Mohon tunggu...
Liza Lie
Liza Lie Mohon Tunggu... A writer -

A writer. Just a complicated writer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

The Art of Failure (4) : Nekat Gombal, Sikat "Tiger Lady"

23 April 2017   07:01 Diperbarui: 24 April 2017   02:00 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari ini, banyak sekali bos-bos perempuan. Heran ya, bagaimana mereka bisa mengalahkan dominasi bos laki-laki. Bos perempuan atau Tiger Lady itu menyebalkannya sampai ke tulang. Tingkat ketelitiannya sudah sekelas mesin hitung komputer, daya tahan kerjanya kayak kuda besi, galaknya membuat semua fruit boy di kantor tobat. Nah, yang paling sinting itu, lembur tengah malam pun mukanya tetap seperti fresh morning-morning. Seger seperti baru keluar spa. Itu benar-benar menyebalkan.

Sementara semua lelaki tampak semakin tua dimakan usia dan penderitaan bathin punya istri galak, eh Dewa Umur si Tiger Lady seperti ikut terpikat, jadi lupa memutar jam waktu. Dari waktu ke waktu, kulit mereka tetap kencang dan bodi mereka tetap selangsing gadis idaman. Herannya, makin lama mereka tampak semakin cantik menantang.

Tapi, hey, don’t worry! Selalu ada jalan untuk menaklukan para Tiger Lady. 

Sini bisik-bisik sama Tante Liza.

Bos kamu perempuan. Kalau gitu, kamu termasuk orang yang paling beruntung sedunia. Modalmu cuma otak setengah matang, bodi jangan terlalu macho berotot – senormalnya aja, senyum maut, dan tatapan mata nan sejuk. Dijamin deh, Tiger Lady  bakal takluk di tanganmu.

Rule number one. Boss is always right. Rule number two. Female boss is never wrong. Rule number three. Depends on her mood.

Ini yang harus kamu ingat baik-baik. Biasanya bos perempuan itu kalo bukan janda, pasti perempuan yang tidak punya pasangan, alias loneliner. Aloner. Kesepianer. Rindu kasih sayanger. Galak di luar, jinak di dalamer. Ibarat jagung, tertutup rapat di luar, begitu dibuka keluar deh manisnya.

Jadi pinter-pinter kamu membuka baju luarnya. Itu double meaning ya. Don’t take it to literally. Sulit membayangkan, kalau ia bersuami dan rumah tangganya baik-baik, Tiger Lady bisa segarang itu di puncak tertinggi perusahaan. Perlu konsentrasi tinggi dan hati besi untuk mengatur makhluk-makhluk ajaib, seperti kamu.

Modal pertama, kamu harus punya otak. Jangan terlalu matang. Dia sudah capek berdebat sepanjang hari. Dia sudah tampil garang membela pekerjaannya, menghadapi badai kritikan dari para dewa dengan gagah. Sekali-kali, ia ingin tampil lemah. Ia ingin tampil tanpa otak. Ingin jadi makhluk lemah, tidak tabah, tidak gagah. Ia ingin jadi perempuan dengan the knight of the shining armour yang membelanya. Nah, di sini peranmu dibutuhkan. Kamu jangan debatin dia di luar jam kerja. Kamu ajak dia sekali-sekali makan malam di pinggir jalan yang santai, menikmati keramaian tanpa harus membicarakan pekerjaan. Jangan tanya harinya bagaimana. Nanti hatinya keras lagi. Otaknya jadi kembali ke pekerjaannya. Ajak santai. Kamu adalah lelakinya malam ini. She needs someone to talk to. Someone to lay her head for the night. Someone to hold to while crossing the busy street. Someone to sit next to her in the normal life..

Bodimu asetmu. Jangan menghabiskan waktu terlalu banyak di gym. Biasanya Tiger Lady tidak terlalu suka lelaki yang badannya kotak-kotak seperti iklan L-Men itu. Tiger Lady butuh ‘lelaki biasa’. Lagipula, kalau bodi kamu kayak itu, tidak enak buat sandaran. Keras. Tidak lembut. Tidak enak dah pokoknya. Tidak manusiawi. Tidak lelakiwi. Terus, kamu tahu dong, kalau yang bodinya kayak gitu, orientasi anunya ke mana. Males banget, kan. Dia pakai baju longgar, kamu malah pake kaos ketat empat nomor kekecilan. Kayak pisang dipaksa masuk sedotan.

Kalau bertemu dengannya di kantor, jangan pasang muka tegang. Pasang muka rileks. Pasang senyummu. Senyum yang biasa aja. Jangan terlalu lebar. Nanti keliatan palsu. Tiger Lady punya kemampuan mengendus kepalsuan dengan cepat. Kamu jangan sampai ditendang sebelum bertanding. Pasang wajah simpatik. Dengarkan kata-katanya, jangan memotong, jangan meninggikan suaramu terutama di client. Kamu harus bisa kasih solusi yang rasional, terukur, terstruktur dan massive… ummm yang massive tidak jadi deh. Nanti aja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun