(Candy Land. Ilustrasi: Xoo)
Kompasianival tahun ini sudah di depan mata. Meski tidak ikut memeriahkan secara langsung, saya turut mengucapkan selamat atas diselenggarakannya ajang kopi darat tahunan terbesar yang diperuntukkan bagi para Kompasianer di seluruh penjuru dunia. Mengambil tajuk "Aksi Untuk Indonesia", kiranya sudah cukup jelas bahwa keberadaan Kompasiana (dengan Pepih Nugraha selaku pelopornya) sebagai salah satu media jurnalisme warga di Indonesia, berupaya aktif berkontribusi untuk kemajuan negeri tercinta ini lewat berbagi segudang ide, wawasan maupun pengalaman dengan sudut pandang yang unik dari setiap penulisnya. Selain itu, diadakannya ajang ini juga merupakan sebagai bentuk apresiasi terhadap mereka yang mau membagi waktunya untuk menulis secara sukarela dengan puncak apresiasinya berupa Kompasiana Award, yaitu para Kompasianer yang mampu menyajikan artikel terbaik sepanjang sepak terjangnya di Kompasiana, seperti Best in Citizen Journalism, Best in Opinion, Best in Fiction, Best in Specific Interest dan peraih penghargaan Kompasianer of The Year serta peraih Kompasiana Live Achievement. Dan barangkali juga acara Kompasianival tahun ini menjadi bonus yang tidak boleh dilewatkan begitu saja bagi mereka yang ingin melihat langsung sosok narasumber yang sudah tidak asing lagi kiprahnya, seperti Basuki "Ahok" Tjahaya Purnama yang belum lama ini resmi dilantik oleh presiden Jokowi sebagai walikota DKI Jakarta yang baru, Ridwal Kamil dengan posisi jabatan yang sama seperti Ahok yang turut aktif memajukan kota Bandung serta Ganjar Pranowo selaku Gubernur dari Jawa Tengah yang juga tidak kalah eksisnya dalam berusaha untuk memberdayakan daerah jabatannya.
Disamping itu, hampir satu tahun saya melanglang buana di Kompasiana, yang lebih banyak diisi dengan menulis kisah fiksi, tidak serta merta membuat diri saya menganggap bahwa saya adalah penulis yang sudah jago dan berbakat. Nyatanya, banyak Kompasianer yang saya temui dari berbagai kalangan, lewat artikel-artikelnya, menyajikan ragam isi artikel dengan tutur bahasa yang jauh lebih padat, inspiratif, aktual, bermanfaat dan menarik. Bahkan ada juga para Kompasianer yang sudah menerbitkan buku, baik lewat penerbit indie maupun mayor, dan turut serta pula memamerkan sejumlah hasil karyanya dalam acara Kompasianival tersebut. Yang lainnya yang tidak kalah hebat adalah, ada pula Kompasianer yang berada atau menetap di luar negeri dan rela berbagi kisah mengenai perihal seputar situasi dan perkembangan di negeri seberang, namun tidak serta merta melupakan negeri kelahirannya sendiri. Dengan keberadaan sosok mereka di sana, secara tidak langsung turut berkontribusi dengan menginformasikan dan membuka wawasan baru, baik pada para Kompasianer maupun pembaca yang berada di dalam negeri, seperti apa dan bagaimana kehidupan di negeri seberang dengan segala kelebihan dan kekurangannya, serta tidak luput pula bagaimana tanggapan dan umpan balik dari orang-orang di luar sana mengenai kehidupan di negeri Indonesia ini.
Akhirnya, saya menyadari bahwa dalam urusan tulis-menulis, masih perlu banyak yang dipoles, apalagi saya juga dapat dikatakan masih seumur jagung terjun ke dalam dunia aksara yang amat demikian luasnya itu. Dalam berfiksi pun juga ternyata tidak semudah seperti apa yang saya bayangkan. Hanya mengandalkan daya imajinasi milik sendiri dan utak-atik untaian kata dengan diksi yang sesuai rupanya belumlah cukup. Barangkali juga ada sebagian karya saya yang terlihat "ecek-ecek". Tetapi, terlepas dari itu semua, saya sendiri cukup puas dengan hasil yang ada. Meski tentu saja, belum dapat disandingkan dengan mereka yang sudah menyelami lebih dalam lautan kata-kata yang penuh dengan beragam makna di dalamnya.
Untuk para Kompasianer yang berkesempatan hadir, selamat menikmati akhir pekan dan bersenang ria di acara Kompasianival! Selamat untuk para Kompasianer yang meraih Kompasiana Award tahun ini! Oh ya, selamat pula atas kehadiran Kriko, maskot Kompasiana yang baru! Salam Kompasiana!
---oOo---