Bela Negara. Namun upaya-upaya itu belum menuai hasil yang signifikan, kini masih saja terjadi kasus-kasus intoleransi di sejumlah daerah.

Di tengah fenomena semacam ini sesungguhnya Gerakan Pramuka lebih berperan strategis. Karena sudah lebih lama dikenal dan dipraktikkan di dunia pendidikan. Hanya saja selama ini perannya terlihat masih belum cukup maksimal. Ini bisa saja karena Pramuka tidak begitu diberikan kebebasan. Mengingat Pramuka di dalam kurikulum terbaru hanya sebagai ekstrakurikuler di luar sekolah. Berbeda dengan pendidikan agama yang menjadi mata pelajaran di kelas. Meskipun sejumlah oknum guru ditengarai memanfaatkan pelajaran ini untuk mengajarkan intoleransi kepada siswanya.

Pemerintah bisa saja memberikan kepercayaan penuh kepada Pramuka untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menanamkan nilai Pancasila, tanpa perlu mengeluarkan banyak anggaran untuk program atau gerakan baru. Menteri Pendidikan Muhajir Effendi bisa saja membuat kurikulum baru yang memasukkan Pramuka sebagai pelajaran wajib semua jenjang kelas di sekolah-sekolah.

Begitupula Menteri Riset Teknologi dan Dikti Muhammad Natsir menjadikan Pramuka sebagai mata kuliah wajib di setiap fakultas. Di samping itu tidak saja pelajar dan mahasiswa yang diwajibkan mendapatkan materi Pramuka secara mendalam, tetapi juga guru dan dosen. Mengingat selama ini mereka yang paling berperan mendidik. Yang perlu dilakukan pemerintah kini adalah memberikan kepercayaan kepada Gerakan Pramuka serta memberikan alokasi anggaran yang cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun