Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wah Ajaib,Mandi Air Soda di Kampung...

20 April 2014   21:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26 1515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_332496" align="aligncenter" width="448" caption="Kolam air soda ramai pada hari libur, ibu dan anak-anak berenang ria nikmati segarnya air soda.(Foto:Penulis)"]
[/caption]

13979756001199523689
13979756001199523689
kolam renang air soda, segar dan mujarab (foto: penulis)
Pernah mengalami mandi berenang air soda? Kalau belum pernah, ada di kampung saya Tarutung, Sumatera Utara. Tepatnya di Desa Parbubu arah selatan kota kecil yang indah itu. Konon usia pemandian ini sudah ratusan tahun, bermula dari mata air yang muncrat dari persawahan di tepi jalan. Pemiliknya bernama Tobing, kemudian menggagas mata air soda itu menjadi kolam pemandian umum. Warga setempat memanfaatkannya menjadi tempat mandi usai kerja di sawah ladang. Lama kelamaan makin banyak didatangi warga lain, bahkan dari luar daerah.

Kolam pemandian air soda itu hanya sekitar 30 meter luasnya dibentengi oleh batu-batu besar, dengan kedalaman antara satu hingga dua meter. Pembuangan air langsung ke sawah di sekitarnya. Namanya air soda, memang tak beda dengan air soda yang kita kenal. Berbuih dengan warna kehijauan. Masyarakat percaya, air soda ini punya khasiat mengobati penyakit gatal, kudis, dan semacamnya. Dengan berendam di dalam kolam beberapa kali, banyak yang mengaku penyakit gatalnya sembuh.

Pemerintah setempat (Pemkab Tapanuli Utara) sudah memasukkan lokasi pemandian itu dalam booklet atau brosur kepariwisataan yang bisa dijual kepada turis domestik, bahkan mancanegara. Bahkan pemerintah telah berulang kali menawarkan kerja sama dengan pemilik kolam, untuk pengembangan lokasi menjadi salah satu destinasi wisata unik. Sayangnya pemilik sampai sekarang tak bersedia menyerahkan lokasi itu untuk ditangani pemerintah atau siapa saja. Mereka ngotot untuk mempertahankan keaslian dari pada direnovasi. Sudah ada lima bupati berganti menawarkan kerja sama itu tapi selalu ditolak isteri pemilik, ujar warga setempat ketika kompasianer yang menulis artikel ini berkunjung beberapa waktu lalu ke sana.

Pemandian eksklusif ini dipercaya sebagian orang sebagai karunia untuk Desa Parbubu. Bahkan mantan bupati setempat RE Nainggolan pernah merilis di media cetak, bahwa mata air soda tergolong langka. Menurutnya, di dunia hanya ada dua jenis mata air soda yang diketahui. Selain yang di Parbubu, satu lagi di Venezuela. Benarkah? Hingga kini belum ada yang komplin sejak hal itu dirilis.

Beberapa tahun terakhir, terutama pada musim liburan, lokasi pemandian air soda ini makin ramai dikunjungi wisatawan, bahkan sudah banyak warga dari daerah lain seperti Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Medan, Jambi, yang singgah di sana ingin merasakan bagaimana rasanya mandi air soda. Bahkan pada tenggang waktu yang agak jarang, turis mancanegara juga sudah mulai dipandu biro travel ke Parbubu. "Miracle,miracle...", kata turis Amerika beberapa waktu lalu seperti dikutip dari seorang warga kampung. Untuk lebih menghidupkan suasana ceria di lokasi ini, pemilik pemandian juga memfasilitasi hiburan dengan menyediakan area santai di perbukitan di depan pemandian. Ada keyboard yang disiapkan bagi siapa yang ingin melantunkan suara menyanyi. Hiburan khusus ini hanya disediakan pada siang hingga sore harinya.

Ke depan, diharapkan lokasi pemandian itu lebih ditingkatkan dari kondisinya sekarang. Misalnya warung yang diusahai pemilik kolam lebih ditingkatkan dengan pelayanan yang prima. Kamar ganti pakaian perlu ditambah, demikian juga ban pelampung supaya ditambah. Sering terjadi, bila pengunjung hingga ratusan orang, terpaksa harus antre untuk mandi. Rasanya memang segar, unik, dan sehat. Mau coba? Datang aja ke Tarutung, kampung kelahiran saya, hanya lima sampai enam jam perjalanan naik mobil, atau mau dengan pesawat? Hanya sekitar tiga perempat jam dari Bandara Kualanamu ke Bandara Silangit, 24 km dari Tarutung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun