Mohon tunggu...
Lily Elbe
Lily Elbe Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Ahok-Djarot Jangan Naif, Mereka Juga Memanfaatkan Islam Demi Popularitas

29 Maret 2017   15:42 Diperbarui: 29 Maret 2017   15:55 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://metro.sindonews.com

Persoalan agama memang sensitifdi Pilkada DKI Jakarta. Sebabnya tentu saja keberadaan Ahok sebagai calon gubernur yang beragama minoritas, Kristen. Aksi bela Islam berulang dilakukan oleh ormas-ormas Islam yang menuntut supaya Ahok diadili karena diduga menistakan al-Qur’an dan ulama. Ada yang pro dan kontra dengan aksi-aksi tersebut, tapi yang jelas para pendukung Ahok-Djarot menganggap aksi-aksi tersebut didalangi oleh calon pesaing mereka.

Para pendukung Ahok-Djarot kemudian menuduh pasangan calon Anies-Sandi dan para tim suksesnya memanfaatkan isu agama untuk mendiskreditkan Ahok-Djarot. Isunya kemudian bergulir kemana-mana. Anies-Sandi dianggap mencederai idealisme mereka tentang tenun kebangsaan atau memanfaatkan agama demi kekuasaan.

Ahok-Djarot dan para pendukungnya kemudian seperti menjilat lidah mereka sendiri. Sebab, mereka akhirnya berusaha memanfaatkan aspek-aspek agama untuk menaikkan popularitas mereka, memperbaiki citra mereka, dan akhirnya untuk melejitkan elektabilitas mereka. Ahok-Djarot dan para pendukungnya memang tidak mungkin memainkan isu identitas agama, tapi apa yang mereka manfaatkan adalah simbol-simbol agama. Misalnya, akhir-akhir ini Ahok-Djarot berjanji bahwa mereka akan membangun masjid besar di beberapa wilayah di Jakarta.

Pertanyaannya adalah kenapa janji membuat masjid-masjid besar ini dikampanyekan di masa kampanye ini? Jawabannya tentu saja adalah untuk tujuan politik Pilkada. Karena itu, Ahok-Djarot tidak boleh naif dengan mencibir atau nyinyir dengan munculnya agama di ruang publik pada masa Pilkada ini. Bahkan kalau mau jujur, aspek agama juga tidak lepas dari preferensi pemilihan kepada Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi. Misalnya, menurut survey, mayoritas penduduk beragama Kristen dan etnis China di Jakarta, yakni 90 persen memilih Ahok-Djarot pada putaran pertama.

Artinya, Ahok-Djarot tidak boleh munafik karena mereka justru ikut memainkan agama, entah secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan para pendukungnya berkali-kali menyinggung persoalan status haji Anies Baswedan untuk menyudutkan personalitas dan kapasitas keagamaan Anies.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun