Hore, musim hujan sudah tiba. Itu berarti selama beberapa bulan ke depan, kita harus membiasakan diri dengan bunyi kecipak air, aroma jas hujan basah, serta rasamager (malas gerak). Tak apalah, supaya Pak Tani senang dan hasil sawahnya juga melimpah. Yang penting, supaya nggak galau, kita harus kreatif menikmati musim hujan. Salah satunya dengan ngemil yang anget-anget. Nyammm...
Pagi itu, mendung menggelayut di langit. Sudah beberapa hari, Jogja hujan deras. Seperti ingin menyapa, gerimis pun mulai turun. Kecil-kecil macam butiran debu (halah!). Meskipun demikian, sebagian besar pemotor yang lalu lalang di depan gedung Grand Quality Hotel, Jl. Laksda Adisucipto No. 48 tidak ngeyup (berteduh) atau mengenakan jas hujan. Mungkin karena merasa "tanggung" atau justru ingin maksimal merasakan kesegaran udara pagi itu.
Untungnya, sebelum hujan bertambah deras, saya sudah sampai di lobby hotel. Ada dua tiga orang yang sedang duduk manis di sofa yang empuk. Beberapa staf hotel berpakaian rapi berseliweran. Saya segera menanyakan lokasi Serayu Chinese Restaurant karena pagi itu saya diajak mencicipi dim sum, makanan khas Negeri Tirai Bambu.
Serayu Chinese Restaurant terletak tidak jauh dari ruang lobby. Tamu hanya perlu berjalan menyusuri sebuah area terbuka dengan pembatas kaca. Selain Serayu, di sana juga ada Nagoya Japanese Restaurant dan Coffee Shop. Nah, sesuai namanya, Serayu Chinese Restaurant memang menyajikan beragam menu masakan oriental, seperti dim sum, steamed fish hongkong style, dan aneka pilihan chantonese dan szechuan food.Â
Sementara itu, Nagoya Japanese Restaurant memiliki menu andalan berupa sashimi, sushi, yakiniku, shabu-shabu, dan teppanyaki. Jika ingin yang lebih beragam bisa ke Coffee Shop yang menyediakan makanan Eropa, Asia, maupun Indonesia, khususnya.
Mari kita fokus ke Serayu Chinese Restaurant. Sekilas, dari luar restoran ini tampak sempit. Tapi, kalau kita sudah melangkahkan kaki ke dalam, wah, lumayan lega juga, lo. Ruangan restoran terlihat elegan dengan nuansa shabby chic style. Kursi-kursi makan bermodel vintage mengelilingi meja makan sederhana bertaplak putih dan merah muda. Terlihat serasi dan menyatu dengan karpet bermotif bundar.Â
Di meja, beberapa set peralatan makan sudah diatur, siap untuk digunakan. Suasana pun terasa semakin artsy karena kehadiran dekorasi dinding berupa lukisan dan keramik, serta lampion gantung yang indah.
Sensasi Menikmati Dim Sum
Sambil menunggu para tamu yang lain, kami diajak untuk ngeteh atau ngopi. Suasana pun menjadi lebih santai. Ketika sudah agak lengkap, barulah sesi breakfast bersama dimulai. Pada meja bundar yang sangat lebar (mungkin memuat sekitar 15 orang), sajian dimsum kukus mulai dihidangkan satu per satu dalam kukusan bambu. Macam-macam jenisnya, mulai dari siomay, ha kau, tausa pao, dan lin yung pao. Sementara itu, untuk menu yang digoreng ada cumi rambutan, lumpia salad cakwe, dan cumi bola keju. Masing-masing dihidangkan di piring-piring kecil.