Setelah mengikuti Konferensi Pers yang diadakan di restoran Papa Ron's Pizza, Senayan, Atau di tempat TVRI menampilkan ajang pencarian bakat musisi  dengan konsep audisi "Studio of Stars". Para undangan disajikan makanan yang terdengar di telinga agak aneh. Yaitu dua menu Pizza. Pertama adalah Bayam serta menu kedua, Ayam Terong Sambal Hijau.
Ummm.. mendengar nama-nama ini, otomatis mengernyitkan dahi. Salah dengarkah saya ? Berhubung perut keroncongan ditambah nada sangat antusias dan penuh kepercayaan diri dari Ron Mullers yang adalah CEO dari Papa Ron's Pizza dan Amigos, agar kami berani mencoba menu yang telah tersaji. Akhirnya di meja makan dua potong masing-masing rasa mendarat di piring.Â
Menurut Deisy, salah satu pramusaji yang ramah dan rajin menyapa pelanggan ini mengatakan toping Bayam adalah favoritnya anak-anak karena lebih kuat kejunya. Baiklah, saya memahami maksud dan tujuan dipilihnya toping ini. Agar anak-anak makan sayur bersama Pizza - yeah, berhasil!
Sekarang giliran si Ayam Terong Sambal Hijau. Dari penampakkannya biasa- biasa saja. Saya lebih memperhatikan biji wijen bertaburan di bagian pinggir rotinya. Intinya, tidak terlihat aneh. Digigitlah si Pizza, alamak.... Ternyata enaknya keterlaluan. Rasa ayam pas berpadu dengan terong dan sambal hijau, ditambah gurihnya akibat taburan wijen. Bisa dikatakan pizza sesuai lidah orang Indoesia. Dengan segera saya kembali ke meja makan. Ternyata sudah licin tandas.Â
Tiba-tiba saya teringat akan masa lalu. Ketika makan di tempat ini, beberapa bulan silam. Karena dilanda kelaparan yang amat sangat akibat terlalu asyik berjalan-jalan dengan teman-teman, sehingga lupa waktu makan. Di sini kami memesan nasi goreng. Tidak ada sedikit pun terlintas untuk mencoba rasa varian ini. Maklum, perut kami dibuat Tuhan di Indonesia.
Tiba-tiba ada seruan menggembirakan, "Pizza Ayam Terong Sambal Hijau keluar lagi, silahkan ambil, bagi yang masih lapar"
Otomatis badan saya bergerak cepat, meraih piring dan pizza terdekat. Melahap dengan nikmat dan ditutup secangkir kopi panas, Komodo. Ah, bahagia itu sederhana...Â
