Mohon tunggu...
Lucy Widasari
Lucy Widasari Mohon Tunggu... Dokter - Doktor, dokter di Jakarta

Doktor, Dokter di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kolaborasi Sinergik dan Keberlanjutan Program 1000 HPK di Kabupaten Banggai

20 Juli 2017   20:38 Diperbarui: 20 Juli 2017   21:19 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

dr.Lucy Widasari.,MSi

Dokter,Dosen dan Peneliti di Kabupaten Banggai

Program 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) di Kabupaten Banggai telah dilaksanakan sejak bulan Maret 2015. Dua inti kegiatan yang telah dilaksanakan adalah Posyandu Prakonsepsi dan Reposisi Posyandumelalui tahapan kegiatan antara lain dukungan kebijakan Pemda tentang pelayanan terpadu wanita Prakonsepsi di Kabupaten Banggai dan SK Bupati tentang Penetapan gugus tugas 1000 HPK, pertemuan lintas sektor sekaligus penandatangan kerjasama (MOU) antara Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dengan Kementrian Agama, Kantor Urusan Agama (KUA), PKK dan Puskesmas,  sosialisasi dan pencanangan program 1000 HPK di tingkat kabupaten dan kecamatan, penyuluhan gizi dan kesehatan reproduksi rutin seminggu sekali pada pasangan calon pengantin di KUA, kerjasama penelitian yang didukung oleh mahasiswa S2/S3 dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Airlangga Surabaya serta berbagai implementasi kegiatan Program 1000 HPK lainnya di kabupaten Banggai. Pelaksanaan selama dua tahun ini telah menunjukkan hasil berupa menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), prevalensi  anemia dan prevalensi BBLR/ Berat Bayi Lahir Rendah.  Namun demikian, evaluasi dampaknya terhadap indikator lain seperti stunting(anak pendek) belum dapat dilakukan karena data stuntingselama ini mengacu pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan oleh Litbang  Kemkes setiap tiga tahun sekali. Disamping itu, indikator yang digunakan untuk  mengevaluasi masih bersifat facility basedsehingga  dipandang perlu  untuk  membuat model surveilans berbasis  desa yang berkesinambungan.

Surveilans  epidemiologi adalah  pengamatan yang dilakukan secara sistematik dan berkesinambungan terhadap semua faktor yang berperan terhadap terjadinya dan penyebaran suatu penyakit atau masalah kesehatan, agar dapat dilakukan usaha pencegahan dan pemberantasan yang cepat dan terarah. Telah banyak dicapai keberhasilan dalam pembangunan nasional di bidang  kesehatan, namun bangsa Indonesia masih belum berhasil  mencapai "Indonesia Sehat" sebagaimana yang dikehendaki dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan  oleh semua komponen  bangsa Indonesia untuk  meningkatkan  kesadaran, kemauan, dan kemampuan  hidup  sehat bagi  setiap orang agar terwujud kondisi masyarakat Indonesia yang memiliki  derajat  kesehatan optimal.

Bersamaan  dengan kegiatan 1000 HPK, Kementerian  Kesehatan 2015-2019 melaksanakan "Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan  Keluarga (PIS-PK)" dalam mendukung Gerakan Masyarakat  Hidup Sehat (GERMAS).  Pogram Indonesia Sehat terdiri  atas 1) Paradigma  Sehat; 2) Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer; dan 3) Jaminan Kesehatan  Nasional. Ketiganya dilakukan dengan menerapkan pendekatan continuum of caredan intervensi berbasis risiko (health risk).Sementara itu, pendekatan keluarga bukanlah program baru, melainkan salah satu cara meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan  dengan mendatangi  keluarga. Perlu  upaya  pelayanan yang memadai diberikan di tingkat primer, menggunakan pendekatan keluarga dan Germas, melibatkan lintas  sektor  dan masyarakat /swasta, memiliki  cakupan total (universal couverage),menggunakan sumber daya daerah dan kebijakan Pemda.

Berdasarkan hal tersebut diatas dan sesuai dengan naskah kesepahaman kerjasama dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan masyarakat dan gizi pada bulan April 2017 antara Pemda Kabupaten Banggai dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, dan pengembangan kerjasama dengan Ditjen Penguatan Inovasi Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta Kementrian Kesehatandalam Program inovasi 1000 HPK akan diadakan "Seminar  Pengembangan Model Surveilans Berbasis Keluarga", yang merupakan salah satu kolaborasi sinergik dari keberlanjutan program 1000 HPK  dan Program Indonesia Sehat dengan indikator yang akan dinilai adalah indikator terkait dengan program PIS-PK, 1000 HPK, serta indikator lain yang dipandang sebagai pendukung keberhasilan program. Seminar akan melibatkan stakeholdersterkait, antara lain Kepala desa / Lurah, Camat,  Kepala KUA, serta unsur perguruan  tinggi (PT) di Kabupaten Banggai, yaitu perwakilan dari Universitas Tampotika, Unismuh  dan  Akper Luwuk agar keberlanjutan Program 1000 HPK berdasarkan evidence based medicine (EBM) dapat terus berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai.

Seminar ini bertujuan  menetapkan model dan  instrumen surveilans  kesehatan  untuk Program 1000 HPK dan PIS-PK serta  indikator  pendukung dari  sektor lain. Acara  yang menurut rencana akan dihadiri oleh 3 guru besar Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar, yaitu Prof. Dr.drg.Andi Zulkifli.,M.Kes (Dekan FKM Universitas Hasanuddin Makassar), Prof. Dr. Abdul Razak Thaha.,MSc,SpGK dan Prof. Dr.dr. Veni Hadju.,MSc., SpGK  dan  DR. Nurhaedar Jaffar,Apt.,M.Kes  yang akan  dilaksanakan  di Aula Dinas Perkebunan, pada tanggal 24-25 Juli 2017  mendatang, dengan nara  sumber  antara lain Prof. Dr. Abdul Razak Thaha.,MSc,SpGK (Universitas  Hasanuddin),Dr. Moh. Djunaedi (Kantor Kemenag)  dan Dr. Djunaedy  Dachlan.

Pada acara hari senin mendatang juga akan dibangun kerjasama antara Universitas Hasanuddin dengan Universitas Tampotika dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam bidang pendidikan untuk penerapan Evidence Based Learning, dan dalam bidang penelitian akan dilakukan surveilans program posyandu prakonsepsi dan reposisi posyandu, serta dalam bidang pengabdian masyarakat akan dibangun kerjasama agar dapat melibatkan mahasiswa dalam program keluarga binaan, sehingga diharapkan program 1000 HPK akan menjadi bagian kegiatan mahasiswa yang melekat dengan proses pendidikan, dengan demikian program 1000 HPK di Kabupaten Banggai akan berkelanjutan.

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, maka perlu upaya pengembangan model yang diselenggarakan secara terintegrasi sejak dari perencanaan sampai pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya. Sasaran difokuskan pada keluarga, dengan dihidupkannya kembali "Pendekatan Keluarga". Dengan demikian, Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, yang merupakan terobosan dalam upaya menanggulangi masalah-masalah kesehatan, khususnya dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan  bayi, yang sudah diimplementasikan dapat di lakukan monitoring dan evaluasinya di Kabupaten  Banggai. Setelah  tahun 2015 yang merupakan tahun perumusan konsep  dan ujicoba, maka tahun 2016 merupakan  tahun pelaksanaan  dan tahun 2017 dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi serta upaya pengembangan inovatif dari  terobosan  program yang  telah  disepakati  bersama.

Kesehatan bukan hanya sekedar di hilir, bukan hanya sekedar mengobati, tetapi kesehatan ada di hulu membentuk masyarakat yang mengerti tentang kesehatan, mau menjadi manusia yang sehat dan menjaga kesehatan. Berbagai upaya perbaikan kesehatan secara kolektif yang merupakan upaya peningkatan efektivitas dari berbagai inisiatif dan program/kegiatan yang sudah ada dengan menyatukan dukungan kolaboratif dari Pemerintah pusat dan Pemerintah daerah, Institusi pendidikan tinggi serta peneliti/akademisi yang dilaksanakan di Kabupaten Banggai dapat menjadi contoh bagi kabupaten lain di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun