Bukan Presiden Joko Widodo-nya yang Tak bersikap bijak ketika mengajak seluruh anggota keluarganya pergi ke Jerman dan Turki dalam kunjungan kenegaraan. Tapi memang kitalah sebagai rakyatnya yang tak mampu bersikap bijak dalam menyikapi hal dan keputusan itu.
"Loh.. Kok bisa?"
Jika kita melihat dari sisi hukum perbandingan, dimana kinerja seseorang akan menentukan jumlah upah atau hadiah, maka saya pribadi menilai apa yang dilakukan Presiden sangat-sangatlah wajar dan Lumrah. Tidak melanggar aturan dan norma-norma apapun. Dan Jokowi Pantas mendapatkan itu. Jika memang ada yang berpendapat bahwa kunjungan itu adalah sebuah kegiatan Plesiran.
"Kenapa bisa bicara seperti itu?"
Sebab memang dari sisi aturan Protokoler, apa yang di lakukan Presiden memang tak salah. Aturannya jelas dan ada. Dan juga memang tidak dilarang alias diperbolehkan. Saya ulangi, DIPERBOLEHKAN, teman..!! Lantas salahnya dimana?
Sumber : https://m.kumparan.com/wisnu-prasetyo/bolehkah-jokowi-boyong-keluarga-besar-ke-jerman-dan-turki
Itu satu..! Lalu yang kedua dari sisi Etika.
Buat saya juga bukan hal yang lantas salah. Memang apanya yang salah sik? Lha wong hanya pergi membawa seluruh keluarga besarnya ke luar negeri kok. Sama persis seperti keinginan keluarga-keluarga lain di seluruh dunia ini yang ingin mengajak keluarganya bepergian ke mancanegara jika memiliki kesempatan. Sangat lumrah dan sangat manusiawi sekali.
"Tapi kan itu jadi membuat pemborosan anggaran Negara, Jack?"
Itu kalau memang biaya bepergianya benar di anggarkan ke anggaran Negara? Buktinya tidak seperti itu kan? Buktinya Pihak istana juga sudah Konpers bahwa semua Biaya keluarganya menggunakan uang Pribadi Jokowi kan?