Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mengunci Pilkada DKI Tiga Paslon

25 Oktober 2016   14:37 Diperbarui: 25 Oktober 2016   14:57 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

DKI Jakarta sudah pasti hanya tiga pasangan calon untuk dikonstestasikan pada PIlkada serentak tanggal 15 Februari 2017 mendatang. Memang sejak awal pendaftaran pada KPUD tanggal 21-23 September  2016 hanya tiga pasangan calon yakni Basuki Tjahaja “Ahok” Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti dan Sylviana Murni serta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Ahok-Djarot yang dikenal dengan Badja didukung 4 partai yakni Nasdem, Hanura, Golkar dan PDI Perjuangan (terakhir juga didukung PPP versi Djan Varidz), Agus-Sylvi didukung partai Demokrat, PAN, PKB dan PPP (kubu Romahurmuzy), Anies-Sandiaga didukung partai Gerindra dan PKS.

Sesungguhnya sudah jelas bahwa ketiga pasangan ini yang akan berkontestasi. Namun dalam perjalanan selalu saja ada dinamika tersendiri, sehingga menimbulkan berbagai persepsi dan pengamatan yang semakin menambah keseksian pilgub DKI Jakarta. Berawal dari dugaan kasus penistaan agama yang dilakukan salah seorang gubernur yang juga sebagai kandidat terkuat dalam pertarungan Pilkada serentak nanti serta perpecahan dukungan PPP.

Dalam desas-desus politik di warung kopi bahwa kemungkinan Pilkada DKI Jakarta hanya diikuti dua pasangan calon bahkan pasangan tunggal apabila merujuk pada persoalan yang hangat menjelang penetapan akhir para bakal calon menjadi pasangan calon tanggal 24 Oktober 2016. Ada spekulasi bakal pasangan calon Ahok-Djarot terpental dengan dugaan kasus sementara bakal calon Agus-Sylvi, kemungkinan tidak memenuhi syarat koalisi partai apabila PPP memang pecah termasuk apabila ada pengesahan pada kepengurusan Djan Varidz.

Kasus PPP, KPUD DKI Jakarta sudah menegaskan bahwa koalisi partai pengusung tidak dapat diganggugugat lagi. Semua sudah clear bahwa bakal calon Agus-Sylvi tidak lagi diutak-atik meski PPP kubu Djan Varidz mendukung bakal pasangan calon Ahok-Djarot. Hingga detik-detik akhir penetapan, tiupan badai gangguan masih menerpa bakal calon Ahok-Djarot. Namun demikian, penetapan KPUD DKI Jakarta kemarin sore sudah mengesahkan ketiga bakal calon menjadi pasangan calon tetap yang akan berkontestasi merebut DKI 1 dan 2 tanggal 15 Februari nanti.

Hari ini, rakyat DKI Jakarta terutama pada pasangan calon hanya tinggal menunggu pengambilan nomor urut yang akan dilaksanakan pukul 18.00 dan semua pasangan calon WAJIB hadir pada acara dimaksud. Kemarin waktu penetapan pasangan calon, bakal calon petahana tidak hadir di lokasi sebab masih melaksanakan tugas-tugas kenegaraan sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Penetapan pasangan calon kemarin oleh KPUD menandai bahwa Pilkada DKI terkunci pada tiga pasangan calon. Tidak ada dan tidak perlu desas-desus lagi mengenai para pasangan calin. Masing-masing kubu, mempersiapkan trik dan kiat agar bisa memikat hati rakyat Jakarta. Kita menghendaki dalam masa kampanye hampir 4 bulan, benar-benar para pasangan calon dan tim sukses masing-masing menawarkan program, strategi dan cara membangun DKI Jakarta yang lebih bermartabat, berdaya saing dan sejahtera tanpa lagi mempolitisasi SARA dalam berbagai adu argumen atau festival gagasan tersebut.

Kita sangat yakin bahwa ketiga pasangan calon adalah orang-orang cerdas secara intelektual dan hati untuk membuat pesta demokrasi Jakarta jauh dari berbagai kampanye hitam dan menjunjung tinggi kecerdasan demokrasi yang berharkat manusia yang sesungguhnya. Kedewasaan demokrasi lahir dari kota DKI Jakarta. DKI Jakarta menjadi barometer kedewasaan dan kecerdasan praktik demokrasi yang berlandaskan hak-hak asasi manusia di Indonesia. Indonesia akan menunjukkan kepada dunia sebagai 'role model" praktik demokrasi di dunia modern yang sesungguhnya.

Demokrasi di Indonesia dibangun di atas empat pilar mahal kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Empat pilar kenegarawan yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa ini tidaklah tercabik-cabik oleh sekelompok orang untuk mengejar kekuasaan. Kota dan rakyat DKI Jakarta akan mewujudkannya dalam pilkada serentak tahun 2017 nanti. Menang-kalah dalam demokrasi itu sangat biasa dan lumrah. Mari kita ciptakan pesta rakyat yang berkualitas agar bisa memilih pasangan calon yang benar-benar mau mewujudkan Jakarta yang maju, modern, sejahtera dan tetap mempertahankan jati diri kearifan lokal dalam kebhinekaan. Kebhinekaan menjadi warna bunga yang indah di taman NKRI.

Bagi ketiga pasangan calon, selamat berjuang, berkontestasi dan harus tetap mengusung demokrasi damai tanpa tidakan kekerasan apalagi anarkhis.

Selamat berpesta Rakyat Jakarta!

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun