Mohon tunggu...
Herlina Butar
Herlina Butar Mohon Tunggu... Administrasi - NGO Lintas Rakyat

Cuma orang yang suka menulis saja. Mau bagus kek, jelek kek tulisannya. Yang penting menulis. Di kritik juga boleh kok. Biar tahu kekurangan....

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Seven Eleven Bangkrut, Saatnya Warkop Ambil Alih

26 Juni 2017   14:06 Diperbarui: 27 Juni 2017   14:19 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: minumkopi.com

Membaca maraknya berita di media massa mengenai kebangkrutan Seven Eleven, membuat saya kembali membuka tulisan saya tanggal 7 September 2012. Saat saya mati-matian menentang memboomingnya pembangunan Seven Eleven di segala sudut penjuru kota.  Permintaan Pencabutan Insgub DKI Jakarta no. 7 tahun 2012 yang mengistimewakan 7-Eleven.

Tahun 2011 hingga tahun 2012, masyarakat sedang mengalami booming pembangunan minimarket. Pada tahun 2011, terjadi pembangunan 880 minimarket di seluruh DKI Jakarta, dengan satu SIUP, tanpa kejelasan peruntukan tetapi pembangunan berjalan terus. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang waktu itu dikomandoi oleh Fauzi Bowo tidak peduli pada pesan-pesan media, surat dari masyarakat bahkan secara terang-terangan kerap mengancam para wartawan yang mencoba menggali masalah tersebut.

Pembangunan minimaket yang "gila-gilaan" jelas berakibat pada menurunnya bahkan "menukik tajamnya" ekonomi masyarakat yang selama puluhan tahun berporos pada kios-kios dan warung-warung kecil.  

Pembangunan minimarket menggerus keberadaan kios-kios kecil dan warung-warung di sekitar rumah kita. Ribuan kios kecil tutup dan gulung tikar, perputaran ekonomi penjualan dari masyarakat untuk masyarakat berhenti karena "engine break". Ribuan kios-kios kecil dan warung-warung di sekitar rumah kita tentu tak akan mungkin mampu bersaing sehat dengan minimarket "branded" modal besar yang berasal dari pasar terbuka.

Pada akhir 2012, muncul lagi simbol baru yang bernama Seven Eleven. 

Usaha berkonsep warung kopi, yang memprioritaskan pada makanan dan minuman siap saji bagi para penyuka ngobrol sampe pagi ini benar-benar keren. Banyak mesin-mesin seperti keran yang bisa langsung mengalirkan berbagai minuman sesuai pilihan kita. Slurpee, minuman sirup rasa buah seharga kisaran 14.000 perak, yang mengalir seperti buih dan membusa di gelas. Ada pula kopi berbagai rasa dengan pilihan berbagai pilihan manis gula, madu atau macam-macam yang bisa dipilih dari botol-botol pilihan kita sesuka hati. Ada pula berbagai cola, coklat hingga minuman botol. Dulu, bahkan ada minuman keras seperti Vodka ringan dan Cooler.

Ajaibnya, usaha ini memakai baju minimarket. Perizinan Seven Eleven milik PT. Modern Putra Indonesia, yang notabene perusahaan milik keluarga Honoris ini mendapat payung hukum Instruksi Gubernur no. 7 tahun 2012 yang ditandatangani langsung oleh Fauzi Bowo. Izin minimarket tapi setengah restoran serta berlawanan dengan Instruksi Gubernur nomor 115 tahun 2006 tentang Penundaaan Perizinan Mini Market di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Sejak akhir 2012, saya kerap mempertanyakan bergulirnya proses operasional Seven Eleven di penjuru ibu kota. Dalam proses perizinannya, operasional Seven Eleven mendapat izin minimarket tetapi bisa beroperasi sebagai restoran. 

Hari ini, saya membaca di media massa bahwa Seven Eleven menyatakan akan menutup seluruh usahanya terhitung mulai tanggal 30 Juni 2017. Salah satu alasan bangkrutnya Seven Eleven Indonesia, karena "packing" performa atau citra tampilan Seven Eleven yang ada di Indonesia terlalu mewah dan berbiaya tinggi, berbeda dengan performa yang ada di negara-negara tetangga seperti di Malaysia atau di Singapura. 

Tanpa bermaksud mensyukuri bangkrutnya sebuah usaha, kita mestinya dapat mengambil momentum emas tutupnya Seven Eleven ini. Saya mencoba mengajak, putra-putri bangsa Indonesia untuk meramu, mengkonsep, mengemas dan merealisasikan sebuah konsep warung kopi bagi para pengidap "insomnia" seperti Seven Eleven. Gaya warung kopi Indonesia, tapi praktis, ada layanan internet dan layanan 24 jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun