Komunikasi adalah kunci keharmonisan sebuah keluarga. Albert mempercayai prinsip itu. Tak heran ia selalu menyempatkan waktunya untuk Chelsea. Sepadat apa pun jadwal pekerjaannya di rumah sakit, ia memastikan dirinya selalu ada di sisi putri tunggalnya.
Sarapan bersama. Satu dari beberapa aktivitas rutin yang mereka lakukan. Albert sendiri yang membuatkan sandwich dan susu coklat untuk Chelsea.
“Gimana sandwich buatan Ayah? Enak?” tanya Albert. Mengamati ekspresi wajah putri cantiknya.
Chelsea mengacungkan kedua ibu jarinya. “Enak banget. Chelsea suka.”
Albert tersenyum. Lembut mengacak rambut Chelsea. Gadis kecil itu balas tersenyum. Manis. Menawan. Seperti senyum ayahnya.
Usai sarapan, keduanya beranjak ke garasi. Albert menstarter BMW 320i Sport-nya. Saatnya mengantar Chelsea ke sekolah.
Perjalanan cukup lancar karena ruas-ruas jalan raya masih sepi. Masuk Tol Pasteur, menyusuri ruas jalan tol menuju Padalarang. Al Irsyad Satya Islamic School berada di Kota Baru Parahyangan. Jaraknya lumayan jauh dari rumah mereka yang berlokasi di Sukajadi. Sepanjang perjalanan, ayah dan anak itu menyetel lagu. Bernyanyi bersama.
Mereka benar-benar menikmati perjalanan. Nyaris saja mereka tak sadar saat mereka tiba di sekolah. Albert mengantarkan Chelsea ke depan kelas. Disambuti tatapan kagum bercampur iri dari anak-anak lainnya. Bukan rahasia lagi jika dr. Arif Albert, ayah Chelsea, jadi idola murid serta guru perempuan karena ketampanan dan kebaikan hatinya.
“Ayah nanti jemput Chelsea, kan?” tanya Chelsea.
“Iya, Sayang.” Jawab Albert, membetulkan posisi tas sekolah di punggung Chelsea.
“Chelsea harus latihan di Carolina Modeling School...”