Mohon tunggu...
Lily Elbe
Lily Elbe Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Elektabilitas Ahok-Djarot Merosot, Partai Pengusung Ketar-ketir

23 Maret 2017   12:30 Diperbarui: 23 Maret 2017   12:33 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikap ketar-ketir mulai ditunjukkan oleh semua partai pengusung Ahok-Djarot di Pilkada DKI Jakarta. Pasalnya, elektabilitas Ahok hari ini, cenderung stagnan dan justru terbilang terus merosot. Karena itu, jika situasi ini tidak bisa diatasi dengan baik oleh Ahok-Djarot dan segenap pendukungnya, maka bisa dipastikan Ahok-Djarot akan terpental dalam putaran kedua saat ini walaupun pada putaran pertama mereka unggul dari kedua pasangan calon yang lain.

Dengan pasangan calon yang tersisa hanya anara Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, maka persaingan perebutan suara masyarakat berlangsung sengit,  bahkan penuh dengan gesekan. Selisih suara antara Ahok-Djarot dengan Anies-Sandi memang tidak renggang, hanya sekitar 3%. Sementara jumlah suara yang harus mereka perebutkan yakni, sekitar 17% mengingat jumlah perolehan suara Agus-Sylvi.

Meski Ahok-Djarot unggul dari kedua pasangan calon yang lain pada putara pertama, tapi elektabilitasnya tidak terus naik, sebaliknya menurun. Situasi berbeda dialami oleh pasangan Anies-Sandi yang tingkat popularitas mereka terus melejit dan dibarengi dengan tingkat elektabilitas. Karena itu, beberapa lembaga survey yang meneliti arah pilihan warga Jakarta pada putaran kedua ini, selalu mengunggulkan Anies-Sandi.

Fakta ini membuat partai-partai pengusung mulai ketar-ketir. Misalnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang merupakan pengusung utama Ahok-Djarot. PDI-P bahkan mengirim surat instrukti kepada semua pimpinan beserta anggota fraksi PDI-P DPRD Kota/Kabupaten seluruh Indonesia untuk berangkat ke Jakarta guna mengkampanyekan Ahok-Djarot.

Langkah ini sebenarnya cukup menggelikan, sebab para ketua dan anggota fraksi PDI-P seluruh Indonesia itu tidak memiliki akar dan pendukung di Jakarta. Sebaliknya, warga Jakarta hanya akan menganggap kedatangan ke Jakarta hanya lucu-lucuan karena tidak memiliki signifikansi apa pun. Terlebih, langkah ini juga mencerabut para ketua dan anggota fraksi tersebut dari tugas wajib mereka, yang berada di daerah mereka masing-masing.

Orang-orang yang sudah ketar-ketir memang biasanya bertindak aneh-aneh. Mereka sudah kehabisan akal untuk merubah kenyataan di Jakarta, bahwa warga Jakarta menginginkan pemimpin baru.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun