Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ada yang Nikmat dan Menyegarkan di Makam Mbah Priok

22 Juni 2017   09:33 Diperbarui: 24 Juni 2017   08:50 2375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian Dalam Makam Mbah Priok (dok. pribadi)

Saat itu matahari sedang semangat-semangatnya memancarkan sinarnya ke bumi, dan saya adalah salah satu rombongan Creative Traveler sedang berkunjung ke Makam Mbah Priok dalam rangka mengikuti tour Wisata Religi Kreatif disertai peluncuran blog pribadi dari penggagas tour ini Ira Latief dan e-book "Cerita Baru Jakarta, Cerita Pemandu Wisata" dimana filenya diunduh secara gratis di www.bit.ly/ceritabarujakarta.

Pintu Masuk Makam Mbah Priok (dok. pribadi)
Pintu Masuk Makam Mbah Priok (dok. pribadi)
Dengan Bus Wisata Transjakarta meluncurlah kami dari Masjid Istiqlal ke Makam Mbah Priok.  Nama lengkap Mbah Priok adalah Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Hadda Al Husaini Ass Syafi'i Sunni RA. Saya sampai bertanya berulang-ulang nama lengkap beliau ke pemandu Bus Wisata Transjakarta yang sedang menerangkan sejarah makam ini akhirnya menyerah karena tak sanggup mencatat nama yang begitu panjang.
AIr karomah (dok. pribadi)
AIr karomah (dok. pribadi)
Tibalah kami sampai di tujuan, dimana tempat ini baru ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Bapak Gubernur Basuki Tjahaja Purnama pada bulan Maret 2017 setelah Habib Abdullah bin Abdurahman Alaydrus atau biasa dipanggil Habib Sting mendapat petunjuk dari Mbah Priok agar meminta Pak Basuki atau lebih dikenal sebagai Ahok dianggap seorang pemimpin lurus, saat itu adalah orang yang tepat untuk mengurus Makam tsb.

Sebelumnya sudah dari tahun 90-an diusahakan, namun tidak pernah berhasil menurut salah satu penjaga makam. Dan terbukti dalam 1 bulan keluarlah SK Gubernur sebagai penetapan cagar budaya yang tentunya menguntungkan ahli waris dan pengikutnya di sini. Contohnya disediakan fasilitas bus wisata gratis. Biaya listrik pun ditanggung oleh pemerintah. Dan paling penting adanya jaminan bahwa tidak akan ada lagi konflik antara ahli waris dengan PT Pelindo seperti yang terjadi beberapa tahun lalu. Walau sebelumnya juga sudah ada kesepakatan bersama antara kedua pihak setelah peristiwa kerusuhan Koja tahun 2012 yang disebabkan salah komunikasi menurut media pada saat itu.

Hiasan dinding Pohon Tanjung, periuk nasi dan dayung (dok. pribadi)
Hiasan dinding Pohon Tanjung, periuk nasi dan dayung (dok. pribadi)
Siapakah sebenarnya Mbah Priok ini? Berdasarkan penuturan pemandu bus, beliau adalah ulama yang dilahirkan pada tahun 1727 di Ulu Palembang. Dengan maksud menyebarkan agama Islam bersama sang adik, Al Arif Billah Al Habib Ali Al Haddad dan 3 orang lainnya pergilah mereka ke pulau Jawa bermodalkan perahu layar.

Di tengah perjalanan sempat berpapasan dengan armada perang lengkap Belanda. Tanpa tendeng aling langsung dihujani meriam tapi entah kenapa tidak ada mengenai perahu tsb. Sayangnya perahu yang sudah mengarungi lautan selama 2 bulan harus menyerah pada gelombang laut yang membalikkannya. Yang bertahan hidup pada saat itu sisa 2 orang, Habib Hasan yang sempat menyimpan periuk nasi dan beberapa liter beras ini di balik jubahnya beserta adiknya. Mereka berenang meraih perahu terbalik dan sebuah dayung. Untuk menghadapi peristiwa melawan maut itu, mereka berdoa memohon kepada Yang Kuasa dan dijawab dengan beras yang diletakkan di dalam periuk nasi berubah menjadi nasi.

Dengan nasi inilah mereka menyambung nyawa. Hal inilah yang dianggap sebagai Karomah Habib Hasan. Karena kondisi sudah tidak memungkinkan bertahan hidup, Habib Hasan meninggal di tengah lautan. Dan tibalah Habib Ali di daratan dengan perahu terbalik dan dayung itu. Orang-orang yang melihat kejadian itu segera membantu untuk menguburkan jenazah sang kakak, Habib Hasan. Sebagai nisan ditancapkanlah dayung satu-satunya itu dan kemudian bertumbuh menjadi pohon tanjung. Ada yang berkata periuk nasi itu hanyut dan kembali lagi dalam waktu tertentu. Di lain pihak juga bercerita setelah diletakkan di sisi makam, periuk nasi itu perlahan-lahan berpindah tempat sampai ke laut dan menjadi sebesar rumah. Oleh karena peristiwa periuk nasi tsb daerah ini dinamakan Tanjung Priok.

peluncuran e-book (dok. pribadi)
peluncuran e-book (dok. pribadi)
Setelah puas mendengar cerita asal muasal nama Tanjung Priok yang diceritakan secara menyenangkan di dalam bus, tibalah kami di tempat tujuan dengan sambutan rombongan unggas yang sedang asyik-asyiknya berteduh di halaman parkir.

Tampak di dalam bangunan banyak yang sedang direnovasi. Dan memang direncanakan sebelumnya akan dibangun mesjid di sampingnya yang didukung dananya oleh Pemprov DKI janji Pak Ahok sebelumnya. Tapi karena sudah mengundurkan diri sebagai Gubernur Jakarta, maka dana akan disokong oleh keluarga beliau, menurut penjaga makam yang mengantar kami ke dalam. Kami tidak diijinkan masuk sampai ke bagian dalam makam karena dikhususkan hanya orang-orang tertentu saja. Tapi kami bisa mengintip ke dalam dari jeruji jendela makam tsb.

Salahsatu bagian dalam yang direnovasi (dok. pribadi)
Salahsatu bagian dalam yang direnovasi (dok. pribadi)
Di sini ada air yang dianggap karomah. Rencana awal hendak membuat sumur, lalu ada yang mendapat wangsit agar dibuat di dekat makam dan keluarlah air payau. Menurut mereka seharusnya keluar air asin, bukan air payau karena memang letaknya sangat dekat dengan laut. Konon kalau minum air ini bisa menyembuhkan penyakit, kalau Anda meyakininya.  

Silahkan dibaca ulasan wisata Jakarta menarik lainnya

Apa yang istimewa dari Habib Sting ini? Setelah mendengar cerita dari orang-orang yang sudah bertemu ataupun berinteraksi langsung, beliau adalah orang yang tidak pernah memandang rendah atau menghakimi orang lain. Ajarannya mirip dengan Alm. Gus Dur.

Jadwal bus wisata Transjakarta rute Makam Mbah Priok (dok. pribadi)
Jadwal bus wisata Transjakarta rute Makam Mbah Priok (dok. pribadi)
Akhir dari tur, rombongan kami kembali ke dalam bus. Saya dan teman memilih duduk paling depan bus. Tiba-tiba mata saya tertuju pada tumpukan minuman botol yang tertulis Sarsaparilla, terletak dengan centilnya di samping pramudi. Teringat oleh rasa haus yang mencekik, membuat saya bertanya-tanya minuman ini dijual di mana? Ternyata ada di kantin, yang saya sesalkan sudah tutup. Setelah melihat tatapan sayu tanda kekecewaan saya, Mbak pengemudi bus wisata yang perkasa dan baik hati itu menawarkan minuman soda yang ternyata asal muasalnya dari saran Habib Sting kepada seorang pengusaha minuman soda yang sudah pernah bangkrut sebelumnya.

Oleh Habib diberikan modal untuk usaha tanpa meminta timbal baliknya dan diberikan nama yang baru yaitu Sarsaparilla 51, ternyata penjualannya sukses walau hanya industri rumahan. Dengan harga Rp 5.000,-/botolnya, minuman limun soda rasa Sarsaparilla atau mirip-mirip dengan Root Beer ini bisa menjadi lawan yang berat untuk jenis minuman yang sama yaitu cap Badak yang berasal dari Medan jika diimbangi strategi pemasaran yang luas dan kuat.

img-8535-jpg-594b2a909178b22d717fc872.jpg
img-8535-jpg-594b2a909178b22d717fc872.jpg
Perjalanan wisata religi kreatif ini diakhiri dengan duduk-duduk santai sambil memandangi pemandangan kota Jakarta dimulai dari tol yang baru diresmikan Pak Jokowi kemarin dengan ditemani minuman nikmat dan menyegarkan, yang pasti rugi kalau kalian tidak mencobanya. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun