Mohon tunggu...
Levi Nina
Levi Nina Mohon Tunggu... wiraswasta -

Tracht gut, vet zein gut ( Yiddish language)“Think good, and it will be good.” Fighting evil is a very noble activity when it must be done. But it is not our mission in life. Our job is to bring in more light.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketakutan Berlebih terhadap Kewarganegaraan Ganda

18 Agustus 2016   23:46 Diperbarui: 19 Agustus 2016   12:42 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak orang Indonesia yang terlihat memiliki ketakutan berlebihan terhadap dual citizen. Penggalaman saya sendiri dalam keluarga untuk mendapatkan dual citizen akan saya bagi di sini. Untuk mendapatkan dual citizen Rusia bagi Canada citizenship tidaklah langsung. Namun memiliki proses. Pemerintah Canada dan Rusia telah bekerja sama dalam hal information. Mendapatkan warganegara Canada jika itu citizen Rusia tentunya melalui proses, pertama tentunya menjadi Permanent resident dengan proses  proses family sponsor, company sponsor,skill program dan investasi program . Antara pemerintah memiliki win-win solution dalam dual citizen, tentunya pemerintah Canada akan dengan mudah mendata Warganegaranya. Ambil contoh kecil saja, Money Laundering dengan adanya dual citizen yang terdata, keuangan warganegara Canada yang memiliki investasi di Rusia akan terlacak. Darimana uang berasal dan di pakai apa di Rusia, apakah ini sudah bayar pajak atau belum, dan banyak hal kedua pemerintahan di untungkan.

Rusia citizenship tak hanya di berikan untuk warganegara Rusia yang lahir di negara itu. Warganegara Rusia yang memiliki anak, dan jika sianak mengajukkan menjadi warganegara Rusiapun di perbolehkan. Begitu juga dengan warganegara Rusia yang menikah dan WNA jika siibu mengizinkan anaknya menjadi warganegara Rusia dengan menanda tangani surat pernyataan, anak keturunan ini bisa menjadi WN Rusia. Untuk saya pribadi berhubung anak saya pria, masih pikir-pikir untuk menjadi WN Rusia bagi anak saya karena berlakunya wajib militer. Walaupun anak saya memiliki citizenship Canada, jika akan masuk ke negara Rusia , mereka akan mengikuti aturan sebagai warganegara Rusia seandainya tercatat sebagai WN Rusia. Ada beberapa negara yang menerapkan wajib militer seperti contohnya Korea Selatan,Israel,Polandia,dll. 

Sebenarnya ketentuan keturunan Rusia yang bisa memiliki citizenship seperti saya tulis berlaku untuk Canada di sebelum tahun 2009. Pada waktu walaupun orangtua anak Immigran yang kelahiran negara lain, jika orang tua memiliki citizenship Canada dan anak di lahirkan di negara lain , anak dapat menjadi warganegara Canada. Begitu juga jika salah satu orang tua WN Canada memiliki anak yang lahir di Luar Canada namun salah satu orang tua ini membuat pernyataan kalau anak menjadi WN Canada, anak bisa menjadi WN Canada. Hanya UU yang baru banyak di cabut dan tak berlaku. Saat ini hanya yang orang tua WN Canada kelahiran Canada jika memiliki anak di luar Canada, anak otomatis bisa mendapatkan  WN Canada. Kebetulan anak saya saat itu lahir di Indonesia di tahun 2001 dan saya menyatakan setuju menjadi WN Canada, walaupun saya bukan citizen Canada.  UU yang baru,anak-anak immigran Canada yang berada di luar Canada dan tidak menetap di Canada setelah kelahiran tahun 1947 bulan januari tanggal 1, tidak lagi menjadi WN Canada. 

Jadi untuk para penerima beasiswa Canada yang dulunya melahirkan di Canada dan mendapat citizen dan masih berpikir kalau anaknya WN Canada , ada UU baru (Website). Sebenarnya ketakutan akan masuknya orang-orang yang tercatat sebagai separatisme tak perlu khawatir jika menjalin hubungan antar negara. Karena orang separatisme akan masuk negara maju tercatat melalui jalur program refugee maupun  Asylum. Ketakutan para WNA keturunan Indonesia yang menjadi WNI kembali akan mengambil ladang pekerjaan itu juga berlebih. 

Dunia semakin dekat, tak mungkin menutup diri. Ambil saja contoh pekerjaan Selena Gomez, merekapun sudah mengambil job penyanyi Indonesia, belum banyaknya artis WNA yang berkarir di Indonesia, apakah Indonesia bisa menutup semua. Tak semua WNA ini mau hidup di Indonesia, mereka berinvestasi di negaranya. Jika itu WNA yang keturunan WNI besar kemungkinan mereka akan berinvestasi di Indonesia. Karena rata-rata berada di negara immigran untuk mencari materi. Umumnya  WNI yang menjadi WNA akan menghabiskan hari tuanya di tanah kelahiran. Kasus immigran yang pulang ke negara asalnya ketika tua tak hanya dari Indonesia, saya tahu banyak dari WN Rusia, Hungaria, Iran,Maroko, Bulgaria,dll. Lain halnya jika kehidupan mereka berada diatas, hidup di negara maju tua juga tak masalah. Jika hanya kelas menengah namun untuk ukuran negara Indonesia mungkin lumayan besar tidak untuk ukuran sini. 

Akan saya beri gambaran seandainya WN Canada immigran dari Indonesia yang memiliki pensiun, umumnya mereka tak punya pekerjaan posisi atas sekelas CEO perusahaan papan atas , dan masa kerjapun tak max, katakan pensiunnya $1800 (pensiun sosial $1200/thn 2015 ) karena di ambil atau di kirim ke negara lain, pensiun tidaklah penuh hanya 75%, tetap jika itu hidup di negara seperti Indonesia dan di daerah cukup lumayan, di tambah tentunya memiliki penjualan property dari sini. 

Seandainya keturunan WNI yang menjadi WNA kembalipun ada banyak nilai plusnya anak-anak itu mendapat pendidikkan yang merupakan investasi negara seperti Canada,USA,dll. Artinya pemerintah RI tak perlu investasi pendidikkan lagi. Anak-anak ini di besarkan tentunya sedikit banyak dalam urusan bahasa akan lebih baik, dalam urusan pengetahuan adat istiadat maupun mentality negara immigran serta koneksi pertemanan juga akan lumayan. Sekalipun mereka hanya pekerja perusahaan akan membantu dalam segi bahasa. 

Untuk yang WNI dan takut pekerjaan di ambil, perlu berjuang. Dunia tak sama seperti tahun 50 an, yang mau ke timur tengah perlu waktu 3 bulan menurut kakek buyut saya, saat ini hanya hitungan puluhan  jam, kedepannya akan jauh lebih pendek lagi. Tak usah ambil contoh yang kejauhan 10 tahun yang lalu dari Jakarta ke Bandung jarak tempuh paling cepat  +_  7 jam sekarang ini 3 jam juga sampai. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun