Mohon tunggu...
Lara Aristya
Lara Aristya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ayo Cegah Resistensi Antibiotik!

4 September 2017   04:57 Diperbarui: 4 September 2017   05:03 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Antimikroba merupakan agen yang dapat membunuh mikrooganisme atau menghentikan pertumbuhan dari mikroorganisme. Salah satu jenis dari antimikroba yang sering digunakan adalah antibiotik atau antibakterial, yaitu jenis antimikroba dengan bakteri sebagai target spesifiknya. Penggunaan antibiotik masih menjadi perhatian oleh para tenaga kerja di bidang kesehatan, baik dokter, kesehatan masyarakat, farmasi, maupun bidang kesehatan lainnya. Bahkan, pemerintah dan pembuat kebijakan lain telah sadar akan pentingnya masalah penggunaan antibiotik ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga dalam lingkup dunia.

Antibiotik merupakan obat yang secara umum aman untuk dikonsumsi dan sangat bermanfaat, tetapi dapat menjadi berbahaya bila digunakan dengan tidak benar.1Antibiotik dapat memiliki efek samping berupa reaksi alergi dan diare. Lebih jauh lagi, penggunaan antibiotik yang salah dapat menyebabkan resistensi. Resistensi antibiotik terjadi ketika ada perubahan pada bakteri yang mengurangi keefektifan obat, bahan kimia, atau agen lain yang berfungsi untuk mencegah atau menyembuhkan infeksi.2 Antibiotik kehilangan kemampuan untuk dapat mengontrol pertumbuhan atau membunuh bakteri, sehingga bakteri dapat selamat dan melanjutkan pertumbuhannya yang semakin berbahaya.1

Resistensi antibiotik dapat timbul akibat penggunaan antibiotik yang tidak sesuai. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai tersebut, antara lain penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang terlalu lama, penggunaan jenis antibiotik yang tidak sesuai dengan jenis bakteri penginfeksi, atau penggunaan antibiotik tanpa ada infeksi bakteri. 

Resistensi ini terjadi karena bakteri telah "mengenali" dan membuat "pertahanan diri" terhadap antibiotik yang sering masuk ke dalam tubuh.1 Salah satu kesalahan yang terjadi dalam penggunaan antibiotik adalah penggunaannya dalam mengatasi infeksi virus. Antibiotik tidak efektif dalam mengatasi infeksi virus, seperti flu, kebanyakan kasus batuk, banyak kasus radang tenggorokan, dan demam dengan waktu kurang dari tiga hari. Penggunaan antibiotik pada infeksi virus tidak akan menyembuhkan infeksi, tidak menjaga individu lain dari penularan infeksi, tidak membuat pasien merasa lebih baik, dapat menyebabkan efek yang berbahaya, dan berkontribusi dalam perkembangan resistensi antibiotik.3

Masyarakat masih belum memiliki pengetahuan yang cukup terkait penggunaan antibiotik yang benar. Bahkan, tidak jarang pula tenaga kesehatan tidak tepat dalam meresepkan antibiotik pada pasien karena kesalahan diagnosis.4 Antibiotik masih menjadi salah satu penyebab pasien masuk ke bagian kegawatdaruratan di rumah sakit akibat efek samping obat pada anak di bawah usia delapan belas tahun.1 Apabila hal ini terus berlanjut tanpa ada tindak lanjut, masalah resistensi antibiotik akan terus meningkat hingga ke level yang sangat berbahaya. Hal ini dapat berujung pada masalah yang serius, yaitu tidak adanya lagi mekanisme untuk menangani masalah penyakit infeksi, yang menyebabkan semakin berkembangnya penyakit-penyakit infeksi di dunia dan lamanya penyembuhan pasien akibat infeksi. Tanpa aksi yang penting dan mendesak, infeksi yang sangat ringan saja dapat berujung pada kematian. Selain dampak bagi kesehatan, hal ini juga akan berdampak pada peningkatan beban ekonomi karena biaya pengobatan yang mahal dan terlalu lama akibat sulitnya proses penyembuhan pasien.4

Dalam menanggapi isu ini, World Health Organization(WHO) dan U.S. Food and Drug Administration(FDA) mengambil langkah-langkah sebagai berikut. FDA melakukan upaya aktivitas berupa pengaturan pelabelan mengenai penggunaan antibiotik yang tepat, bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, dan mendorong perkembangan penemuan antibiotik baru.3WHO mencanangkan "global action plan on antimicrobial resistance"melalui lima tujuan strategis, antara lain meningkatkan pehamanan dan kesadaran terkait resistensi antibiotik, menguatkan surveilans dan penelitian, mengurangi insidensi infeksi, mengoptimalisasi penggunaan antibiotik, dan memastikan investasi berkelanjutan dalam menangani resistensi antibiotik.4

Oleh karena itu, diperlukan tindakan yang serius untuk mencegah dan mengontrol resistensi antibotik. Tindakan ini dapat dilakukan oleh individu, pemerintah atau pembuat kebijakan, tenaga kesehatan, dan sektor lain seperti industri kesehatan. Seluruh komponen masyarkat harus bersama-sama bertindak dalam mencegah resistensi antibiotik ini. Sebagai bagian dari masyarakat, tindakan yang dapat dilakukan dalam pencegahan resistensi antibiotik, antara lain:

  • Mengenali gejala-gejala penyakit sebelum terlambat
  • Hanya menggunakan antibiotik bila diresepkan oleh dokter
  • Jangan minta untuk diberikan antibiotik bila dokter menyatakan tidak dibutuhkan
  • Selalu mengikuti saran dokter dalam penggunaan antibiotik
  • Jangan berbagi atau menyisakan antibiotik
  • Mencegah infeksi dengan melakukan kebiasaan yang menjunjung tinggi kesehatan, antara lain teratur dalam mencuci tangan, menyiapkan makanan higenis untuk mencegah penularan infeksi melalui makanan, menjaga kebersihan air bersih, mencegah kontak dengan orang sakit, rutin vaksinasi sesuai kebutuhan, dan berhubungan seksual secara aman1,4

Selain itu, sebagai masyarakat yang peduli, masyarakat dapat turut serta dalam kampanye "World Antibiotic Awareness Week"yang dilakukan sebagai respon terhadap tujuan strategis WHO yang pertama. Kampanye tersebut dilakukan setiap bulan November selama satu minggu dengan tema "Antibiotic: handle with care". Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong tindakan yang terbaik dari masyarakat, pekerja kesehatan, dokter hewan, petani, produsen makanan, dan pembuat kebijakan untuk menghindari bahaya dan penyebaran resistensi antibiotik lebih lanjut. Tahun ini, kampanye akan diadakan tanggal 13-19 November 2017.5

Pencegahan terhadap resistensi antibiotik harus dimulai sekarang. Masalah resistensi antibiotik merupakan masalah yang serius dan tidak boleh dianggap enteng. Sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang peduli, mari kita bantu junjung tinggi kesehatan dengan mencegah resistensi antibiotik!

Referensi:

1. Centers for Disease Control and Prevention. Get smart about antibiotics [Internet]. 2015 [cited 2017 Sep 1]. Available at: http://www.cdc.gov/getsmart/community/about/antibiotic-resistance-faqs.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun