Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sembilan Remaja Tewas Tenggelam di Pantai Kawis, Tanggung Jawab Siapa?

27 Mei 2013   22:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:56 2315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13696673512012387190

[caption id="attachment_256271" align="alignnone" width="634" caption="Jangan Ditiru, Safety First (dokpri)"][/caption] Berita tewasnya 9 remaja GMIM Sentrum Tondano di Pantai Kawis, Desa Tulap, Kecamatan Kombi Minahasa, pagi ini masih menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Media lokal cetak dan on line, pagi ini menurunkan peristiwa naas itu sebagai Headline News. Iklan Turut berdukacita atas peristiwa sedih itu dari Pemerintah, Gereja, dan ormas ikut mengharukan suasana berita pagi ini. Kisah sedih dari kerabat keluarga korban pun menghiasi halaman demi halaman koran lokal. Tak urung, menambah panjangnya duka. Termasuk riuhnya komentar dan tanggapan dari pihak pemerintah, gereja, kepolisian dan teman-teman para korban. Menyimak kejadian itu, lalu saya bertanya dalam hati apa dan mengapa tewasnya 9 remaja itu begitu menghebohkan dan dibicarakan di mana-mana? Rasa ingin tahu bercampur rasa penasaran serta rasa iba yang mendalam membuat hati ini miris. Betapa tidak? Saya mencoba mengumpulkan fakta berikut ini untuk menuntut ketegasan dari pemerintah dan masyarakat. Ibadah Wisata Sudah menjadi kebiasaan masyarakat di Minahasa dan sekitarnya, bahwa liburan, khususnya yang jatuh di Sabtu, dimanfaatkan untuk kegiatan pesiar bersama ke objek-objek wisata. Tak sekedar berwisata, tetapi diisi dengan ibdah padang atau ibadah wisata. Setelah ibadah, acara diteruskan dengan perjamuan kasih makan dan kemudian rekreasi. Demi kebersamaan berjemaah itulah, ke 9 remaja ikut rombongan wisata ke Pantai Kawis (berdekatan dengan Pantai Kora-Kora) Pantai Utaranya Sulawesi Utara. Banyak nama pantai di jalur Utara itu. Saya sendiri pernah berwisata ke Tanjung Merah, Pantai Kema, Pantai Batu Nona, Pantai Triple M, Pantai Makalisung dan masih banyak pantai lagi. Karakter Pantai Karakter dari pantai-pantai Utara itu, menurut pengamatan saya, sebenarnya biasa-biasa saja. Namun pasir pantainya yang lembut berwarna coklat kehitam-hitaman, menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal. Sekitar bibir pantai, ditumbuhi pohon kelapa dan pohon lain yang berfungsi untuk berteduh dan warung kecil. Di dekat pantai Kema, pantainya berbatu karang tetapi memiliki savana padang rumput yang indah dan view laut biru Sulawesi (Celebes Sea) yang menawan dan kadang terlihat kapal besar penumpang dan barang yang akan berlabuh di Bitung. Pantai Utara Sulawesi ini tergolong pantai pasang surut. Ketika surut kadang terlihat batu karang yang menggoda untuk dijadikan tempat bermain. Namun jika pasang tiba sekitar jam tiga, ombak lautan lepas itu memang menakutkan. Karena sering dikunjungi wisatawan lokal, masyarakat memfasilitasi pengunjung dengan membuat sabuah/pondok dari bambu beratapkan daun katuk kering. Sabuah ini kadang dipakai untuk ibadah. Setiap rombongan wisata, seperti group saya dulu, dipungut per mobil Rp. 50.000,- sepeda motor Rp. 10.000,- tanpa diberi karcis karena sifatnya dikelola oleh penduduk sekitar pantai. Tentu saja tanpa diberi karcis berasuransi kecelakaan. Peristiwa Naas Setelah ibadat wisata selesai, rombongan jemaah GMIM Sentrum Tondano melanjutkan dengan rekreasi di pantai dan beberapa mencoba berenang karena saat itu pantai sedang surut. Namun tiba-tiba mereka terseret ombak laut pasang yang datang tanpa disadari lebih dahulu hingga ke tengah lautan (sekitar 100m dari pantai) Teriak minta tolong membuat panik semua. Salah satu dari sembilan korban tewas itu adalah temannya yang berusaha menolong teman-temannya yang tenggelam. Upaya menggunakan bambu panjang, tak membuahkan hasil. Korban lalu dievakuasi dengan menggunakan bak pick up menuju ke rumah sakit di Tomohon yang jaraknya cukup jauh juga lebih dari satu jam perjalanan. Pelajaran Bagi Kita Semua Hampir semua pantai di Sulawesi Utara itu indah dan dijadikan sebagai objek wisata yang kalau hari libur dikunjungi banyak wisatawan. Sebelumnya, pernah terjadi peristiwa serupa. Di Bunaken, ada turis asing meninggal saat diving. Rombongan anggota DPR juga tenggelam hingga tewas gara-gara kapalyang mengantar pulang dari Bunaken dihempas ombak hingga pecah di Pantai Manado. Saya mempunyai pengalaman menarik ketika membawa rombongan pelajar dari Jurong Junior College Singapore berwisata ke Bunaken. Ketika akan naik perahu dan di perahu tak ada jaket pelampung, tamu dari Singapore itu membatalkan untuk melanjutkan wisata laut. Alasannya tak ada jaminan yang jelas tentang keselamatan mereka. Standar keselamatan di Indonesia memang kalah dengan Singapore atau Malaysia. Hampir di objek-objek wisata pantai di Indonesia belum menggunakan standar keselamatan, dan itu membuat tidak aman dan nyaman bagi wisatawan. Diperlukan perda atau peraturan yang melindungi dan menjamin keselamatan setiap wisatawan, termasuk kenyamanannya juga. Standard keselamatan itu antara lain tersedianya jaket pelampung, penjaga pantai, papan-papan tanda bahaya, pelatihan security system bagi penduduk yang tinggal di pantai. Juga ketentuan bahwa setiap objek wisata diwajibkan memberikan pelayan asuransi keselamatan jiwa. Pengecekan kelayakan pemakaian fasilitas wisata secara rutin diawasi. Meski demikian, kesadaran masyarakat tentang keselamatan diri perlu terus-menerus diingatkan. Soal kesadaran ini memang masih jauh dari mudah seperti kesadaran membuang sampah pada tempatnya. Kadang jaket pelampung sudah ada di perahu namun wisatawan enggan menggunakan. Alasannya, merepotkan saja. Akhirnya, siapa yang bertanggungjawab tewas 9 remaja yang dua di antara mereka baru saja gembira karena lulus Ujian Nasional? Yang bertanggungjawab atas kematian 9 remaja itu menurut saya adalah pemerintah karena tidak "becus" menjamin dan melindungi keselamatan jiwa para remaja yang sebenarnya ingin bahagia tetapi berbuah duka selama-lamanya. Our First Priority Safety and Your Priority Safety.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun