Mohon tunggu...
Lina Achien
Lina Achien Mohon Tunggu... Dokter - berusaha mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat

berusaha mengisi hidup dengan hal-hal yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenang Saat Terakhir 5  Orang Sahabat

20 Desember 2016   23:45 Diperbarui: 21 Desember 2016   00:07 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kematian memang suatu yang sangat rahasia. Kapan, dimana, bagaimana prosesnya semua serba misteri. Dalam tahun ini saya kehilangan beberapa sahabat (teman sejawat). Lima diantaranya akan saya tulis di sini, sekedar untuk mengingatkan agar kita mempersiapkan diri menghadapi kematian yang bisa datang kapan saja.

 Sahabat yang pertama usia lebih 60 tahun. Beberapa bulan terakhir sudah megetahui penyakit yang dideritanya, kanker hati. Selaku orang medis beliau tahu bagaimana prognosis penyakitnya dan angka harapan hidup penyakit tersebut. Alhamdulillah beliau terlihat begitu sabar sewaktu dalam perawatan diakhir hayatnya dan terlihat kesiapan jiwanya menunggu ajal menjemput. Selalu tersenyum ramah terhadap siapapun yang datang, walau saya tahu dia sangat kesakitan. Istri dan anak-anaknyapun sangat perhatian dan juga sangat sabar dalam merawatnya. Kesabaran almarhum membuat saya teringat kakak tercinta saat akhir hayatnya dengan penyakit yang sama, kanker hati.

 Sahabat kedua berumur sekitar 58 tahun. Selama ini tidak terdengar kabar bahwa beliau menderita sesuatu penyakit yang serius. Bapak ini termasuk orang yang ramah dan bersahaja. Sore itu, sewaktu praktek dia sempat merasakan nyeri dada. Istirahat sebentar dan nyeripun hilang. Periksa pasien diteruskan lagi istirahat untuk shalat magrib. Selesai shalat magrib timbul serangan nyeri dada untuk kedua kalinya dan beliau tak tertolong lagi, meninggal dunia di IGD RS tempat beliau praktek sore. Semua terkejut dan terasa duka yang dalam baik bagi keluarga dan sahabat.

 Sahabat ketiga umur kira-kira 55 tahun. Belum pensiun walaupun sejak setahun terakhir tak lagi aktif bekerja karena sakit. Karena jasanya yang banyak terhadap RS, diambil kebijaksanaan bahwa beliau tetap dihitung aktif bekerja walaupun tidak melaksanakan tugas. Sewaktu sehat, beliau luar biasa sibuk. Dia seorang spesialis yang beberapa tahun yang lalu belum banyak spesialis dibidang yang dia geluti. Sibuknya tentu sebanding dengan penghasilan yang didapatnya. Penghasilannya jauh lebih tinggi dan membuat iri banyak orang. Namun setelah sakit, harta yang banyak tampak tak berguna. Bolak balik beliau keluar masuk RS. Setiap dirawat di RS hanya ditunggui pengasuhnya. Begitu seterusnya sampai beliau meninggal beberapa waktu yang lalu. Sedih.

 Sahabat ke 4 adalah seorang dokter bedah. Usia lebih kurang 40 tahun.Orangnya ceria dan senang bercanda. Bahkan beberapa jam sebelum meninggalpun masih bercanda di WA.  Biasanya beliau melakukan operasi terhadap orang lain.  Suatu ketika tiba-tiba sakit dan perlu tindakan operasi segera. Selesai dioperasi, Allah punya rencana lain, teman sejawat inipun meninggal dunia. Semua teman dan keluarga merasa tak percaya dan meninggalkan duka yang mendalam.

 Sahabat terakhir masih muda. Umur 21 tahun. Seorang "dokter muda" yang seharusnya beberapa bulan lagi diwisuda menjadi dokter. Semangat untuk kuliah sangat tinggi. Dalam kondisi sakit, dia tetap tidak mau untuk istirahat. Bahkan pernah waktu itu demam tinggi, saya beri surat untuk istirahat tapi ternyata tidak digunakannya. Dia tidak mau terlihat sakit dimata teman-teman dan dosennya. Dia tetap melakukan aktifitas seperti biasa. Bahkan teman kuliahnya banyak yang tidak tahu kalau dia menderita penyakit yang cukup serius sejak duduk di bangku SMP.   Sampai akhirnya dia jatuh ke kondisi yang sangat berat dan beberapa hari yang lalu dipanggil Yang Maha Kuasa.

 Berkaca dari beberapa kisah sahabat, saya teringat kiriman kalimat penuh hikmah dari seorang teman beberapa hari yang lalu di grup WA :
 1. Jangan tertipu dengan usia muda karena syarat meninggal tak harus menjadi tua
 2. Jangan terpedaya dengan sehat karena syarat untuk meninggal tidak harus sakit
 3. Jangan terpedaya dengan harta karena harta yang banyakpun belum tentu membuat akhir hayat bahagia

 Mari siapkan diri kita !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun